Pemandian Air Panas Bukik Kili memiliki lokasi di Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Â Untuk bisa mencapai lokasi pemandian air panas ini, memang sangatlah mudah.
Lokasi ini bisa kita akses dengan mudah dengan menggunakan transportasi umum karena memang lokasi gerbangnya berada di tepi jalan raya.Â
Setelah masuk ke gerbang, atau gapura yang dihuni dua hingga tiga orang petugas yang memberi karcis masuk dan menerima uang restribusi sebesar Rp 2.000,- perorang sebagai tanda masuk kawasan pemandian air panas Bukit Kili.
Selanjutnya pengunjung dapat masuk ke lokasi pemandian yang berjarak 200 meter dari gerbang. Sampai di depan Mesjid Al-Ikhwan, pengunjung akan dihadapkan pada dua tikungan jalan, sebelah kiri menuju kolam pemandian laki-laki dan sebelah kanan meuju kolam pemandian wanita.Â
Lokasi pemandian air panas yang berada di lokasi yang aman dan juga nyaman untuk kita gunakan berendam. Suhu air panas disini biasanya selalu stabil dan tidak terlalu panas. Jadi, akan cocok untuk kita gunakan berendam walaupun kita berendam dan berenang dalam waktu yang lama sekalipun.
Pada hari biasa suhu airnya 42 derajat C, khusus hari Selasa dan Sabtu suhu air meningkat sampai 45 derajat C. Pernyataan ini dikuatkan oleh masyarakat setempat, bahwa pada dua hari demikian memang suhunya agak meningkat.
Selain memiliki kolam pemandian laki-laki dan wanita yang terpisah, pemandian air panas Bukit Kili juga memiliki penginapan dengan jumlah kamar sebanyak 13 kamar dengan kapasitas sebanyak 26 orang. Bagi yang jauh dari lokasi dan ingin berendam dini hari, ada baiknya memaafkan penginapan yang harganya terjangkau ini.
Air panas tersebut berasal dari dalam perut Gunung Talang yang terdapat di Kabupaten Solok, yang memiliki debit air yang jumlahnya relatif besar.Â
Pemandian ini juga memiliki kadar belerang yang sangat banyak dan begitu dominan yang membuat suhu air tersebut menjadi panas. Air panas disini kabarnya juga bisa untuk mencegah berbagai macam penyakit kulit seperti panu, kadas, dan lain sebagainya.
Saat itu, lima tahun lalu, kami sekeluarga berencana untuk pergi mendatangi acara dari sepupu saya yang akan menikah. Namun, sebelum mendatangi rumahnya, kami pergi ke pemandian air panas terlebih dahulu karena ingin jalan-jalan yang kebetulan saat itu sedang libur semester.Â
Kami mempersiapkan semua perlengkapan dan beberapa makanan. Setelah itu kami segera berangkat dari rumah saya, Kepala Hilalang, menuju Solok dari pukul 10 malam dan kami sampai di sana pukul 1 malam.
Saat sampai di tempat tujuan, kami menghirup udara segar dan sedikit kedinginan karena tidak terbiasa dengan suhunya. Kami menurunkan semua barang-barang yang tadi dibawa dan membawanya.Â
Selesai membayar uang masuk, kami semua segera memasuki area kolam yang terpisah dengan laki-laki. Saya mencelupkan kaki saya dari tepi kolam sambil duduk, untuk membiasakan tubuh dengan suhu di kolam.
Setelah terbiasa dengan suhunya, kami satu persatu mulai memasuki kolam. Rasa panas menyengat ke dalam tubuh pun mulai terasa. Awalnya sedikit perih, lama kelamaan mulai terbiasa rasanya.Â
Saya mendekati air mancur kecil di tepi kolam dan berdiri di bawahnya. Punggung saya terasa terpijat oleh air hangat yang keluar dari pancuran itu.Â
Sekitar setengah jam kami sudah menghabiskan waktu di kolam ini, akhirnya kami satu persatu mulai naik dan mandi membersihkan diri.
Kami mandi dan berganti baju di salah satu kamar mandi yang disediakan di dekat kolam. Saya pikir airnya akan hangat juga, ternyata airnya dingin dan saya sampai menggigil setelahnya.Â
Selesai mandi, kami semua makan di dekat warung yang ada di sana dan memesan teh panas untuk menghangatkan tubuh kembali. Setelah semuanya selesai, kami semua kembali berangkat menuju Batusangkar untuk pergi ke pesta pernikahan dari kakak sepupu saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H