Lewy body dementia (LBD) adalah jenis demensia progresif yang mengarah pada penurunan fungsi berpikir, bernalar dan independen karena deposit mikroskopis abnormal yang merusak sel-sel otak seiring berjalannya waktu. Lewy body dementia (LBD) mengalami gejala gerakan, seperti postur membungkuk, otot kaku, berjalan terseret dan kesulitan memulai gerakan.
Frontotemporal Dementia
Demensia frontotemporal (Frontotemporal dementia) menyangkut kerusakan yang berangsur-angsur pada bagian depan (frontal). Gejala-gejalanya sering muncul ketika orang berusia 50-an, 60-an dan kadang-kadang lebih awal dari itu. Ada dua tampilan utama dari demensia frontotemporal -- frontal (menyangkut gejala-gejala dalam kelakuan dan perubahan kepribadian) dan temporal (menyangkut gangguan pada kemampuan berbahasa).
Behavioral Variant Dementia
Dementia frontotemporal-varian perilaku kadang-kadang disebut sebagai penyakit Pick. Gejala yang paling umum dari bvFTD adalah tantangan perilaku atau emosional , termasuk makan berlebihan secara kompulsif, memiliki sikap yang terpisah secara emosional, membuat tanggapan yang tidak pantas secara sosial, dan menampilkan percakapan dan tindakan hiperseksual , dan keegoisan.
Primary Progressive Aphasia
Primary Progressive Aphasia muncul dengan gangguan signifikan dan penurunan fungsi bahasa. Disfungsi bahasa seperti paraphasias, agrammatisme, atau kesalahan urutan fonologis yang muncul pada awal Primary Progressive Aphasia, biasanya tidak terlihat pada pasien dengan Alzheimer Disease sampai perjalanan penyakit berlanjut.
Â
Kecemasan dan depresi keduanya berkorelasi dengan fungsi kognitif yang lebih buruk pada lanjut usia dan sangat lazim pada penderita demensia. Kecemasan dan depresi tidak mempengaruhi kemampuan kognitif dengan cara yang sama dan sering kali muncul berbeda dari demensia. Depresi berkaitan dengan peningkatan resiko penurunan kognitif pada lanjut usia.Â
Peningkatan tingkat kecemasan pada orang lanjut usia dapat menyebabkan fungsi kognitif yang semakin buruk. Menurut Gulpers, dkk. (2016) Gejala kecemasan memprediksi kejadian gangguan kognitif dan demensia, terutama pada mereka yang berusia di atas 80 tahun. Hal ini berpengaruh pada defisit kognitif, termasuk perhatian, kecepatan pemrosesan, memori, dan kontrol kognitif. Salah satu cara pencegahannya yaitu dengan adanya kontrol kognitif yang mengacu pada proses yang integral bagi seorang individu untuk mempertahankan dan beralih tujuan (Miller, 2000). Aspek perhatian, memori kerja, dan kemampuan penghambatan adalah semua komponen penting dari kontrol kognitif, yang memungkinkan individu untuk mengalihkan perhatian mereka, beradaptasi dengan keadaan mereka, dan menggunakan fleksibilitas mental. Contoh alat umum untuk menilai kontrol kognitif adalah Tugas Stroop.
Kecemasan dan depresi mungkin memiliki profil kognitif yang bervariasi. Orang lanjut usia dengan gangguan depresi Generalized Anxiety Disorder (GAD) dan Major Depressive Disorder (MDD) keduanya menunjukkan defisit dalam ingatan setelah penuaan, kelompok GAD biasanya menunjukkan memori langsung yang jauh lebih buruk. Sedangkan, kecemasan dan gejala depresi yang terjadi bersamaan pada orang lanjut usia memiliki efek dosis pada kognisi, mempercepat penurunan kognitif dan fungsional.