Banyak band-band sekarang menjadi populer karena tren. Tren bisa datang dan pergi, tak pernah menetap. Yang pasti, musik metal bukanlah tren/Kompasmuda.com
Beberapa waktu silam, gitaris band thrashmetal Slayer, Kerry King, mengungkapkan, ada yang hilang dari banyak band-band zaman sekarang. Hm, biasanya aku tidak terlalu peduli, bahkan cenderung apriori pada apa yang dikatakan Kerry. Tapi, tumben kali ini apa yang diomongkannya benar.
Menurut Kerry seperti ditulis Blabbermouth itu, banyak band-band sekarang menjadi populer karena tren. Tren bisa datang dan pergi, tak pernah menetap. Yang pasti, metal bukan tren. Hard rock juga bukan tren. Jenis musik itu, lanjut Kerry, merupakan sesuatu yang akan tetap selamanya. Meskipun, dalam komunitas metal, Kerry belum melihat adanya kebangkitan kembali (resurgence).
Kerry bercerita, suatu kali ia bersama rekan gitaris Slayer, Gary Holt, menonton pentas musik di suatu tempat di Amerika Selatan. Melihat penampil di pentas, ia berujar kepada Holt, “Gary, kalau aku masih anak-anak dan band seperti yang menjadi idolaku, aku tidak akan pernah memegang alat musik.” Ya, menurut Kerry, tidak ada yang menginspirasi dari band tersebut dan itulah yang menurutnya telah hilang dari band-band zaman sekarang.
Dengan nada sedikit sarkastis, ia melanjutkan, tidak ada getaran yang timbul. Bukannya merendahkan roadie (kru band yang bertugas mengangkat-angkat barang dan menyetem alat musik), tapi menurut Kerry mereka tampak seperti roadie yang sedang berlatih di atas panggung.
Aku sangat setuju dalam hal ini dengan Kerry.
Hei, sama seperti yang dikatakan Kerry, mungkin aku sudah tidak muda lagi dan tidak tahu apa yang (dianggap) keren sekarang. Tapi, waktu aku muda dan membuka majalah Hai lalu menemukan foto-foto Eddie Van Halen, Motley Crue, Iron Maiden, bahkan Bon Jovi atau Def Leppard, rasanya wow... aku pengen menjadi seperti mereka. Aku pengen merasakan, bagaimana berada di atas panggung dan meneriakkan banyak hal yang memenuhi perasaanmu. Dan, begitulah, ada periode dalam hidupku di mana aku menjadi “anak band”.
Lebih dari sekadar tampak luar, bahwa kau memiliki rambut panjang, bercelana jins robek-robek, mengenakan kaos hitam dan dibalut kemeja flanel kotak-kotak (soooo 90’s). Tapi memang di situ ada kualitas, virtuositas. Siapa yang dapat menyangkal kehebatan Eddie Van Halen. Di mana ada gitaris yang tak termehek-mehek melihat permainan Yngwie J Malmsteen, Steve Vai, atau Joe Satriani. Atau, buat drummer, siapa yang tidak terpana melihat permainan Dave Lombardo, Mike Portnoy, atau Joey Jordison.
Setiap dekade memiliki jagoannya sendiri. Musik rock dan metal harus berterima kasih kepada nama-nama seperti Jerry Lee Lewis dan The Beatles yang meledakkan musik “ngak ngik ngok” pada dekade 1960-an. Dekade berikutnya diisi nama-nama seperti Led Zeppelin, Deep Purple, dan The Who. Masuk dekade 1980-an, Van Halen, Iron Maiden, dan Motley Crue meruyak, disusul kemudian ingar-bingar thrahsmetal pada paruh kedua hingga awal dekade 1990-an. Thrashmetal kemudian nyusruk digantikan oleh gelombang grunge dan memang seperti dikatakan Kerry, belum ada lagi gelombang kebangkitan berikutnya.
Yang sekarang muncul justru band-band generasi 1980-an dan 1990-an yang aktif kembali. Band-band gaek seperti AC/DC, Judas Priest, Iron Maiden, hingga Slayer, Megadeth, dan Anthrax telah meluncurkan atau sedang berkutat dengan album baru.
Analisisnya mungkin bisa sangat beragam. Mungkin bisa karena persebaran dan keragaman media yang kini sangat terserak, sehingga setiap orang bisa memilih apa yang disukainya. Beragamnya gadget, aplikasi, dan pilihan aktivitas, sehingga menjadi anak band tidak lagi dianggap keren. Belum lagi business model dan bentuk industri musik yang sudah jauh berubah karena terjangan media digital.
Seorang komentator berkata, sekarang ini terlalu banyak band tapi nyaris tidak ada yang outstanding. Kalau mau dikritisi, ukuran outstanding itu seperti apa sebenarnya. Masalahnya, sekarang itu tidak ada lagi big label yang berkuasa dan menentukan siapa yang boleh ngetop dan siapa yang akan menjadi the next big star.
Hingga tingkat tertentu, setiap orang bisa memproduksi musiknya sendiri. Standar kreatif pun sangat lentur. Bisa dibilang, setiap orang bisa menciptakan genrenya sendiri, dan jangan heran kalau seminimal apa pun barangkali tetap ada juga penggemarnya.
Siapa jagoan gitar yang bisa disebutkan sekarang? Mungkin ada nama-nama yang bisa disebutkan, tapi barangkali tidak semenjulang Jimi Hendrix, Eddie Van Halen, atau bahkan Marty Friedman. Tapi, mungkin bagi anak zaman sekarang, itu tidak perlu lagi.
Hehehe, entah ke mana larinya analisis ini. Barangkali ini cuma gerutuan orang yang menua yang sudah tidak paham lagi apa yang terjadi sekarang. Bagaimana menurut Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H