Mohon tunggu...
Maharajni Budiman
Maharajni Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

saya menyukai konten yang berbau musik, psikologi, dan entertainment.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Neuropsikologi pada Lanjut Usia

22 Juni 2022   20:09 Diperbarui: 22 Juni 2022   20:15 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak asing lagi ketika kita melihat perubahan pada orangtua yang memasuki usia 50 ke atas.  Terdapat beberapa perubahan yang menurut kita wajar karena sudah memasuki usia tua. Perubahan-perubahan tersebut merupakan sebuah proses penuaan yang disertai dengan banyak perubahan struktur otak dan juga kognitif, atau yang bisa disebut dengan perubahan neuropsikologi pada lansia. Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai perubahan kognitif yang biasa dialami oleh lansia, yaitu gangguan neurodegeneratif yang merupakan hasil dari perubahan neuropsikologi.

Teori yang dikemukakan oleh West (1996) menyatakan bahwa sebagian besar perubahan kognitif pada lansia diakibatkan oleh penurunan efisiensi lobus frontal. Fungsi-fungsi yang berkesinambungan dengan lobus frontal sangat penting dalam melakukan tugas-tugas yang sulit dan kompleks, diantaranya adalah pemecahan perhatian, memori kerja (yang menyebabkan mudah lupa), fungsi eksekutif, dan berbagai fungsi kognitif lainnya. Sehingga defisit dalam fungsi lobus frontal akan berakibat gangguan skala besar bagi domain kognitif lainnya.

Selain lobus frontal, bagian otak lain yang dipengaruhi penuaan adalah hipokampus. Hipokampus merupakan wilayah otak yang salah satu tugasnya adalah untuk menyimpan memori jangka panjang. Sehingga penurunan kualitas hipokampus pada lansia dapat menyebabkan pikun atau lupa pada beberapa peristiwa dalam hidupnya. 

Penurunan kognitif yang dialami lansia dapat didiagnosis menggunakan tes neuropsikologis seperti Montreal Cognitive Assessment, Dementia Rating Scale-2 dan Cognistat. Tes-tes tersebut dapat mendiagnosis berbagai gangguan neuropsikologi seperti diferensial penuaan kognitif, gangguan kognitif ringan (MCI), dan demensia, termasuk diagnosis banding sindrom demensia spesifik.

Perubahan kognitif pada lansia dapat dideteksi sejak dini apabila skor dari tes neuropsikologisnya dibandingkan dengan banyak data sebagai evaluasi dan dipantau terus menerus perkembangannya agar dapat ditangani sesegera mungkin untuk meminimalkan dampak yang terjadi. Jika kriteria demensia tidak terpenuhi tetapi mengalami penurunan kognitif, maka dapat dikatakan sebagai orang yang mengalami gangguan kognitif ringan. 

Banyak gangguan neuropsikologi yang dapat ditemukan di orang lanjut usia, antara lain:

  1. Alzheimer Disease

Alzheimer Disease (AD) adalah gangguan neurodegeneratif terkait usia. Gejala awal dari alzheimer adalah kesulitan mengingat, baik secara verbal maupun visual. Penyakit alzheimer sebagai sindrom klinis ditandai dengan amnesia fokal dengan gangguan kognitif yang menyertai kemampuan visuospasial, perhatian, fungsi eksekutif, penalaran abstrak, serta kemampuan bahasa dan semantik. 

  1. Vascular Dementia

Demensia vaskular adalah penurunan kognitif dan kemunduran fungsional yang disebabkan penyakit serebrovaskuler, contohnya stroke. Jika dibandingkan dengan alzheimer, penyakit ini memiliki disfungsi yang lebih besar pada gangguan memori episodik.

  1. Lewy Body Dementias

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun