Mohon tunggu...
Maharani DelphineDwi
Maharani DelphineDwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Let me live, love, and say it well in good sentences.

Welcome to this small page of mine. enjoy what you can, while you can.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cult and Cultism - Extremely Devoted to You

3 April 2022   20:38 Diperbarui: 3 April 2022   21:34 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I.1.      Latar Belakang Fenomena 

Pada tahun 2019, Sebuah film berjudul Midsommar sempat menghebohkan dunia maya karena cerita hingga topik yang diangkat sangatlah menarik dan mencengangkan. Film ini menceritakan cerita fiksi mengenai seorang perempuan, kekasihnya dan teman-temannya bergabung dalam sebuah cult atau sekte, yang merupakan kelompok religius ekstrem. Film ini menggambarkan proses dari perjalanan karakter utama menjadi bagian dari sekte tersebut serta dinamika emosi yang dia rasakan selama dia menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Film ini memberikan gambaran yang sangat detail mengenai dedikasi serta kehidupan ekstrem dari anggota-anggota sebuah sekte yang membuat penontonnya merasa terkoyak secara psikologis. meskipun film ini esensinya menceritakan dinamika emosi dari seorang wanita yang berusaha keluar dari hubungan yang tidak sehat, daya tarik utama dari film ini tetaplah sektenya. midsommar bukanlah film pertama yang mengangkat sekte dalam ceritanya. Sekte sendiri telah ada di tengah masyarakat selama beberapa dekade.

Sekte sendiri merupakan kelompok religius ekstrem, yang biasanya identik dengan dedikasi ekstrem pengikutnya terhadap budaya dan pemimpin religiusnya. Sekte sendiri tentunya berbeda dengan agama, sekte memiliki kepercayaan yang ekstrem, mempratekkan ritual yang abnormal, dan mereka tidak berbaur dengan masyarakat yang ada. istilah cult atau sendiri pertama dipopulerkan di Amerika Serikat pada tahun 1970-an, dimana salah satu pergerakan bernama People’s Temple menarik banyak pengikut dibawah pimpinan seorang pria bernama Jim Jones.

Jim Jones memposisikan dirinya sebagai figur layaknya Tuhan dan memberikan ceramah serta pidato yang influential. Setelah merekrut lebih dari 3,000 anggota, Jim Jones mengajak anggotanya untuk pindah ke sebuah daerah baru dimana mereka membangun kota mereka sendiri. Seluruh anggotanya pun mengikutinya dan di kota tersebut, Jones mengajak anggotanya untuk bunuh diri bersama dengan meminum racun sehingga mereka semua dapat bertemu di tempat yang lebih baik. Akhirnya terjadilah Jonestown Massacare, dimana 3,000 lebih anggota People’s Temple meninggal dunia secara bersamaan dengan membunuh diri mereka menggunakan racun.

People’s Temple hanyalah satu dari sekian banyak sekte yang pernah berdiri di dunia. Di negara yang sama, AS, terdapat sekte bernama Osho yang merupakan sekte asal India yang berhasil memindahkan 10,000 anggotanya ke AS dan berhasil memiliki 200,000 anggota di seluruh dunia. Sekte ini terkenal akan ritual seks untuk aktualisasi diri. Sekte ini didokumentasikan dinamikanya pada serial Netflix berjudul Wild Wild Country. Di Korea Selatan terdapat sebuah pergerakan denominasi gereja yang disebut sekte oleh gereja umum di Korea Selatan bernama Shincheonji Church of Jesus dengan lebih dari 300,000 anggota. Sekte ini berfokus pada dedikasi anggotanya pada pemimpinnya bernama Lee Man-hee. Indonesia sendiri pernah terdapat sebuah sekte bernama Lia Eden dimana pemimpinnya, Lia Aminudin, mengaku sebagai Reinkarnasi dari Bunda Maria. Dia mengatakan bahwa akhir jaman akan terjadi dimana UFO akan datang dan menjemput dia beserta pengikutnya ke surga.

Sekte sendiri telah memakan banyak korban, baik korban jiwa maupun korban mereka yang trauma karena telah dieksploitasi dan dimanipulasi oleh pemimpinnya. Selain itu, pergerakan ini juga sudah membawa kerugian bagi mereka yang pernah menjadi bagian dari sekte. Pertanyaanya adalah, kenapa masih ada mereka yang masih terjerumus pada pergerakan ini dan bagaimana seseorang bisa masuk ke dalamnya ?

I.2.      Analisa Fenomena

I.2.1.    Definisi Sekte atau Cult – Apa itu Sekte atau Cult ?

Istilah cult sendiri didefinisikan oleh Cambridge Dictionary sebagai sebuah kelompok religius, yang seringkali tinggal bersama, yang dimana kepercayaannnya dianggap ekstrem atau aneh oleh orang awam. Secara lebih detail, cult dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem atau kelompok dari orang-orang yang mempraktekan pengabdian berlebihan pada sebuah figur, objek, atau sistem kepercayaan, yang biasanya diikuti dengan seorang pemimpin karismatik.

Saat ini, istilah cult berkembang menjadi pergerakan keagamaan baru (New Religious Movement). Hal ini dikarenakan banyak sekte yang mempresentasikan dirinya sebagai bentuk baru dari sebuah agama yang sudah ada. salah satu aspek penting yang menjadikan mereka sekte adalah ketika mereka memiliki satu figur pemimpin yang diikuti oleh anggotanya tanpa mempertanyakan pemimpin tersebut dan kepemimpinannya. Pemimpinnya biasanya akan menyebarkan doktrin, sistem kepercayaan atau ideologi. Anggotanya akan berkomitmen pada hal tersebut,sampai-sampai mereka akan mudah dipersuasi untuk melakukan tindakan tidak etis dan/atau ilegal yang telah dijustifikasi oleh pemimpinnya.

I.2.2.    Sekte atau Cult Dari Sudut Pandang Psikologi

Tindakan atau aspek psikologis yang paling sering dan kuat dilakukan dari sekte adalah pengaruh sosial, mulai dari perekrutan anggota hingga mempertahankan anggota sekte tersebut. Pengaruh sosial inilah yang menjadikan sekte kuat dan berkembang. Pengaruh sosial pun diikuti dengan kontrol dan manipulasi.

Dalam perekrutan anggota sekte, anggota sekte seringkali mengincar individu yang berada dalam kondisi rapuh, atau sedang ditengah pergantian situasi hidup yang signifikan seperti kehilangan pekerjaan, kegagalan dalam karir, meninggalnya orang terdekat dan lain sebagainya. (Singer, 1996). Mereka akan menjadi lebih mudah untuk dipengaruhi dan melihat tawaran sebagai jalan keluar dari masalah hidup mereka. (Ross, 2014) Rekruter juga umumnya membuat mereka memutuskan dalam waktu cepat dengan hasil yang sangat menjanjikan. Tahap ini merupakan salah satu bentuk persuasi yang dilakukan oleh anggota sekte.

Ketika mereka menunjukkan ketertarikan untuk bergabung, hal selanjutnya yang pemimpin dan kelompoknya lakukan adalah indoktrinasi intensif. Indoktrinasi intensif atau intensive indoctrination merupakan proses yang dilakukan individu untuk menjadi anggota kelompok ekstrem dan menerima kepercayaan serta aturan dari kelompok tanpa mempertanyakannya serta disertai dengan komitmen tinggi (Baron, 2009). Berikut adalah 4 tahap indoktrinasi intensif dari teori psikologi sosial dan bagaimana hal ini dipraktekkan dalam sekte :

  • Softening-up (tahap melunak) : anggota baru akan dijauhkan dari teman dan keluarga. Hal ini dilakukan dengan cara membawa mereka ke tempat baru serta dibuat bingung danterstimulasi secara emosional. Hal ini dilakukan untuk memisahkan anggota dari kehidupan lamanya dan menempatkan mereka di tempat dimana aturan tersebut diterima dan berlaku. Berdasarkan salah satu cerita sekte yaitu People’s Temple, hal ini dilakukan oleh Jim Jones dimana dia membawa seluruh anggotanya baik lama dan baru ke tempat baru dimana Jim Jones bisa menjadi figur otoritas disana.
  • Complience (tahap kesepakatan) : anggota baru akan diminta untuk menerima kepercayaan dan permintaan. Selain itu, anggota juga akan diminta berperan aktif sebagai anggota. Dalam sebagian besar praktik sekte, calon anggota atau anggota baru akan diajak untuk mencoba kegiatan atau aktivitas bersama kelompok dengan aktif serta diperlakukan sangat baik dengan anggota yang sudah ada/pemimpin.
  • Internalization (tahap kesepakatan) : anggota baru akan menerima dan menyetujui pandangan tersebut dan mereka akan benar-benar mempercayai pandangan yang diajarkan. Kembali lagi pada people’s temple dan sekte lainnya, anggota baru pun akan benar-benar mempercayai bahwa pemimpin merupakan figur seperti Tuhan dan ketika mereka melakukan bunuh diri secara bersamaan mereka akan bertemu di tempat yang lebih baik.
  • Consolidation (tahap konsolidasi) : merupakan tahap dimana anggota baru diperkuat keanggotaanya dengan melakukan tindakan yang berat sehingga menyulitkan mereka untuk mundur, biasanya berkaitan dengan finansial dan relasi dengan orang terdekat. Pada sekte People’s Temple, Osho dan sekte lainnya, anggota umumnya akan diminta untuk berkontribusi secara finansial untuk mendukung komunitas mereka. Selain itu, mereka diminta untuk memutuskan hubungan dengan keluarga dan teman lama sebagai bukti dedikasi mereka dan dengan alasan bahwa sekte ini merupakan keluarga baru mereka.

Hasil akhir dari indoktrinasi intensif ini adalah anggota baru menjadi bagian dari cult. Anggota baru akan menerima ajaran dan kepercayaan tanpa mempertanyakannya serta memiliki pandangan sangat negatif akan dunia luar. Metode ini merupakan pola yang seringkali dijumpai dalam sekte dan telah digunakan dalam waktu lama baik oleh pemimpinnya maupun anggotanya.

Banyak anggota yang merasa nyaman dan merasa bahwa sekte tersebut merupakan panggilan hidup mereka. Mereka mendedikasikan seluruh diri mereka, mulai dari tubuh, waktu, dan emosi untuk sekte tersebut. mereka percaya bahwa ajaran dan sistem yang ada sifatnya mutlak. Namun ada juga yang akhirnya merasa tereksploitasi, terkekang, bahkan terbodohi sehingga mereka ingin meninggalkan sekte tersebut namun seringkali gagal atau tidak mampu.

Kenapa anggota nya tidak pergi dari kelompok ? Apa yang menjadikan seseorang sangat berdedikasi dengan sektenya atau kenapa mereka tidak pergi saat tidak nyaman ? selain peer preassure, hilangnya identitas sosial lama mereka serta manipulasi yang kuat menjadi salah satu alasan kenapa sulit untuk keluar dari kelompok.

Pertama, keluar dari sekte dan kembali ke masyarakat menandakan bahwa mereka harus memulai hidup mereka dari awal. Anggota sekte umumnya telah memberikan segalanya pada kelompoknya dan tidak memiliki apapun. Mereka yang telah bertahun-tahun menjadi anggota telah memutus kontak dengan dunia luar untuk waktu lama sehingga akan sulit untuk mengembalikan kehidupan lama mereka. Alasan lain yang kuat adalah hilangnya identitas sosial dan ketergantungan akan sektenya. karena identitas sosial lama (keluarga, jabatan, pertemanan, komunitas) sudah hilang maka jika seseorang keluar dari sekte ibarat sudah tidak memiliki identitas.

Masih banyak pembahasan psikologis yang bisa ditelaah dari fenomena ini, namun aspek – aspek terpenting yang perlu diketahui mengenai fenomena ini adalah bagaimana sekte merupakan kelompok kepercayaan ekstrem yang melakukan persuasi, indoktrinasi intensif serta pembentukan identitas sosial dengan cara yang intensif. Fenomena ini telah berusaha dipelajari oleh banyak ahli psikologi dan sosiologi. Kelompok ini telah membuktikan bahwa manipulasi dan pengaruh sosial dapat membuat manusia melakukan banyak hal yang di luar batas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun