Mohon tunggu...
Mahansa Sinulingga
Mahansa Sinulingga Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.

Ikuti saya di blog mahansa.wordpress.com dan Twitter @mahansa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Lebih Asyik Dengar Musik Lewat Poweramp atau Spotify?

11 Oktober 2016   18:29 Diperbarui: 13 Oktober 2016   14:35 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spotify, Lebih Gampang Mendapatkan Lagu Baru Secara Legal.| Dokumentasi pribadi

Jujur saja, saya dulunya termasuk yang suka 'mencangkul' musik dari sumber-sumber ilegal. Bukannya tidak menghargai hak cipta para musisi, tetapi kadang-kadang musik yang saya inginkan tidak tersedia di sumber-sumber resmi yang legal. Ya, apa boleh buat. Namun, kalau ada sumber resmi yang legal seperti Spotify, jelas saya akan memilih Spotify. Apalagi, musik-musik 'cangkulan' kadang kualitas suaranya jelek. Belum lagi, risiko ditipu dan ternyata mengandung virus. Walah, mending yang pasti-pasti aja dah.

Saya sangat senang ternyata sebagian besar lagu yang saya inginkan tersedia di Spotify. Bahkan, saya masih kerap menemukan lagu-lagu yang tidak disangka-sangka ternyata ada di Spotify.

Terdapat opsi gratis dan premium. Kalau mau yang gratis, playlist tidak bisa suka-suka dan setelah beberapa lagu akan diselipi iklan. Opsi premium sebenarnya tidak terlalu berat di kantong, hanya Rp 49.990 per bulan. Dibandingkan membeli CD fisik, hitung-hitung tidak sampai 1 CD per bulan. Lumayan murahlah. Apalagi, belakangan ada pilihan paket Premium Keluarga, hingga 6 akun hanya Rp 79.000 per bulan. Opsi ini dimanfaatkan mahasiswa yang kreatif dengan cara patungan dengan teman-temannya. Jadi, masing-masing hanya membayar tak sampai Rp 15.000 per bulan. Jelas sangat terjangkau.

Apa yang diperoleh dengan opsi premium? Yang pasti tidak terganggu iklan. Lalu, pengguna dapat menyusun playlist suka-suka dan mendengarkannya dengan audio kualitas tinggi. Dan, tentu saja, akses pada katalog 30 juta lagu dan tambahan sekitar 20 ribu lagu baru per hari. Contohnya, tempo hari ketika masih nunggu album baru Babymetal dirilis di iTunes, ternyata di Spotify udah nongol. Tak heran, jumlah pelanggan premium Spotify kini mencapai lebih dari 20 juta orang, atau lebih dari dua kali lipat pelanggan iTunes yang sekitar 10 juta orang.

Untuk kecepatan streaming, sejauh ini Spotify dapat diandalkan. Bahkan, dengan koneksi seluler yang tidak terlalu bagus pun, masih dapat mendengarkan musik tanpa terlalu banyak gangguan. Yang menyenangkan, bagi pelanggan premium, yaitu adanya pilihan untuk mendengarkan secara offline. Lagu dapat diunduh dulu saat terhubung dengan WiFi. Lalu, aktifkan fitur mendengarkan secara offline. Voila, Anda pun dapat menikmati musik walau tak ada koneksi internet.

Selain itu, jika membuka setting Spotify, cukup banyak pengaturan yang bisa diulik. Mulai dari normalisasi volume, sehingga semua lagu dapat dimainkan pada tingkat volume yang sama. Ada juga pilihan crossfade dan gapless untuk kenyamanan memainkan playlist. Tersedia pula equalizer dengan sejumlah pilihan preset.

Walau terus terang kualitas audionya masih kalah dibandingkan Poweramp, tetapi kelebihan-kelebihan lain dari Spotify ternyata menawarkan kemudahan dan kenyamanan dengan kualitas audio yang masih dapat diterima. Tak heran, pelan-pelan saya pun mulai lebih sering menggunakan Spotify ketimbang Poweramp.

Bagaimana dengan Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun