Ada satu ritual yang sudah aku lakukan selama 22 tahun terakhir nyaris tanpa bolong. Sepanjang ingatanku, setiap memasuki bulan November aku pasti langsung mengingatnya. Dan, setiap kali pula, setelah aku selesai melakukannya, aku berujar dalam hati, “Yes, I did it again!” Aku kembali mendengarkan November Rain dari Guns N’ Roses (GNR) saat hujan turun di bulan November.
Aku masih mengingat, awalnya pada tahun 1992. Aku masih kuliah di Bandung. Pada suatu malam yang dingin, hujan turun dengan derasnya. Aku sedang terkurung di kamar kos di kawasan Sekeloa. Tiba-tiba saja balad dahsyat GNR ini mengalun di radio. Aku terpekur menikmatinya. Dentingan piano, sayatan gitar, ketukan drum, balutan orkestra, serta deras tingkah hujan. Sungguh perpaduan harmonis yang membuatku larut dan hanyut.
Seingatku, waktu itu aku tidak sedang patah hati atau naksir lawan jenis. Hanya menikmati musik saja. Berkatarsis. Setiap bagian dari lagu sepanjang nyaris 9 menit itu terdengar begitu sempurna. Tak perlulah aku jelaskan, suara hujan semakin menguatkan mood yang diciptakan lagu tersebut.
Selama kuliah di Bandung, kebanyakan aku mendengarkannya di kamar kos. Setelah bekerja dan tinggal di Jakarta, aku pernah mendengarnya di kantor, di mal, di rumah, dan pernah pula sembari nyetir. Meski suasananya berbeda-beda, setiap kali aku dapat membayangkan kamar kosku yang kecil di Bandung, lantai berkarpet plastik yang dingin, dinding yang lembab, serta pintu tripleks yang tak kuasa menahan suara deras hujan di luar. Ah, I did it again.
Sesungguhnya aku bukan penggemar GNR. Tapi, siapa yang tak kenal GNR pada awal dekade 1990-an?
November Rain merupakan salah satu lagu dari Use Your Illusion I. Pada tahun 1992, album itu belum lama dirilis dan sedang ngetop-ngetopnya. Waktu itu, November Rain sering diputar di radio.
Axl Rose, vokalis GNR, konon menulis lagu ini berdasarkan cerita pendek berjudul “Without You” karya Del James. Ceritanya berkisar tentang seorang bintang rock yang meratapi kepergian pasangannya yang mati bunuh diri.
Selain diputar di radio, November Rain juga rajin muncul di televisi. Video klipnya sangat dahsyat. Tidak sia-sia video klip ini dibuat dengan budget gila-gilaan, sekitar 1 juta dollar AS. Hasilnya epik dan tidak terlupakan.
Video dibuka dengan adegan Axl di dalam kamar pada malam hari yang hujan. Ia berusaha tidur dengan menenggak obat. Adegan lalu berganti ke sebuah teater. GNR tampil bersama sebuah orkestra, sementara Axl berada di balik grand piano. Adegan kemudian berpindah-pindah ke suasana gereja di mana Axl menikah. Pasangannya diperankan oleh pacar Axl waktu itu, Stephanie Seymour. Omong-omong, salah satu yang membuat budget video klip tersebut luar biasa mahal antara lain untuk gaun yang dikenakan Seymour.
Bagian yang paling menawan dan spektakuler dari video klip ini yaitu ketika Slash memainkan solo gitar pertama di luar gereja. Setelah memberikan cincin pernikahan Axl, Slash tampak berjalan keluar. Tiba-tiba ia berada di depan sebuah gereja kecil di tengah padang yang kering dan gersang. Slash tampil dengan gaya andalannya, memainkan gitar sembari wajah tertutup rambut kriwil dan rokok terselip di bibir. Adegan ini benar-benar memorable dan selalu terbayang setiap aku mendengarkan bagian solo gitar pertama November Rain ini.
Kisah pada video klip terus mengalir, dari suasana gereja, melepas pengantin, flashback mereka hangout di bar, hingga suasana pesta resepsi pernikahan. Menjelang bagian solo gitar ketiga, tampak adegan hujan deras turun mengacaukan pesta. Para tamu tunggang langgang, meja-kursi pun kacau balau.