Mohon tunggu...
Mahansa Sinulingga
Mahansa Sinulingga Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.

Ikuti saya di blog mahansa.wordpress.com dan Twitter @mahansa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kelemahan Tak Halangi Semangat Berkarya

24 Februari 2015   15:24 Diperbarui: 1 Oktober 2015   08:01 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini aku mau menulis tentang musik yang sangat aku gilai. Metal. Ada banyak yang bisa aku ceritakan, mulai dari bagaimana aku tertarik pada musik ini, bagaimana akhirnya bersama teman-teman SMA mendirikan band sampai akhirnya menjadi juara di salah satu festival di Medan pada tahun 1990, bagaimana kemudian ceritanya berlanjut ke Bandung dan selera musik kami berubah, hingga menjadi dewasa dan menjelang paruh baya, metal masih berjaya, ha ha ha.

Kalau banyak yang punya pandangan miring terhadap musik yang satu ini, ya silakan saja. Tapi, bagiku, ini adalah musik yang menemani masa remajaku hingga masuk ke dunia dewasa, dan ternyata masih terus hingga kini terus menjadi tua. Metal lebih dari sekadar musik. Ia adalah sikap, cara hidup, dan bahkan buat sebagian orang menjadi “agama”. Penghayatanku sendiri sempat turun naik dan aku tidak menampik ada sisi-sisi kelam dari musik ini. Tapi, kalau mau lebih seimbang, sisi positifnya juga tak kurang banyak. Seperti yang mau aku sampaikan kali ini, tentang dua sosok yang menurutku luar biasa, yaitu Rick Allen dan Jason Becker.

Oke, mari kita mulai dari Rick Allen. Bukannya karena dulu aku drummer makanya aku mendahulukan Rick Allen, tapi penabuh drum band Inggris Def Leppard ini memang fenomenal. Ia sudah bergabung dengan Def Leppard pada 1978 ketika usianya masih 15 tahun dan ia masih bersama mereka hingga hari ini.

[caption id="attachment_399044" align="aligncenter" width="300" caption="Rick Allen (foto: Ultimateclassicrock.com)"][/caption]

Buat yang masih asing dengan Def Leppard, ini adalah band asal Sheffield, Inggris, yang pada akhir 1970-an bersama-sama Iron Maiden disebut-sebut dalam apa yang dikenal sebagai “new wave of British heavy metal”. Pada dekade 1980-an, mereka mencatatkan sukses luar biasa. Mereka mulai menarik perhatian melalui album High ‘n’ Dry (1981) dengan hitsnya “Bringin’ on the Heartbreak”. Ketika merilis Pyromania (1983), popularitas mereka pun meledak. Dengan sejumlah hits antara lain “Photograph”, “Rock of Ages”, dan “Foolin”, sepanjang 1983 album ini terjual hingga 6 juta keping (lebih dari 100 ribu kopi setiap pekannya sepanjang tahun) dan hanya gagal mencapai puncak daftar album laris AS gara-gara album Michael Jackson, Thriller.

Kebayang kan, bagaimana tenarnya mereka saat itu. Seperti ditampilkan dalam video Historia, tak ada hari tanpa pesta pora. Dan, kejadian tragis itu pun terjadi. Pada 31 Desember 1984, ketika hendak mendahului kendaraan, Allen tidak dapat menguasai Corvette Stingray yang dikemudikannya. Sialnya, karena tidak mengenakan sabuk pengaman dengan benar, dia tercampak dari mobil dan tangan kirinya luka parah. Tadinya, dokter mau menempelkan kembali tangan tersebut, tapi karena mengalami infeksi akhirnya terpaksa diamputasi.

Dalam Historia, diceritakan dengan jelas bagaimana pergumulan Allen dan bagaimana solidaritas teman-temannya sesama band. Ia tadinya sudah mau berhenti dan sejumlah drummer ternama sudah disebut-sebut akan menggantikan posisinya. Tetapi, Allen bertahan dan bersama drummer Status Quo saat itu Jeff Rich merancang drum elektronik khusus yang dibuat oleh Simmons.

Ketika Leppard audisi untuk rekaman pertama kali, aku lupa siapa yang berkomentar, tapi dikisahkan orang yang menilai berkata bahwa mereka cuma sekumpulan anak muda yang tidak becus bermain musik. Yang mendingan cuma drummernya. Memang, di video itu digambarkan bagaimana Allen remaja dengan pedenya ingin bergabung dengan Leppard karena ia bisa bermain seperti Keith Moon, drummer eksentrik The Who yang sedang tenar-tenarnya pada akhir 1970-an. Setelah kecelakaan, praktis Allen harus belajar lagi bermain drum. Ia menggunakan tangan kanan untuk hi hat dan cymbal, tapi selebihnya praktis harus menggunakan kaki.

Dibutuhkan 5 tahun untuk merilis album berikutnya dari Leppard. Itu waktu untuk Allen belajar, juga untuk rehabilitasi Steve Clark yang kecanduan alkohol dan narkoba. Tapi, ketika Hysteria keluar pada 1988, semua kejayaan Def Leppard seakan dipulihkan, bahkan berlipat-lipat ganda. Ini album yang dahsyat. Hingga kini terjual lebih dari 20 juta keping di seluruh dunia sehingga menjadi album terlaris dari Leppard.

Album ini memiliki 7 single dan beberapa di antaranya benar-benar luar biasa, antara lain “Pour Some Sugar on Me”, “Love Bites”, “Hysteria”, “Animal”, dan “Armageddon It”. Yang paling kentara tentu saja perubahan suara drum Allen. Dia mungkin belum bisa melakukan fill in yang cepat. Sebagai gantinya, ia memainkan pola-pola rhythm yang unik dan khas, misalnya pada lagu “Rocket” atau “Pour Some Sugar on Me”.

Aku masih menyimak follow up Hysteria, Adrenalize (1992) dengan hits “Let’s Get Rocked”. Sesudah itu, Leppard agak jauh dari radar pengamatanku, walau tetap memantau beritanya. Misalnya ketika mengeluarkan album Slang, katanya, Allen kembali menggunakan drum akustik. Tapi, aku tidak mengetahui satu lagu pun dari album itu. Meski demikian, aku tetap respek pada Rick Allen dan menganggapnya salah satu drummer dan musisi inspiratif.

Mungkin ini bukan pertama kalinya aku menyebutkan bahwa aku sedang gemar mendengar podcast. Dan, salah satu podcast yang sedang aku dengarkan adalah Talking Metal yang dipandu Mark Strigl. Nah, episode #516 yang dirilis 28 Januari 2015 kemarin menampilkan Rick Allen. Dia banyak cerita tentang aktivitas sosialnya terhadap veteran perang melalui proyek "Veteran Resiliency Project". Dia juga mendirikan Raven Drum Foundation dan menginspirasi banyak orang bahwa kecacatan bukanlah akhir dari segalanya. Dirinya sendiri menjadi contoh tak terbantahkan, bagaimana kekerasan hati dan kemauan belajar bisa mengalahkan kekurangan diri.

Satu hal yang tak boleh dilupakan, tentu saja dukungan dan solidaritas dari teman-teman anggota band lainnya. Tentang ini Allen berujar, “They’re like my brothers.” Pastinya. Dan Leppard juga masih mengaum. Menurut Allen, mereka sudah kembali ke studio dan album barunya sudah rampung kira-kira 85 persen. Ya bolehlah nanti coba-coba didengarkan lagi.

 [caption id="attachment_399045" align="aligncenter" width="300" caption="Jason Becker (foto: Blabbermouth.net)"]

1424740924839953892
1424740924839953892
[/caption]

Baik, nama berikutnya yang mau aku ceritakan adalah Jason Becker. Pertama kali mengenalnya adalah ketika bersama Marty Friedman (kemudian menjadi gitaris Megadeth) di bawah bendera Cacophony, mereka mengeluarkan album Speed Metal Symphony. Becker kemudian bergabung dengan David Lee Roth dan mengeluarkan album sukses A Little Ain’t Enough pada 1991.

Sejujurnya, setelah sekian lama, baru kali ini nama Becker kembali masuk dalam pantauan. Lho, kok tahu-tahu sudah sakit. Ia menderita apa yang disebut amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau dikenal juga sebagai Lou Gehrig's Disease. Ternyata, kejadiannya sudah lama, sejak 1996... ck ck ck, kemane aje guwe.

Jadi, mengutip Wikipedia, ketika sedang mempersiapkan tur, Becker mulai merasakan ada yang tak beres di kaki kirinya. Ketika divonis menderita ALS, ia diperkirakan hanya bisa bertahan hidup antara 3-5 tahun. Hebatnya, ia masih bisa menyelesaikan rekaman album A Little Ain’t Enough dengan gitar tipis dan dengan teknik-teknik tertentu yang memudahkan ia bermain, karena tangannya terus melemah. Akhirnya dia terpaksa keluar karena tidak bisa lagi tampil di panggung.

Pada 1996, Becker masih mengeluarkan album, Perspective, yang telah ditulis sebelum ia divonis ALS. Ketika ia tak lagi bisa memainkan gitar, ia menggunakan keyboard. Dan ketika keyboard pun tak bisa lagi digunakan, ia menggunakan program komputer yang dirancang temannya, produser musik Mike Bemesderfer. Program tersebut dijalankan dengan gerakan kepala dan mata, yang memungkinkan Becker terus menciptakan musik meski tak dapat menggerakkan tubuhnya.

Becker terlibat dalam album terbaru teman lawasnya Marty Friedman, Inferno, yang baru saja dirilis akhir tahun 2014 dan menurut wawancara dengan Talking Metal, kemungkinan juga akan merilis sejumlah lagu yang ditulis bersama David Lee Roth.

Sedih dan prihatin akan kondisi Becker. Tapi, salut. Luar biasa semangat dan kemauannya. Ini mengingatkan lagi bahwa komposer kenamaan Beethoven juga menghasilkan karya-karya monumentalnya justru setelah kehilangan kemampuan pendengaran. Hanya orang-orang dahsyat yang mampu melakukannya. Hail... \m/ \m/

 

*Kelemahan Tak Halangi Semangat Berkarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun