Mohon tunggu...
Maharani Isnaini
Maharani Isnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penyuka series genre romantis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Serba-serbi Monkeypox, Penyakit Viral Dikalangan Penyuka Sesama Jenis

30 Mei 2022   17:29 Diperbarui: 30 Mei 2022   23:28 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monkeypox adalah salah satu penyakit yang sedang banyak dibicarakan saat ini. Sekarang wabah ini sudah tercatat terdapat 92 kasus terkonfirmasi yang menyebar ke 12 negara. 

Menurut data WHO (World ealth Organization) ke-12 negara tersebut diantaranya Autralia Belgia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat. Jadi sebenarnya penyakit apakah Monkeypox ini? Bagaimana penularannya serta pencegahan penyakit tersebut? Dan apa hubungannya dengan golongan penyuka sesama jenis?

Berdasarkan laman WHO, Monkeypox ini pertama kali ditemukan pada monyet di laboratorium Denmark pada tahun 1958, oleh karena itu penyakit ini disebut dengan penyakit cacar monyet. 

Pada awalnya penyakit ini menyebar ke kalangan hewan terutama monyet dan hewan pengerat (rodent) yang kemudian pada tahun 1970 ditemukan kasus Monkeypox pada manusia. Penyakit Monkeypox tersebut ditemukan pada seorang anak di Republik Demokratik, Kongo.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Monkeypox, genus Orthopoxvirus, dan famili dari Poxviridae. Orthopoxvirus ini juga termasuk virus variola yang merupakan penyebab cacar Smallpox dan virus vaccinia yang digunakan untuk vaksin cacar Smallpox. 

Secara umum, virus ini memiliki 2 clade dengan presentasi dampak yang berbeda, yakni clade Afrika Barat dengan potensi yang lebih ringan serta presentase kematian sebesar 3,6%, dan clade Kongo Basin yang berpotensi cukup tinggi dengan presentase kematian sebesar 10,6%. 

Virus ini dapat ditularkan melalui kontak erat dengan penderita penyakit Monkeypox, seperti melalui lendir tubuh, droplet, serta cairan tubuh. 

Selain itu, memakan daging hewan yang terkontaminasi virus ini tanpa adanya proses pemasakan terlebih dahulu dapat beresiko tertular penyakit ini. 

Orang yang melakukan hubungan badan dengan sesama jenis, terutama laki-laki dengan laki-laki juga dapat meningkatkan resiko penularan penyakit Monkeypox ini. Hal tersebut dapat terjadi melalui cairan yang keluar saat melakukan hubungan seksual dan berpotensi terinfeksi penyakit ini. Orang yang melakukan hubungan sesama jenis yang memiliki potensi penularan penyakit Monkeypox ini umumnya pada range umur 30-50 tahun. 

Manifestasi klinis yang ditimbulkan diantaranya adalah cacar, deman dan gejala flu, malaise, sakit punggung, sakit kepala, serta ruam pada tangan dan tubuh. Masa inkubasi dari pada saat terinfeksi hingga timbulnya gejala berkisar 6-16 hari, dan kemungkinan dapat memiliki rentan waktu yang lebih lama yakni antara 5-21 hari. 

Gejala awal yang ditimbulkan adalah demam tinggi yang dapat mencapai 48,5C, disertai sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri pada otot dan punggung (Mialgia), serta tubuh terasa lemat. 

Pada fase erupsi dimana pada hari 1-3 setelah timbul gejala awal (fase prodromal) akan timbul ruam pada wajah dan akan menyebar keseluruh tubuh. 

Ruam ini tidak terasa gatal namun terasa nyeri, dan lama-kelamaan ruam tersebut akan berisi nanah. Dapat membutuhkan waktu sekitar 3 minggu agar ruam tersebut dapat mengering dan rontok dengan sendirinya.

Pada saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk mengobati penyakit Monkeypox ini, namun infeksinya dapat sembuh sendriri terutama pada orang yang memiliki kekebalan tubuh yang tinggi. Penyakit ini dapat menimbulkan dampak yang cukup rentan pada kalangan anak-anak, wanita hamil, dan orang yang tidak memiliki kekebalan tubuh yang kuat.

Yang dapat dilakukan untuk mencegah agar tidak terinfeksi penyakit ini adalah selalu menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih atau dengan handsanitizer, menghindari kontak langsung dengan penderita, tidak mengonsumsi makanan mentah atau yang tidak di masak secara sempurna, serta menghindari hubungan seksual sesama jenis.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut maka kita akan terlindungi dari penyebaran penyakit Monkeypox ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun