[caption caption="Self-proclaimed expert. (Photo by Pixabay.com)"][/caption]Saya baru membaca artikel lama tentang Gary Vaynerchuk di Fortune. Intinya, menurut tulisan itu, Gary bisa menjadi social media guru karena aktif mempromosikan diri melalui berbagai platform di internet. Promosinya boleh dibilang sangat “telanjang” dan “terus terang”, misalnya dia suka bilang, “F**cking follow me, right now”.
Bahkan ketika Gary menjadi salah satu juri kontes Miss America ke-88 tahun silam, bersanding dengan nama-nama tenar mantan model dan tokoh olahraga, boleh dibilang masih banyak orang yang belum mengenalnya. Ia terhitung jarang mendapat ekspos di televisi. Namun, kalau di internet, Gary adalah selebritas. Seperti dikatakan host podcast Entre Leadership, Ken Coleman, ia ada di mana-mana. Blog, podcast, Facebook, Twitter, Instagram, Periscope, Medium, Snapchat... You name it-lah.
Siapa sih Gary Vaynerchuk?
Mengutip Fortune, Gary kelahiran Belarus dan beremigrasi ke AS pada 1978. Ia tinggal di New Jersey, di mana ayahnya membuka toko anggur. Ketika internet mulai banyak digunakan pada awal 1990-an, Gary masih duduk di bangku kuliah. Ia lalu punya ide untuk mengembangkan bisnis ayahnya. Pada 1997, ia membangun WineLibrary.com, yang menjadi salah satu situs e-dagang anggur yang pertama.
Selesai kuliah, ayahnya memberi kebebasan pada Gary untuk mengembangkan bisnis. Nama toko diganti menjadi Wine Library. Gary juga aktif mempromosikan tokonya melalui internet, di samping melalui media tradisional. Ternyata, Gary berhasil melipatgandakan penghasilan tahunan tokonya dari 3 juta dollar menjadi 45 juta dollar pada 2003.
Pada 2006, Gary melakukan terobosan dengan meluncurkan Wine Library TV, pertunjukan uji anggur yang ditampilkan di Youtube. Dengan kamera seadanya dan penampilan yang sangat santai, Gary menjelaskan berbagai macam anggur. Acara ini ternyata menarik perhatian orang hingga pada puncaknya setiap episode bisa ditonton lebih dari 100 ribu orang.
Dalam acara itu, Gary acap mengundang bintang tamu dari orang biasa hingga selebritas. Sejumlah orang dari industri anggur mencela Gary karena menganggapnya merendahkan seni mengapresiasi anggur. Namun, Gary berdalih bahwa melalui acaranya ia justru menciptakan pencinta-pencinta baru anggur.
Belakangan, yang menonjol dari Wine Library TV bukan lagi soal anggur, tetapi sosok Gary. Ia sukses membangun brand personality. Tak heran jika “umat”-nya bertambah dan ia mendapatkan kontrak senilai tujuh digit untuk menulis serial buku. Bukan lagi soal anggur, tapi tentang motivasi, bisnis, pemasaran, dan kepemimpinan. Ia juga menerima banyak tawaran menjadi pembicara. Saat yang tepat bagi Gary untuk mengepakkan sayap bisnis yang lain.
Pada 2011 ia menyudahi Wine Library TV. Ia memulai acara baru yang disebut #AskGaryVee, di mana ia menjawab pertanyaan apa saja, utamanya seputar pengembangan karier dan pemanfaatan media sosial. Ia juga membangun perusahaan baru, VaynerMedia, yang bergerak di bidang agensi digital.
Tak ada yang menyangkal kesuksesan Gary. Namun, banyak kritik yang menyebutkan bahwa kesuksesannya berkat promosi yang tak kenal lelah di media sosial. Meski tidak semua setuju Gary dianggap membawa paradigma baru dalam dunia media, tetapi mereka mengakui keunikan pendekatannya. Seperti ditulis Fortune, “Ia mewakili promosi tanpa malu... Tapi itu benar-benar populer, dan itu mudah dimengerti. Seperti musik pop.” Penggunaan media sosial, di samping media tradisional, bukanlah hal baru bagi perusahaan-perusahaan PR besar. Namun, Gary justru fokus pada hal itu. Ia membujuk klien-kliennya untuk mengalihkan budget pemasaran ke media sosial.
Cukuplah tentang Gary Vaynerchuk.