Mohon tunggu...
Mahansa Sinulingga
Mahansa Sinulingga Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.

Ikuti saya di blog mahansa.wordpress.com dan Twitter @mahansa.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Terapi Oksigen Hiperbarik, untuk Kuping Budek sampai Kulit Mulus

23 Agustus 2015   17:54 Diperbarui: 23 Agustus 2015   18:16 2134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu juga kami kembali ke rumah untuk mengambil pakaian seperlunya, menitipkan Jeremy di tempat eyangnya, dan langsung menuju RS THT Proklamasi yang ditunjuk oleh dokter. Sementara itu, kami sempat berkonsultasi via telepon dengan salah satu sepupu Icha yang dokter, dan dia menyarankan kami untuk mengikuti saja apa kata dokter. Aku juga sempat googling dan ketemu cerita orang yang mengalami gangguan yang sama dengan Icha. Jadi, Senin malam itu pun Icha resmi dirawat.

Keesokan harinya, Icha menjalani serangkaian pemeriksaan, yaitu cek darah dan jantung. Siangnya, dokter jantung berkunjung dan bilang bahwa tidak ada masalah dengan jantung Icha. Dia bilang, untuk pengobatan sudden deafness, ada obat-obatan tertentu yang mungkin berpengaruh pada jantung, sehingga harus dikonsultasikan dulu dengan dokter jantung. Dan, ia memastikan bahwa jantung tidak bermasalah sehingga pengobatan bisa diteruskan.

Selanjutnya, datang pula internis yang punya spesialisasi darah (hematolog). Nah, menurut dokter ini, berdasarkan cek darah, kolesterol Icha rada tinggi. Mungkin itu bisa berpengaruh, tetapi dia bilang, ada tes lanjutan yang harus dijalani Icha. Itulah yang terjadi sepanjang Selasa (21/7).

[caption caption="Pintu masuk ke ruang hiperbarik"]

[/caption]

[caption caption="Suster yang menjaga di luar ruang hiperbarik. Tampak panel kontrol tekanan."]

[/caption]

Hiperbarik

Pada Rabunya (22/7), kami berkenalan dengan terapi hiperbarik. Menurut dokter THT yang merawat, ini sebenarnya bukan pengobatan utama, melainkan terapi penunjang.

Kami bertemu dulu dengan dokter hiperbarik dan dijelaskan panjang lebar tentang terapi ini. Menurut dokter, terapi yang lengkapnya disebut terapi oksigen hiperbarik ini intinya adalah bernapas menghirup oksigen murni dalam ruangan bertekanan. Prinsip dasarnya, dalam tekanan, kelarutan akan meningkat dalam cairan sehingga konsentrasi oksigen yang dihirup dalam suasana hiperbarik akan meningkat dalam darah dan jaringan tubuh.

Ada banyak manfaat dan kegunaan terapi oksigen hiperbarik. Di antaranya penyembuhan luka bermasalah (luka diabetes, luka bakar, luka gangrene), penyembuhan patah tulang, masalah gangguan pendengaran (sudden deafness, tinitus, dan migrain), masalah gangguan saraf dan stroke, autisme dan cerebral palsy, hingga kebugaran dan kecantikan.

Terapi ini tidak diperbolehkan untuk mereka yang memiliki kelainan paru tertentu, infeksi saluran napas atas, serta sejumlah kondisi medis tertentu yang menyebabkan pasien kesulitan menyesuaikan diri dalam ruangan hiperbarik. Makanya, sebelum dilakukan terapi, pasien harus berkonsultasi dengan dokter dulu.

Menurut cerita Icha, masuk ke dalam ruangan hiperbarik seolah-olah masuk ke dalam kapal selam. Jadi, terapi yang dilakukan menyimulasikan kondisi tekanan tinggi di bawah air sampai kira-kira (untuk spek alat di RS THT Proklamasi) kedalaman 14 meter. Di dalam ruangan telah disiapkan permen, selimut (karena dingin), dan air putih. Kita tidak boleh membawa jam tangan, hp, serta cairan dalam wadah seperti botol air minum atau minyak angin. Icha pernah membawa masuk botol minum, eee... botolnya jadi kempot. Yang parah, suatu kali ada yang pernah bawa minyak angin dalam botol, ternyata botolnya tidak kuat dan meledak. Wuih, bahaya juga ya. Kalau botol plastik yang kempot cukup dibuka tutupnya, tapi kalo dari kaca kan bahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun