Mohon tunggu...
Mahansa Sinulingga
Mahansa Sinulingga Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.

Ikuti saya di blog mahansa.wordpress.com dan Twitter @mahansa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Topik-topik yang Digemari di Blog Kompasiana

22 Oktober 2015   08:42 Diperbarui: 22 Oktober 2015   08:42 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Menulis blog itu menyegarkan. (sumber foto: Pixabay.com)"][/caption]

Belakangan ini aku mulai menyeriusi blog milikku ini di Kompasiana. Meski sehari-hari aku bekerja sebagai penulis, tetapi ngeblog itu menjadi oase yang membuat aku tetap semangat menulis.

Ya bedalah. Kalau sehari-hari, bentuk tulisan dan topik yang diangkat sudah ditentukan. Aku tidak bisa keluar dari koridor yang sudah ditetapkan. Belum lagi urusan policy dan bahasa. Jangan coba-coba keluar dari jalur kalau tidak mau disemprit. Beda dengan blog, aku bisa menulis topik apa saja dan dengan gaya apa saja. Tata bahasa perlu, tapi tidak wajib. Aku menerapkan standar yang agak lentur. Cukup baku, tapi masih cukup santai. Ya intinya suka-suka, hehehe.

Tentu saja aku menulis topik-topik yang aku suka. Aku tidak terlalu mengejar setiap postingan harus dibaca sebanyak mungkin. Walau, tak dapat diingkari, ada gairah tersendiri melihat postingan kita dibaca. Ini sudah kayak candu. Begitu postingan, setiap beberapa waktu sekali dipantau, sudah berapa hits-nya (mungkin Kompasianer lain ada yang punya pengalaman yang sama?)

Sejatinya aku penggemar musik. Itu sebabnya kenapa banyak postingan yang aku tulis berkisar pada topik musik. Lebih spesifik lagi, genrenya metal. Lebih menukik lagi, thrashmetal, sebuah genre yang mencapai popularitasnya akhir dekade 1980-an hingga awal dekade 1990-an. Wajar saja, karena aku memang anak generasi itu.

Menulis tentang topik ini nyaris tidak butuh cari referensi banyak-banyak. Keluarkan saja apa yang ada dalam kepala. Sepanjang dan sedalam ingatanku, biasanya cukup untuk menjadi bahan tulisan. Paling-paling, aku mengecek ulang data menyangkut tahun di Wikipedia, agar tidak selip informasi.

Topik lain yang acap aku tulis yaitu wisata. Ini ada yang wisata jalan-jalan ke destinasi tertentu, ada juga wisata kuliner. Yeah, wisata katanya sudah menjadi gaya hidup sekarang. Work hard play hard-lah. Setelah bekerja membanting tulang, tak ada salahnya mentraktir diri sendiri (dan keluarga) dengan jalan-jalan menikmati hidup.

Berikutnya lagi, topik yang cukup menarik perhatianku yaitu seputar motivasi dan pengembangan diri. Ini lebih tepatnya justru topik yang aku ikuti dari blog berbagai orang. Beberapa kali topik yang sangat menarik coba aku bagikan sebagai postingan di sini.

Pada masa kuliah, sebenarnya aku tertarik dan terlibat dalam hal-hal yang berbau sosial, bahkan menjurus politik. Namun, karena alasan-alasan tertentu, aku kehilangan minat. Walau mencoba tidak menjadi apatis, tapi aku sekarang menjaga jarak terhadap hal-hal tersebut. Itu sebabnya, aku tidak banyak menulis tentang topik-topik sosial-kemasyarakatan. Bukannya tidak punya sikap dan opini terhadap hal-hal tersebut, tapi jujur saja, aku merasa tidak punya energi untuk terlibat dalam debat-kusir yang acap terjadi menyusul maraknya isu-isu sosial tertentu.

Padahal, kebanyakan penulis di Kompasiana justru berkutat pada isu-isu sosial. Menurutku, silakan saja. Masing-masing punya minatnya sendiri.

Gadget dan teknologi juga termasuk hal yang aku minati. Siapa yang tidak berkutat dengan gadget hari-hari sekarang ini? Aku suka membaca review produk dan aplikasi baru, utamanya yang dapat mendukung aktivitas sehari-hari. Aku bahkan pernah mencoba membuat blog yang mengupas tentang berbagai aplikasi ponsel cerdas yang aku gunakan.

Nah, karena belakangan aku mencoba lebih serius lagi nge-blog, aku mencoba mendata posting-posting yang aku buat. Meski tidak terlalu detail, tapi temuannya cukup menarik juga.

Kuliner bukan topik yang sering aku garap, tapi ternyata “Ikkudo Ichi, Pilih Sendiri Ramen Kesukaanmu” merupakan postingan yang paling banyak hits-nya dan satu-satunya postinganku yang dibaca lebih dari 1.000 kali.

Aku tidak tahu, apakah memang banyak pembaca Kompasiana gemar makan-makan. Pasalnya, tulisan-tulisan lain terkait jalan-jalan justru kurang dibaca. Entahlah.

“Macetnya Jakarta, Derita Warga” adalah postingan kedua terbanyak dilihat. Sebenarnya ini postingan lama, sudah 3 tahun silam. Tapi setiap minggu paling tidak ada saja yang membacanya, antara 5-10 kali. Sekarang, pembacanya sudah mendekati angka 1.000.

Ini menjadi bukti, persoalan-persoalan sosial pasti menarik perhatian pembaca, khususnya di Kompasiana. Apalagi jika yang disampaikan kabar buruk, seperti ungkapan usang dalam dunia pers, “bad news is a good news”. Selain aktual dan menyangkut tokoh-tokoh nasional, pilihlah topik yang mengangkat kabar buruk. Lebih lagi, dramatisasi judul akan menarik lebih banyak pembaca.

Tulisan “Yang Hilang dari Band-band Muda Zaman Sekarang” baru kemarin, Rabu (21/10) diposting tapi sudah menduduki posisi ketiga dengan keterbacaan hampir 1.000. Ketika pagi diposting, masih sedikit yang baca. Siangnya, aku lihat foto Eddie Van Halen yang aku jadikan foto utama sudah hilang. Aku tidak paham, kenapa admin Kompasiana mencabut foto ini, padahal sangat catchy dan relevan dengan topik yang aku bahas. Tapi, ternyata postingan ini menjadi highlight sehingga keterbacaannya meningkat pesat.

Malamnya, aku terkaget-kaget melihat foto Bon Jovi dijadikan foto utama. Tapi, aku harus berterima kasih karena postingan ini dijadikan headline. Tak heran, dalam waktu singkat keterbacaannya melejit hingga mendekati angka 1.000.

“Whatsapp Sekarang Bisa di Desktop” mengekor pada posisi keempat postingan paling banyak dibaca dengan kisaran 600-an kali. Aku ingat, pagi-pagi sampai kantor ketika lagi blogwalking, aku membaca tentang terobosan baru dari Whatsapp itu. Segera saja timbul ide untuk dijadikan tulisan blog. Aku bahkan berkejaran dengan waktu agar dapat memposting hal tersebut pertama kali di Kompasiana. Dan, aku berhasil. Karena sangat aktual, dengan cepat postingan ini menjadi highlight dan akhirnya headline. Hehehe. Ini termasuk postingan pertama yang menuai keterbacaan paling cepat.

Pada posisi berikutnya, “Slayer yang Masih Konsisten”, dengan keterbacaan di angka 400-an. Ini sebenarnya agak mengherankan. Aku tidak terlalu berharap banyak atas tulisan ini, mengingat Slayer bukan band yang mainstream. Aku tidak yakin pembaca Kompasiana familier dengan band thrashmetal dari AS ini. Aku mengira “Kesan Pertama terhadap The Book of Souls” yang merupakan review album band kenamaan Inggris, Iron Maiden, akan lebih dibaca. Ternyata aku keliru.

Review album baru Slayer ternyata menjadi highlight dan headline, yang aku sendiri tidak tahu kenapa, sedangkan review album Iron Maiden tidak jadi apa-apa dan bahkan pembacanya pun, hingga saat ini, kurang dari 70. Aku berasumsi, mungkin timingnya kurang pas. Saat menulis Iron Maiden, ada banyak tulisan lain yang lebih menarik. Atau, mungkin karena aku tidak menyebut-nyebut nama Iron Maiden di judul postingan. Yeah, lain waktu mungkin harus lebih jeli terhadap hal-hal tersebut.

Kesimpulannya, jika tulisan ingin dibaca di Kompasiana, pilihlah topik-topik sosial kemasyarakatan yang aktual. Kalau bisa, menyangkut tokoh nasional dan beri sentuhan dramatisasi. Perhatikan judul dan timing memposting. Kalo lagi sepi, syukur-syukur bisa menarik perhatian admin Kompasiana dan jadi headline atau highlight.

Kalau aku, ya aku akan tetap menulis hal-hal yang aku sukai. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun