Mohon tunggu...
Mahansa Sinulingga
Mahansa Sinulingga Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.

Ikuti saya di blog mahansa.wordpress.com dan Twitter @mahansa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apa yang Diharapkan dari Album Baru Iron Maiden

2 September 2015   12:56 Diperbarui: 2 September 2015   12:56 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana pun, cuma ada satu album yang bertajuk The Number of the Beast (1982), album yang melontarkan Maiden sebagai supergrup dunia. Lagu sekelas “Hallowed be Thy Name” yang didapuk sebagai lagu heavymetal terbaik sepanjang masa juga cuma ada satu. Belum lagi, anthem song seperti “The Trooper” atau “Two Minutes to Midnight”, rasanya sulit untuk diulang. Sejarah tidak bisa diulang. Ini bisa jadi satu sudut pandang untuk menilai.

Atau, memang, penjelajahan musik dan kreativitas Maiden sudah berakhir. Sentuhan midas Harris atau duet maut Smith-Dickinson tak lagi ampuh. Jadi, rekaman-rekaman yang muncul belakangan tak lain hanya catatan kaki dari 4 album dari periode emas (1981-1984), yaitu Killers (1981), The Number of the Beast (1982), Piece of Mind (1983), dan Powerslave (1984). Ini memang periode terdahsyat Maiden. Mereka begitu produktif (tiap tahun meluncurkan album) dan konser-konsernya juga laris manis yang terekam dalam double live album Live after Death (1985).

Ini yang kerap dirasakan oleh banyak pendengar. Kok lagu yang ini mirip dengan lagu yang itu ya... Jadinya, hanya pengulangan saja. Tidak ada musik yang benar-benar baru. Yeah, Maiden juga memang bukan dewa yang bisa terus-terusan mencetak hits.

Imho, kata sejumlah pakar manajemen, sukses itu (sebenarnya) punya formula. Kalau sudah ketemu polanya, ya ikuti saja. Dijamin pasti sukses. Kira-kira seperti itulah maka Maiden juga punya sejumlah formula.

Yang paling kental dan khas Maiden adalah pola rhythm seperti gallop alias derap kuda. Ini terutama dibentuk oleh kombinasi drum Nicko dan cabikan bas Harris. Ritem gitar mengisi layer di atas pola yang sudah terbentuk itu. Simak yang paling kental misalnya di “The Trooper”, atau versi yang lain di “Alexander the Great”, atau yang lebih lambat di “Seventh Son of a Seventh Son”. Begitu khas.

Selain itu, mestinya di tiap album ada satu lagu hits yang enak buat sing along, seperti “Wasted Years” di Somewhere in Time (1986), “2 Minutes to Midnight” di Powerslave, atau “Rainmaker” di Dance of Death (2003). Lagu hits ini biasanya tidak terlalu panjang (radio friendly?) dan punya riff yang catchy. Ini cocok untuk konser. Selain itu, umumnya ada lagu yang menjadi judul/tema album. Biasanya cukup panjang dan (biasanya juga) ditulis oleh Harris.

Selanjutnya lagi, ada lagu epik yang panjangnya kadang nggak kira-kira, seperti “Rime of the Ancient Mariner” sepanjang 13 menit 45 detik, “Seventh Son of a Seventh Son” sepanjang 9 menit 52 detik, atau “Alexander the Great” sepanjang 8 menit 35 detik. Dalam kasus “Seventh Son of a Seventh Son”, lagu epik nan panjang ini sekaligus menjadi lagu judul album.

Ciri lain, mestinya ada lagu yang bertempo cepat dengan tema perang atau pertempuran, seperti the “The Trooper”, “Aces High”, atau “Tailgunner”. Sejarah, peperangan, dan mitologi memang menjadi bahan baku Maiden untuk digodok menjadi lagu-lagu superkeren.

Namun, di beberapa album terakhir, formula ini tidak terlalu ketat lagi diikuti. Bahkan, boleh dibilang 4 album terakhir cenderung monoton. Nyaris sama, begitu-begitu saja. Lagu-lagunya panjang nggak jelas, beda dengan album-album awal, yang meskipun panjang terasa nikmat dikunyah. Memang sih, masih ada saja satu atau dua lagu yang nyangkut di kuping, seperti “The Talisman” dari The Final Frontier menurutku sangat kuat dan sangat Maiden.

Menjajal teaser

Sekarang sudah lazim, sebelum mengeluarkan album baru, ada klip video yang dijadikan teaser dirilis di Youtube, seperti halnya Rhapsody kemarin merilis “Prometheus”. Maiden pun merilis “Speed of Light” di YouTube pada 14 Agustus kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun