Seperti saya sampaikan pada tulisan pertama seri jalan-jalan ke Legoland ini, karena memesan hotel secara daring, kami dapat membeli add on berupa tiket kombo untuk dua hari dengan harga satu hari. Kali ini, saya mau cerita tentang berenang di water park Legoland.
Kami sekeluarga senang bermain air dan hampir semua water park di seputar Jabodetabek sudah kami sambangi. Sebelumnya, tidak pernah terpikir untuk bermain air di negara orang. Jeremy juga sebenarnya hanya ingin main di theme park Legoland dan terutama menginap di hotelnya. Namun, begitu tahu ada opsi kombo begini, mengapa tidak sekalian?
Theme park, water park, dan hotel Legoland berada dalam satu kawasan resor. Letaknya bersebelahan. Dengan tiket kombo, pengunjung dapat keluar masuk theme park dan water park sesuka hati. Nah, tiket yang kami punya berlaku untuk dua hari. Jadi, lebih leluasa mengatur rencana, mana yang mau dikunjungi duluan.
Kami berencana, hari pertama akan dihabiskan di theme park, karena memang ini alasan utama kami berkunjung. Baru hari kedua kami ke water park. Ternyata, putusan kami keliru. Karena, setiap Jumat dan Sabtu di water park Legoland ada acara Wave Pool Party yang berlangsung dari pukul 5 sore hingga pukul 9 malam. Normalnya, water park tutup pada pukul 6 sore. Tentunya, ikut Wave Pool Party ini kudu bayar. Namun, tamu hotel yang memegang tiket kombo dapat ikutan gratis alias tak perlu bayar lagi. Padahal, kita sudah diberitahu oleh puan resepsionis, cuma nggak benar-benar ngeh. Baru nyadar setelah balik ke Indonesia dan buka-buka lagi websitenya... Ooo, ini tho yang tempo hari diceritakan si mbak-mbak itu. So, lesson learned-nya, ketahui benar setiap produk yang dibeli. Sayang, udah mahal-mahal, tidak dipakai dengan maksimal.
Mejeng dulu sebelum berenang
Setelah hari pertama “menyerah” karena kepanasan di theme park, kami merasa dokumentasi yang dibuat masih kurang. Jadi, setelah sarapan, saat matahari belum tinggi, kami kembali ke theme park.
Pada pagi di hari Minggu itu, pengunjung yang mau membeli tiket Legoland sudah mengular. Jam buka resmi theme park adalah pukul 10 pagi hingga pukul 6 sore. Namun, menurut info puan resepsionis, tamu hotel pemegang tiket kombo bisa masuk lebih awal, yaitu pukul 9. Maka, setelah puas berfoto dengan beragam aksi di area pelataran yang ikonis itu, kami pun menuju pintu masuk.
Ternyata, pengunjung lain pun diperbolehkan masuk. Rada kecewa juga, mana nih katanya dapat privilese. Yang lebih mengecewakan, kita memang diperbolehkan masuk, tetapi wahana-wahananya belum bisa dinaiki. Jadi, kita dipersilakan untuk melihat-lihat toko souvenir. Sama aja bo’ong ini mah.
Kita terpaksa menunggu karena memang mau foto-foto lagi di zona miniatur, mumpung sinar matahari belum terlalu keras. Tidak sia-sia kita datang lebih awal, karena sebelum theme park mulai beroperasi penuh, ternyata ada seremoni pembukaan berupa tari-tarian dari karakter Lego. Jeremy dan sejumlah anak kecil lain diajak untuk ikutan menari. Tidak berlama-lama di theme park, sesuai rencana, kita langsung mengepak koper, check out, menitipkan koper di penitipan hotel, lalu ke water park.
Bus yang akan membawa kita kembali ke Singapura standby pukul 4 sore. Jadi, kita masih punya waktu sekitar setengah hari untuk bermain air. Tapi, ternyata, bermain di water park Legoland menjelang tengah hari bukan ide yang brilian. Matahari begitu terik dan menyengat.
Kalau tadi ini water park tanpa merek sih tidak apa-apa. Rasanya, kurang pantas aja untuk water park yang mengusung produk mendunia sekelas Lego. Ya namanya jauh-jauh datang ke sini, wajar dong kalau saya punya ekspektasi tinggi. Sayang, ternyata tidak seperti yang diharapkan. Apalagi, yang sangat disayangkan, saat kami berkunjung, ternyata kolam ombak Wave Pool sedang tidak beroperasi. Wuaaa... penonton kecewa.
Beruntung, kolam playground Joker Soaker dengan ember raksasa dan perosotan cukup menghibur, walau terasa agak sesak karena banyak orang sedangkan areanya tidak terlalu besar. Buat yang suka seru-seruan, terdapat banyak pilihan perosotan. Ada Tidal Tube, Red Rush, Brick Blaster, Twin Chaser, Splash N Swirl, Wave Rider, dan Slide Racers. Sayang, Icha tidak berani naik satu pun. Aku dan Jeremy hanya sempat menjajal Red Rush yang tidak terlalu menantang, yaitu meluncur pada perosotan besar naik rakit yang bisa memuat hingga 6 orang.
Untuk fasilitas pendukung, selain kursi-kursi untuk berjemur yang lumayan banyak di kolam ombak, tersedia pula cabana. Itu tuh, semacam saung untuk tempat beristirahat. Dibandingkan yang terdapat di sejumlah water park di Jabodetabek, cabana di sini cukup bagus karena dilengkapi penyejuk udara dan kulkas mini.
Karena waktu mengepak terburu-buru, kami lupa membawa handuk. Nggak perlu khawatir, di water park ini disediakan handuk sewa. Untuk membilas badan usai berenang yang biasanya di banyak kolam renang jadi masalah karena tempat terbatas, di water park Legoland ini sama sekali tidak masalah. Terdapat puluhan kamar bilas yang merangkap ruang ganti sehingga kami tidak perlu mengantri. Untuk menyimpan barang, tersedia loker digital yang dikunci dengan password. Jadi, kita tak perlu repot-repot membawa kunci. Benar-benar praktis. Saya hanya membawa handphone dan waterproof case serta sejumlah uang untuk makan siang.
Berakhir sudah petualangan di Legoland. Overall, untuk sekadar tahu dan merasakan, bolehlah berkunjung ke tempat ini. Untuk berkunjung kedua kali? Hmmm, kalau ada yang bayarin sih boleh ya :) Beda dengan Tokyo Disneyland, kalau ada waktu dan rezeki, kami masih mau datang lagi.
Saya kurang tahu, apakah karena faktor lingkungan sekitar, Legoland Malaysia ini begitu panas dan rasanya menyengat di kulit. Mungkin kalau udaranya lebih bersahabat, seperti waktu kami datang di pagi hari, akan terasa lebih menyenangkan. Kalau tidak, ya cukup sekian. Terima kasih sudah mau membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H