Terbukti, ketika kami kemudian menyusuri Shinsaibashi, pusat perbelanjaan dekat Dotonbori, terdapat mesin gachapon nyempil di antara toko-toko. Tidak banyak memang, tapi cukup membuat Jeremy girang. Dia langsung mencoba peruntungan. Oya, satu gachapon harganya 300 yen (sekitar Rp 33.000 dengan kurs Rp 110). Jadi, butuh 3 koin 100 yen.
Ternyata, ini jadi kebiasaan. Jadi, selama di Jepang, setiap kali ketemu mesin gachapon, Jeremy pasti minta duit. Entah karakter apa saja ia kumpulin. Kami menjumpai mesin gachapon di depan konbini di Odaiba, di antara deretan toko di Jalan Takeshita-Harajuku, dan terakhir di depan sebuah supermarket di Osaka. Total Jeremy mengumpulkan lima gachapon, masing-masing karakter dari Yokai Watch, Gundam, Mario, Ultraman, dan satu lagi tokoh superhero Jepang. Aku pun dipaksanya untuk mencoba dan dapat karakter ninja.
Sepulang ke Indonesia, saat libur Lebaran, kami menyempatkan diri jauh-jauh dari Bekasi berkunjung ke mal Aeon yang baru buka di kawasan BSD. Di salah satu lantai, kami melihat ada toko mainan, dan tebak apa yang kami lihat di sana? Mesin gachapon! Woalah, jauh-jauh ke Jepang, ternyata di Tangerang juga ada... hahaha.
Baca juga artikel ini di sini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI