Mohon tunggu...
Maharani Ayundhias
Maharani Ayundhias Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia program studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yuk, Kenalan dengan Eustress, Si Stres yang Baik!

13 Desember 2023   20:10 Diperbarui: 13 Desember 2023   20:38 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Maharani Ayundhias dan Zahratunnisa

Tahu nggak, sih stres itu bisa bermanfaat, lho!

Stres umumnya dianggap sebagai suatu hal yang negatif karena memberikan dampak yang buruk bagi kondisi mental maupun fisik seseorang. Kerap kali, stres mengganggu kita hingga menghambat aktivitas sehari-hari. Namun, tidak semua stres buruk, lho! Faktanya, stres itu ada yang bersifat baik. Lebih mudahnya, eustress adalah stres yang bersifat baik dan distress adalah stres yang bersifat buruk. Apa saja ya perbedaan lainnya? Apa saja manfaat eustress? Yuk, kita kenali lebih dalam! 

Distress dan Eustress? Apa bedanya?

Stres terbagi menjadi eustress dan distress. Eustress adalah respons stres positif yang melibatkan tingkat stimulasi optimal. Umumnya, disebabkan karena tugas atau pekerjaan yang menyenangkan, menantang, dan memotivasi sehingga menciptakan rasa puas. Ternyata, eustress diperlukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan, lho! Kok bisa? Bisa! Sebab, eustress mampu memberikan tantangan dan membuat seseorang termotivasi untuk mencapai tujuan. 

Ketika stres yang dialami seseorang tidak dapat dikendalikan, maka hal ini memicu distress. Distress adalah respons stres negatif berupa tuntutan, rasa kehilangan, ketegangan, dan ancaman yang menyebabkan rasa ketidaknyamanan hingga mengganggu kesehatan mental dan fisik seseorang. Gejala fisiologis dan perilaku yang disebabkan oleh distress dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan laju pernapasan, makan berlebihan atau kehilangan nafsu makan, mengonsumsi alkohol, dan merokok. 

Sumber: Venkatesh, B. and Ram, N. (2015)
Sumber: Venkatesh, B. and Ram, N. (2015)

Yuk, Mengenal Eustress Lebih Dalam!

Setelah mengetahui perbedaan eustress dan distress, mari kita kenali eustress lebih dalam! 

Secara umum, eustress mampu menjadi indikator seseorang berada di keadaan seimbang secara psikologis dan berada di tingkat stres yang dapat ditoleransi. Eustress berupa tuntutan mampu memberi manfaat dalam meningkatkan kesehatan fisik, menciptakan rasa semangat, dan membantu seseorang mengurangi jenis stres lainnya. Eustress mampu melepaskan endorfin yang membantu melindungi kesehatan fisik dan emosional. Pada jangka panjang, eustress mampu membantu meningkatkan keseimbangan emosional, kepercayaan diri, dan memberikan kebahagiaan. Oleh karena itu, eustress dapat berperan dalam meminimalkan penyakit psikologis dan fisiologis. 

Wah, ternyata eustress memiliki segudang manfaat ya!

Tentu, Memiliki Manfaatnya. Namun, Bukankah Lebih Baik Jika Kita Bisa Menghindari Stres?

Faktanya, eustress memang diperlukan. Hal ini dapat dipelajari lebih lanjut melalui teori Demand-Control Model oleh Karasek (1979). Karasek menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi kondisi stres seseorang, yaitu job demand (tuntutan/tekanan pekerjaan) dan job control (kendali terhadap pekerjaan). Dua kombinasi faktor tersebut akan menghasilkan empat kelompok yang berbeda.

Sumber: Raemdonck, Gijbels and van Groen (2014)
Sumber: Raemdonck, Gijbels and van Groen (2014)

Tuntutan yang tinggi cenderung menghasilkan stres yang tinggi, tetapi jika diiringi kontrol yang tinggi akan membantu menurunkan tingkat stres. Dapat disepakati juga bahwa tuntutan/tekanan memang menjadi stressor (pemicu stres) dalam kehidupan. Tidak heran jika akan muncul opini "Wah, kalau begitu, low strain job juga baik, dong? Kan, tuntutannya rendah, stresnya paling seberapa". Namun, perlu diperhatikan bahwa jika berada dalam kelompok low strain, maka cenderung menyebabkan individu kesulitan dalam memecahkan masalah atau mengatasi tantangan dan tidak termotivasi untuk berpartisipasi dalam aktivitas apapun.

Tuntutan/tekanan memang menjadi stressor, tetapi stressor ini dapat direspons secara positif (sebagai motivasi) maupun negatif (beban). Tuntutan yang diimbangi dengan kendali akan menciptakan eustress sehingga dapat memicu emosi positif, meningkatkan kinerja, membantu seseorang bekerja dengan lebih baik, memberikan motivasi, bahkan mampu untuk mendorong individu untuk terus mengembangkan dirinya. 

Kondisi ini dapat dianalogikan seperti seseorang yang menerima vaksin. Vaksin dibuat dari mikroorganisme (stressor) yang sudah dilemahkan (kendali) dengan tujuan menciptakan kekebalan spesifik sehingga mampu bertahan terhadap infeksi penyakit tertentu. Mereka yang tidak menerima vaksin, cenderung lebih rentan terkena penyakit dan berpotensi menerima dampak yang lebih berat. Hal ini juga berlaku pada manusia dimana tanpa motivasi yang cukup, akan sulit mencapai tujuan bahkan jika sudah disediakan sarana dan prasarana yang sesuai. Jika seseorang kurang atau bahkan tidak menerima stressor, maka bukan tidak mungkin jika dia akan mengalami penurunan motivasi atau juga disebut sebagai demotivasi. Demotivasi merupakan kondisi seseorang mengalami kurangnya minat dan antusiasme terhadap apa yang sedang dikerjakan. Hasilnya, individu akan merasa malas dan tidak optimal dalam mengerjakan sesuatu sehingga berdampak pada kualitas pekerjaannya dan produktivitas secara keseluruhan. Oleh karena itu, dalam hidup, kita tetap membutuhkan stressor sehingga kita akan lebih termotivasi dalam mencapai tujuan yang tentunya diimbangi dengan kontrol tinggi dalam diri sehingga dapat mengurangi kemungkinan demotivasi terjadi!

Jadi, Bagaimana?

Stres memang seperti pedang bermata dua, dapat memengaruhi individu secara positif maupun negatif, dimana orang dapat memiliki respons yang berbeda terhadap stressor. Hans Selye, pencetus istilah stres, menyatakan bahwa "Stres bukanlah apa yang terjadi pada Anda, tapi bagaimana Anda bereaksi terhadapnya". Terlepas dari hal tersebut, stres juga merupakan sesuatu yang sejatinya diperlukan dalam kehidupan asalkan diikuti dengan jumlah yang tidak berlebih dan kendali diri yang baik. Oleh karena itu, stres bukan selalu sesuatu yang negatif. Penting untuk memahami perbedaan antara eustress dan distress serta bagaimana mengelolanya agar bisa mengambil manfaat dari eustress terhadap produktivitas serta menghindari berbagai dampak negatif, salah satunya yaitu demotivasi.

Referensi

1.2 CTE distress: Distress vs eustress (no date) CRITICAL THINKING EXERCISES. Available at: https://www.apa.org/ed/precollege/topss/lessons/activities/critical-thinking-exercise-distress-eustress.pdf (Accessed: 13 December 2023). 

Anjum, A., Zhao, Y. and Faraz, N. (2023) 'An Empirical Study Analyzing the Moderating Effect of Supervisor Support and Mediating Effect of Presenteeism among Eustress, Distress, and Innovative Behavior', Behavioral Sciences, 13(3), p. 219. Available at: https://doi.org/10.3390/BS13030219/S1.

BienertovaVasku, J., Lenart, P. and Scheringer, M. (2020) 'Eustress and distress: Neither good nor bad, but rather the same?', BioEssays, 42(7). doi:10.1002/bies.201900238. 

Blaug, R., Kenyon, A.M. and Lekhi, R. (2007) Stress at work: A report prepared for the Work Foundation's principal partners. London: Work Foundation. 

Cambridge Dictionary (2023) DEMOTIVATION | English meaning - Cambridge Dictionary. Available at: https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/demotivation (Accessed: 13 December 2023).

Freepik (no date) Stress Vectors & Illustrations for Free Download. Available at: https://www.freepik.com/vectors/stress (Accessed: 13 December 2023).

Gameiro, M., Chambel, M.J. and Carvalho, V.S. (2020) 'A Person-Centered Approach to the Job Demands--Control Model: A Multifunctioning Test of Addictive and Buffer Hypotheses to Explain Burnout', International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(23), pp. 1--14. Available at: https://doi.org/10.3390/IJERPH17238871.

Ibrahim, R.Z.A.R. and Ohtsuka, K. (2012) 'Review of the Job Demand-Control and Job Demand-Control-Support models: Elusive moderating predictor effects and cultural implications'.

Karasek, R.A. (1979) 'Job Demands, Job Decision Latitude, and Mental Strain: Implications for Job Redesign', Administrative Science Quarterly, 24(2), p. 285. Available at: https://doi.org/10.2307/2392498.

Kupriyanov, R. and Zhdanov, R. (2014) 'The Eustress Concept: Problems and Outlooks', World Journal of Medical Sciences, 11(2), pp. 179--185. doi:https://10.5829/idosi.wjms.2014.11.2.8433. 

Raemdonck, I., Gijbels, D. and van Groen, W. (2014) 'The influence of job characteristics and self-directed learning orientation on workplace learning', International Journal of Training and Development, 18(3), pp. 188--203. Available at: https://doi.org/10.1111/IJTD.12028.

Ren, X. and Abhakorn, J. (2022) 'The psychological and cognitive factors causing college students' demotivation to learn English in China', Frontiers in Psychology, 13, p. 890459. Available at: https://doi.org/10.3389/FPSYG.2022.890459/BIBTEX.

SIVASUBRAMANIAN, S. (2016) 'Eustress Vs Distress-A Review', RET Academy for International Journals of Multidisciplinary Research (RAIJMR), 4(5). 

Tummers, L.G. and Bakker, A.B. (2021) 'Leadership and Job Demands-Resources Theory: A Systematic Review', Frontiers in Psychology, 12, p. 722080. Available at: https://doi.org/10.3389/FPSYG.2021.722080/FULL.

Um-e-Rubbab et al. (2021) 'Impact of thriving at work on eustress and distress: career growth as mediator', European Journal of Training and Development, 46(1--2), pp. 178--193. Available at: https://doi.org/10.1108/EJTD-08-2020-0130.

Venkatesh, B. and Ram, N. (2015) 'EUSTRESS: A UNIQUE DIMENSION TO STRESS MANAGEMENT', Voice of Research, 4(2). 

Zeinolabedini, M. et al. (2022) 'Original research: Perceived job demands: a qualitative study of workplace stress in the Iranian healthcare workers (HCWs)', BMJ Open, 12(11), p. 61925. Available at: https://doi.org/10.1136/BMJOPEN-2022-061925.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun