Mohon tunggu...
Mahaniv Esa
Mahaniv Esa Mohon Tunggu... -

Jika mulut dibungkam, atau lidah tak bisa digunakan untuk bicara, bicaralah dengan pena...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengurai Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Lirik Lagu Wali Band

5 Maret 2013   13:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:17 4798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Adalah sebuah keniscayaan bahwa arus modernisasi saat ini telah merambah hampir ke segenap penjuru belahan dunia, dari kota-kota besar hingga merambah ke tempat-tempat terpencil. Oleh karena telah menjadi sebuah keniscayaan, maka segala macam produk modernisasi akan terus merangsek ke segenap penjuru peradaban umat manusia. Arus modernisasi itu kini telah mempenetrasi kedalam hampir semua bidang kehidupan, tak terkecuali di bidang seni yang salah satunya ditandai oleh semakin bervariasinya jenis dan aliran seni musik yang bermunculan dewasa ini.

Kehadiran seni musik dengan berbagai jenis dan alirannya itu sedikit banyak telah mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup generasi muda jaman sekarang. Banyak generasi muda di era sekarang yang disadari atau tidak telah terjebak kedalam glamouritas performa suatu jenis dan aliran musik tertentu yang sedang menjadi trend, sehingga pengidolaan yang berlebihan dan cenderung mengarah kepada “kultus individu” itu ikut mempengaruhi pola pikir dan gaya hidupnya. Hal ini seharusnya dijadikan sebagai suatu “keprihatinan bersama”, bukan sebaliknya bersikap apatis dan membiarkan mereka terbawa arus budaya atau ideologi yang diusung oleh para musikus atau seniman yang keropos dari nilai-nilai pendidikan Islam sehingga mereka menjadi generasi yang secular oriented yang jauh dari nilai-nilai pendidikan Islam.

Oleh karena itu, untuk meminimalisir keterjerumusan generasi muda kedalam propaganda Barat yang salah satunya dilancarkan melalui seni musik yang secular oriented, maka menjadi sebuah keharusan bagi pegiat seni, khususnya seni musik untuk turut serta menciptakan counterbalance power atas propaganda Barat tersebut. Upaya menciptakan counterbalance power melalui jalur seni musik ini harus dilakukan dengan turut serta menghadirkan suatu jenis dan aliran musik yang sarat dengan penanaman nilai-nilai pendidikan Islam melalui lirik-liriknya.

Apakah urgensinya menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam melalui jalur seni musik padahal sudah banyak lembaga-lembaga pendidikan Islam yang bertebaran dan diyakini sangat efektif membentuk karakter religi generasi muda? Memang, tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada saat ini lebih efektif dan lebih “jitu” dalam membentuk watak generasi muda agar mereka kelak tumbuh menjadi generasi yang religius. Namun juga tidak boleh dilupakan bahwa generasi muda itu memiliki lebih banyak waktu di luar pendidikan formal, di mana mereka tentu akan bersentuhan pula dengan musik meskipun hanya sekadar mengisi waktu senggang. Gencarnya “pesan-pesan terselubung” yang diusung oleh seorang penyanyi dan musikus dan diperdengarkan berulang-ulang, apalagi jika karya seni musik itu mencapai trending topic yang digemari, maka hal ini lambat laun tentu akan mempengaruhi dan membentuk pola pikir dan gaya hidup sebagaimana gaya hidup sang penyanyi idola dan lirik-lirik yang dinyanyikannya.

Nilai-nilai pendidikan Islam yang hendak diinfiltrasikan kedalam seni musik pada dasarnya adalah sejalan dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri, yakni bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan peserta didik untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.[1] Secara umum, tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa, Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT.[2]

Pengertian nilai-nilai pendidikan Islam secara umum dapat pula ditarik benang merahnya dari statemen Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN), khususnya pada pasal 36 ayat (3) yang di antaranya menekankan pada segi:peningkatan iman dan takwa,peningkatan akhlak mulia, dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.[3]Urgensi nilai-nilai pendidikan Islam sebagaimana dikehendaki oleh UUSPN No.20 Tahun 2003 ini juga mempertegas tentang pentingnya membentuk generasi muda (anak didik) agar memiliki kedalaman imtak dan keagungan akhlak, sebagaimana dijabarkan dalam penjelasan pasal 37 ayat (1) yang menyatakan bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Penjelasan ini menunjukkan keterkaitan secara lebih jelas bahwa imtak dan akhlak mulia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai pendidikan Islam, di mana keberadaannya menjadi prioritas yang harus diperhatikan dalam kurikulum sebagaimana diamanatkan dalam UUSPN No.20 Tahun 2003.[4]

Demikian pentingnya penanaman nilai-nilai pendidikan Islam dalam pembentukan karakter generasi muda dewasa ini, rupanya telah mendorong sekelompok pegiat seni musik yang lirik-liriknya sarat dengan nuansa nilai pendidikan Islam, yaitu group band yang memproklamirkan dirinya dengan nama “Wali”. Melalui artikel ini, penulis mencoba mengurai beberapa lirik-lirik lagu group band “Wali” yang di dalamnya terdapat pesan-pesan yang bernuansa “mendidik” berperilaku Islami.

Sekilas Tentang Group Musik “Wali Band”

Wali Band merupakan grup musik asal Blora yang berdomisili di Kapuk, Cangkereng. Grup musik ini dibentuk pada tahun 2008. Anggotanya berjumlah 5 orang yaitu Faank (vokal), Apoy (gitar), Tomie (drum), Ovie (keyboard & synt), dan Nunu (bass). Salah satu “nilai plus” yang membedakannya dengan kelompok musik lain adalah semua personil band ini berlatar belakang lulusan pesantren dan sebagian merupakan alumnus Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Album pertamanya ialah Orang Bilang yang dirilis pada 26 Maret 2008.[5]Album pertama bertajuk Orang Bilang ini di tahun 2008 menduduki peringkat satu dan terjual sebanyak 225.000 copy sehingga mendapat sertifikat Quadruple Platinum. Sedangkan album kedua yang dirilis tahun 2009 yang mengandalkan hit Cari Jodoh juga bertengger di posisi pertama dan terjual sebanyak 17.550 copy serta mendapat sertifikat Silver. Di tahun 2009 ini pula Wali Band mengusung hit Mari Sholawat yang menduduki peringkat kesembilan dan terjual sebanyak 2.500 copy.

Tahun 2008 di antara lagu-lagu Wali yang termasuk kategori Lagu Studio yang paling populer antara lain berjudul Dik, Orang Bilang, Egokah Aku, Emang Dasar, dan Aku Cinta Allah. Sementara itu di tahun 2009 lagu-lagu Wali yang populer antara lain: Aku Saki, Cari Jodoh, Mari Sholawat, dan Baik-baik Sayang.

Wali Band umumnya ber-genre pop metal melayu total dengan sedikit sentuhan irama melayu dalam lagu-lagu mereka. Lagu hit dalam album ini adalah Dik dan Egokah Aku yang menggunakan Shireen Sungkar sebagai model video klip. Lagu Dik yang merupakan andalan dengan memasukkan unsur dangdut itu, tercatat berhasil menjadi RBT (ring back tone) bagi 1 juta pemilik telepon selular hingga pertengahan Mei 2008. Ini menjadi barometer kesuksesan grup yang beranggotakan 5 pria itu.

Sukses dengan album perdana, Wali akan segera merilis album keduanya yang sebagian besar diciptakan oleh Faank. Sebelumnya, Wali telah merilis single jagoan dari album terbarunya, Cari Jodoh. Bahkan berkat RBT single Cari Jodoh ini, Wali mendapat hadiah umroh dari labelnya, Nagaswara. Dalam momen Ramadhan 1430 Hijriah (Agustus-September 2009), Wali juga mengeluarkan single religi yang berjudul Mari Sholawat. Profil kelima personil Group Wali Band dapat penulis uraikan sebagai berikut:[6]

Faank, Faank yang memiliki nama asli Farhan Zainal Muttakin dan berposisi sebagai lead Vocal ini lahir di Sukabumi pada 23 Mei 1979, beragama Islam dan berstatus menikah. Faank yang merupakan anak kedua dari 6 bersaudara ini telah dikaruniai 2 orang anak yang diberi nama M.Farabie berusia 3 tahu 8 bulan dan Sarah Amira Shabreen yang berusia 2 setengah bulan. Sosok yang mengidolakan Nabi Muhammad SAW ini merupakan sarjana lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dalam hal musik juga mengidolakan U2, Deep Purple, dan Gigi Band, dan dalam hal musisi ia mengidolakan musikus David Coverdale. Faank di samping sebagai alumni UIN Jakarta juga merupakan alumnus pondok pesantren La Tanza Sukabumi.

Apoy, Apoy memiliki nama asli Aan Kurnia. Lahir di Jakarta, 8 Maret 1979. Apoy yang dalam jajaran Wali Band berperan sebagai gitaris ini merupakan anak bungsu dari 9 bersaudara pasangan M.A. Madari dan Yuyum Rumisyah. Sosok yang juga mengidolakan Nabi Muhammad SAW ini pendidikan terakhirnya ditempuh di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tomy, Pemilik nama asli Ihsan Bustomi ini dilahirkan di Jakarta pada 30 Januari 1984, di mana dalam jajaran personil Wali ia berperan sebagai drummer. Tomy adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara pasangan Nursalam (alm) dan Isnaryati. Pernikahannya dikarunia seorang putra dan diberi nama Rayyan Alee Ibnu Ihsan yang kni berusia 3 bulan. Sosok yang mengidolakan Bung Karno ini juga merupakan sarjana S1 alumnus dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kini Tomy tinggal di Jalan Trigasi Taman 3 Blok B3 No.01 Rt.04 Rw.11 Bekasi Timur.

Ovie, Pemegang keyboard dan syint yang dalam jajaran pemain musik Wali merupakan pemain termuda ini memiliki nama lengkap Hamzah Shopi, lahir di Bogor, 3 November 1985. Ovie merupakan anak keempat dari 5 bersaudara pasangan Drs. H. Hidayatullah,.M.PdI dan Hj. Siti Aliyahi. Lajang yang merupakan personil paling muda ini kini tingal di Jalan Cilebut Raya Rt.01 Rw.001 No.41 Sukaraja - Bogor

Lirik Lagu “Wali Band” dan Nilai-nilai Pendidikan Islam

Lirik-lirik lagu yang diciptakan dan dipopulerkan kelompok musik Wali Band kebanyakan bernuansa religi, atau paling tidak pesan-pesan yang disuguhkan kebanyakan bermuatan moral (akhlak), di mana ini juga merupakan inti dari nilai-nilai pendidikan Islam. Nilai-nilai pendidikan ini pada hakikatnya adalah berupaya membangun dan mengembangkan segi keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana terkandung dalam tujuan pendidikan Islam itu sendiri, yakni bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan peserta didik untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.[7]

Di antara lirik-lirik lagu Wali Band yang mengarah kepada pembumian nilai-nilai pendidikan Islam dalam artikel ini, penulis hanya mencoba menguraikan 3 buah judul lagu di antara kesekian judullagu karya Wali Band, yaitu: Do’a untukmu Sayang, Tomat (Tobat Maksiat), dan Mari Sholawat.Uraian interpretatif dari ketiga lirik lagu ini adalah sebagaimana penulis uraikan di bawah ini:

1.Lirik lagu Doaku Untukmu Sayang

Kau mau apa, pasti kan ku beri kau minta apa, akan aku turuti walau harus aku terlelah dan letih ini demi kamu sayang Aku tak akan berhenti menemani dan menyayangimu hingga matahari tak terbit lagi bahkan bila aku mati ku kan berdoa pada ilahi tuk satukan kami disurga nanti Tahukah kamu apa yang ku pinta disetiap doa sepanjang hariku Tuhan tolong aku tolong jaga dia Tuhan aku sayang dia

Lirik lagu Wali berjudul Doa Untukmu Sayang merupakan album terbaru yang dirilis tahun 2011. Lagu ini menceritakan tentang seorang kekasih yang mendoakan kekasihnya. Namun sebenarnya inspirasi lagu ini lahir dari keinginan Apoy (Aan Kurnia) untuk mendoakan istrinya yang sedang hamil sebagi manivestasi dari tanggung jawab lahiririyah maupun batiniyahnya sebagai seorang suami. Lagu ini sarat dengan nilai-nilai religius sebagai inti dari nilai-nilai pendidikan Islam.

Bait pertama dalam lagu ini menyiratkan tanggung jawab lahiriyah seorang suami kepada istrinya. Sedangkan bait kedua menggambarkan tanggung jawab batiniyah seorang suami dalam bentuk sikap kesetiaan kepada seorang istri hingga akhir hayatnya. Selanjutnya pada bait ketiga menunjukkan keinginan seorang suami agar sang istri memahami bahwa sangat menyayanginya dan selalu memintakan doa kepada Tuhan agar berkenan melindunginya di kala sang suami tidak sedang di sampingnya.

Berkaitan dengan uraian di atas, terdapat beberapa ayat maupun hadits yang dapat dijadikan inspirasi dari hubungan yang baik antara seorang suami dan isterinya. Allah SWT dalam QS. An-Nisa: 19 berfirman: "…Dan bergaullah dg mereka secara patut…." , QS. Ath-Thalaq: 6 : "Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu …. ", dan QS. Ath-Thalaq: 7 : "Hendaklah orang yg mampu memberi nafkah menurut kemampuannya…". Kandungan ayat-ayat ini sejalan dengan bait-bait lirik lagu yang berjudul Doa Untukmu Sayang, di mana seorang suami berkewajiban untuk memperlakukan isterinya dengan sebaik-baiknya, memberikan nafkah lahir dan batin, menjaga dan melindungi isteri dan anak-anaknya dan seterusnya.

Selanjutnya beberapa hadits yang terkait dengan lirik lagu Doa Untukmu Sayang di antaranya adalah sebagai berikut:

Bait pertama dalam lirik lagu Doa Untukmu Sayang di atas menyiratkan adanya kesadaran dan tekad yang kuat dari seorang suami untuk memberikan yang terbaik bagi istrinya. Sebagai bentuk dari tanggung jawab seorang suami kepada istrinya, seorang suami berkewajiban untuk memberikan nafkah lahiriyah kepada istrinya, memenuhi kebutuhan pangan, sandang, larangan melakukan kekerasan terhadap sang istri, dan menahan diri dari perkataan yang menyebutkan kekurangan istrinya dengan maksud merendahkannya. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya menyatakan:

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا أَبُو قَزَعَةَ الْبَاهِلِيُّ عَنْ حَكِيمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ الْقُشَيْرِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا حَقُّ زَوْجَةِ أَحَدِنَا عَلَيْهِ قَالَ أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ أَوْ اكْتَسَبْتَ وَلَا تَضْرِبْ الْوَجْهَ وَلَا تُقَبِّحْ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'Il, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah mengabarkan kepada kami Abu Qaza'ah Al Bahali, dari Hakim bin Mu'awiyah Al Qusyairi dari ayahnya, ia berkata; aku katakan; wahai Rasulullah, apakah hak isteri salah seorang diantara kami atasnya? Beliau berkata: "Engkau memberinya makan apabila engkau makan, memberinya pakaian apabila engkau berpakaian, janganlah engkau memukul wajah, jangan engkau menjelek-jelekkannya (dengan perkataan atau cacian)…” (ABUDAUD - 1830)

أَنْ يُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمَ وَأَنْ يَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَى وَلَا يَضْرِبْ الْوَجْهَ وَلَا يُقَبِّحْ وَلَا يَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ

Artinya: "Memberi makan kepadanya apabila dia makan, memberi pakaian apabila ia berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya dan tidak boleh mendiamkannya kecuali di dalam rumah." (IBNUMAJAH - 1840)

Sedangkan pada bait kedua dalam lirik lagu di atas menyiratkan sebuah pelajaran berharga bagi suami kepada istrinya, bahwa seorang suami berkewajiban untuk senantiasa menjalin ikatan kesetiaan dalam berumah tangga hingga akhir hayatnya dengan jalan senantiasa memperlakukan sang istri dengan perlakuan sebaik-baiknya. Begitu pula sebaliknya dengan sang istri.Kesemua itu tidak lain adalah dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT sebagi wujud dari ibadah kepada Allah SWT.

وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

Artinya: ”Pergaulilah wanita dengan penuh kebijakan."(BUKHARI - 4787) :

إِذَا أَنْفَقَ الْمُسْلِمُ نَفَقَةً عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ يَحْتَسِبُهَا كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً

Artinya: "Jika seorang muslim memberi nafkah pada keluarganya dengan niat mengharap pahala, maka baginya hal itu adalah sedekah." (BUKHARI - 4932)

Lirik lagi Doa Untukmu Sayang di atas mengandung nilai-nilai pendidikan Islam yang sangat dalam dan sakral. Bahwa seorang suami ataupun calon suami mengemban misi pendidikan Islam melalui upaya membangun kehidupan berumah tangga yang didasari oleh nilai-nilai Qur’ani dan Sunnah Rasulullah, mengingat pendidikan Islam dalam lingkungan keluarga merupakan pondasi yang paling utama untuk mewujudkan pendidikan Islam dalam lingkup yang lebih luas. Bahwa tercapainya misi pendidikan Islam suatu bangsa terletak pada suksesnya pendidikan Islam dalam lingkungan keluarga.

2.Lirik lagu Tomat (Tobat Maksiat)

Dengarlah hai sobat saat kau maksiat dan kau bayangkan ajal mendekat apa kan kau buat kau takkan selamat pasti dirimu habis dan tamatbukan ku sok taat sebelum terlambat ayo sama-sama kita taubat dunia sesaat awas kau tersesat ingatlah masih ada akhirat

astafighrullahal’adzim

reff: ingat mati, ingat sakit ingatlah saat kau sulit ingat ingat hidup cuma satu kali

berapa dosa kau buat berapa kali maksiat ingat ingat sobat ingatlah akhirat

cepat ucap astafighrullahal’adzim

pandanglah ke sana lihat yang di sana mereka yang terbaring di tanah bukankah mereka pernah hidup juga kita pun kan menyusul mereka

astafighrullahal’adzim

Bait pertama dalam lirik lagu Tomat (Tobat Maksiat) secara eksplisit menyatakan “berbuatlah sesuka hatimu, namun yang harus engkau ingat, maut pasti akan datang menjemputmu”. Bait pertama dalam lirik lagu ini mengingatkan bahwa tidak ada keabadian dalam kehidupan di dunia ini, bahwa setiap makhluk ciptaa Allah SWT pasti akan mengalami kematian dan semua amal perbuatan manusia kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 185 telah menegaskan:“Setiap jiwa akan merasakan mati”. Sedangkan pada bait kedua, ketiga, dan keempat dalam lirik lagu ini berisi ajakan untuk bertaubat sebelum pintu taubat tertutup, mengingatkan bahwa kehidupan dunia itu fana, dan ada kehidupan yang abadi, yaitu akhirat. Ajakan untuk segera bertaubat atas segala kesalahan maupun kekhilafan ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Ali Imran: 133 yang artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu.”Dan QS. Al-Baqarah: 222:“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri.”Serta QS. Az-Zumar: 53-55. “Katakanlah, “Hai hamba-hamba- Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”

Berkaitan dengan masalah taubat, Rasullullah SAW dalam beberapa haditsnya menjelaskan:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Artinya: "Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat."(IBNUMAJAH - 4241)

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ

Artinya: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla akan menerima taubat seorang hamba, selagi ia belum sakaratul maut." (IBNUMAJAH - 4243)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, ia berkata, Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :

أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ.

Artinya: "Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yakni kematian."[8]

Memperbanyak mengingat mati akan mendorong seseorang untuk memperbanyak amal kebaikan. Orang yang tidak beramal baik atau berbuat buruk mengindikasikan bahwa ia tidak mengingat bahwa dirinya kelak akan memasuki fase kematian. Imam ad-Daqqaq berkata, "Barangsiapa memperbanyak mengingat mati, dia dikaruniai tiga perkara: Menyegerakan taubat, hati yang qana'ah, dan semangat beribadah."[9]

Nilai-nilai pendidikan Islam yang dapat dipetik dari bait-bait lirik lagu Tomat (Tobat Maksiat) ini adalah bahwa dengan mengingat kematian akan mendorong seseorang untuk bersegera melakukan taubat. Cerminan dari taubat itu adalah terjadinya perubahan perilaku kearah yang lebih baik dari perilaku-perilaku sebelumnya. Agenda mengingat kematian pada dasarnya adalah upaya untuk mendidik seseorang agar memahami dan menyadari akan pentingnya taubat. Jika taubat telah benar-benar dapat diwujudkan dalam diri seseorang, maka ia akan termotivasi untuk mempraktekkan nilai-nilai pendidikan Islam yang tergambar pada terjadinya perubahan perilaku hidup yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, di mana hal ini juga merupakan visi dari pendidikan Islam secara luas. Visi pendidikan Islam itu pada hakikatnya melekat pada visi ajaran Islam itu sendiri yang terkait dengan visi kerasulan para Nabi, mulai dari visi kerasulan Nabi Adam hingga kerasulan Nabi Muhammad SAW. Secara universal, visi pendidikan Islam itu adalah:

1.Membangun sebuah kehidupan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah, seperti firman-Nya: “Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS. al-Ankabut: 16)

2.Membawa rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana firman-Nya: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS. Al-Anbiya: 107).

3.Lirik lagu Mari Sholawat

Shalatullah salamullah, ala Thaha Rasulillah Shalatullah salamullah, ala Yasin Habibillah Tawasalna bibismillah, wa bilhadi Rasulillah, wa kulli mujahidin lillah, bi ahli badri, ya Allah *courtesy of LirikLaguIndonesia.net Daripada kita pacaran Lebih baik kita shalawatan Daripada kita berduaan Nanti bakal dihasut setan

Awas jangan dekat-dekatan Kitakan belum ada ikatan Daripada dekat-dekatan Mending kita shalawatan

Bukan aku tak suka padamu Bukan aku tak mau denganmu Tapi aku mau lihat dulu Setebal apa imanmu

Sudahlah engkau lupakan Anggap saja kita taarufan Sudahlah jangan kau pikirkan Mending kita shalawatan

Lirik lagu Mari Sholawat yang diciptakan dan dipopulerkan oleh kelompok musik Wali Band ini di samping dimaksudkan untuk “mensholawatkan masyarakat” juga untuk “memasyarakatkan sholawat”. Upaya ini terbukti dengan digemarinya lagu ini mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sholawat menjadi sesuatu yang urgen untuk disosialisasikan tidak saja melalui pelajaran agama di sekolah, tetapi juga melalui jalur seni musik ini adalah karena membaca sholawat adalah bagian dari perintah agama, sebagimana termaktub dalam al-Qur’an dan hadits Nabi SAW di bawah ini:

Artinya: "Dia-lah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang".(QS. Al-Ahzab: 43)

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya".(QS. Al-Ahzab: 56)

صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا

Artinya: “bershalawatlah atasku, karena orang yang bershalawat atasku dengan satu shalawat, niscaya Allah akan bershalawat atasnya dengannya sepuluh kali…(MUSLIM - 577)

أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً

Artinya: "Orang yang paling dekat denganku pada hari Qiyamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku." (TIRMIDZI - 446)

Nilai-nilai pendidikan Islam yang dapat digali dari perintah bershalawat kepada Rasululah SAW di antaranya adalah:

1.Meneladani akhlak Rasulullah SAW sebagai “maha guru” setelah Allah SWT

2.Menumbuhkembangkan kecintaan kepada Rasulullah SAW sebagai tokoh idola dan panutan di segala jaman.

3.Berupaya mendapatkan syafa’at Rasulullah SAW di dunia maupun di Hari Kebangkitan

4.Dan seterusnya

Pesan-pesan yang lebih urgen dan sesuai dengan perkembangan jaman yang terkandung dalam lirik lagu Mari Sholawat ini selain upaya mensosialisasikan Sholawat Nabi kepada masyarakat luas adalah adalah pesan untuk tetap menjaga akhlaqul karimah dalam pergaulan antar muda-mudi jaman sekarang, khususnya “mendidik” muda-mudi agar memiliki etika pergaulan yang sesuai dengan tuntunan Islam.

Etika pergaulan dalam Islam adalah, khususnya antara lelaki dan perempuan garis besarnya adalah sebagai berikut:

1.Saling menjaga pandangan di antara laki-laki dan wanita, tidak boleh melihat aurat, tidak boleh memandang dengan nafsu dan tidak boleh melihat lawan jenis melebihi apa yang dibutuhkan. (An-Nur:30-31),

2.Sang wanita wajib memakai pakaian yang sesuai dengan syari'at, yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh selain wajah, telapak tangan dan kaki (An-Nur:31),

3.Hendaknya bagi wanita untuk selalu menggunakan adab yang islami ketika bermu'amalah dengan lelaki, seperti:

a.Di waktu bersenda gurau hendaknya ia menjahui perkataan yang merayu dan menggoda (Al-Ahzab:32),

b.Di waktu berjalan hendaknya wanita sesuai dengan apa yang tertulis di surat (An-Nur:31 & Al-Qisos:25) dan,

c.Tidak diperbolehkan adanya pertemuan lelaki dan perempuan tanpa disertai dengan muhrim.[10]

Demikianlah uraian penulis tentang interpretasi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam beberapa lirik lagu kelompok musik “Wali Band”. Menurut penulis sebenarnya masih banyak terdapat lirik-lirik lagu kelompok musik Wali Band yang juga sarat dengan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam lirik-lirik yang diciptakannya, seperti Aku Bukan Bang Toyib, Tuhan, Dik, Ya Allah, Baik-Baik Sayang, Tetap Bertahan, dan sebagainya. Kedalaman pesan-pesan religius yang diusung oleh kelompok musik Wali Band ini menurut penulis tidak lain karena para musisi dan vokalisnya memiliki background religi yang kuat,sebagaimana penulis uraikan sebelumnya bahwa personil Wali kebanyakan adalah berangkat dari pendidikan pesantren, di samping mereka mengenyam pendidikan tinggi di UIN Jakarta. Background religi mereka inilah yang menjadi hidden curriculum dalam setiap karya-karya yang diciptakannya. Bahwa setiap karya lagu Wali Band ini mengandung pesan-pesan religius yang banyakdipengaruhi oleh latar belakang pendidikan personilnya, termasuk lirik-lirik lagu yang bertema percintaan sekalipun.

Penutup

Pendidikan Islam adalah tanggung jawab bersama, tidak saja ia menjadi tanggung jawab orangtua, pendidik, ulama, dan pemerintah. Tetapi pendidikan Islam menjadi tanggung jawab siapa saja yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup sesuai dengan keahlian dan profesinya masing-masing. Dengan kata lain, pendidikan Islam tidak musti harus dibebankan kepada lembaga-lembaga pendidikan baik formal, non formal, maupun informal, tetapi ia juga menjadi tanggung jawab siapapun dan dalam bidang apapun, termasuk di dalamnya bidang seni musik.

Menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam melalui jalur seni musik pada dasarnya merupakan salah satu dari kesekian model pendidikan Islam, dan ia termasuk kedalam kelompok pendidikan non formal. Pendidikan Islam tidak musti harus diidentikkan dengan madrasah dan pesantren an sich, karena hal ini hanya akan menafikan bahwa sesungguhnya model pendidikan Islam itu pluralistik. Abdurrahman Wahid dalam salah satu artikelnya menyatakan:

Pendidikan Islam memiliki begitu banyak model pengajaran baik yang berupa pendidikan sekolah, maupun “pendidikan non-formal” seperti pengajian, arisan dan sebagainya. Tak terhindarkan lagi, keragaman jenis dan corak pendidikan Islam terjadi seperti kita lihat di tanah air kita dewasa ini. Ketidakmampuan memahami kenyataan ini, yaitu hanya melihat lembaga pendidikan formal seperti sekolah dan madrasah di tanah air sebagai sebuah institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan satu sisi belaka dari pendidikan Islam, dan melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri.[11]

Transformasi dan Internalisasi pendidikan dewasa ini telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ini terjadi dengan semakin meningkatnya kemampuan seseorang dalam bidang iptek. Wawasan yang luas, didukung dengan keahlian mengolah suara, dan ketrampilan memainkan alat musik telah menjadi sebuah media dalam proses transformasi serta intenalisasi nilai-nilai luhur pendidikan Islam.Diantara para tokoh seni musik dan seni suara yang telah melakukan transformasi pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam misalnya adalah: Rhoma Irama, Ida Laila, K.H. Ma’ruf Islammudin, Ebiet G. Ade, Emha Ainun Nadjib, dan sederetan tokoh lainnya. Mereka adalah para tokoh yang menyebarkan dakwah Islam serta menanamkan nilai-nilai luhur pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an melalui seni musik dan seni suara.

Seberapa efektif transformasi nilai-nilai pendidikan Islam melalui jalur seni musik? Menurut penulis Jawabannya adalah kembali kepada sebuah pertanyaan, “seberapa konsisten mereka para pegiat seni musi itu mengusung pesan-pesan religi dalam setiap karya-karyanya”, sebagaimana firman Allah SWT:"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman."(QS. Adz-Dzariyat: 55).

[1]Diah Harianti, Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2007), hal. 3

[2] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hal. 41

[3] Dirjen Pendis Depag RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Dirjen Pendis Depag RI, 2006), hal. 25.

[4] Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 (Sinar Grafika, 2003)

[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Wali_Band

[6] http://www.parawaliindonesia.co.cc/2011/04/profil-akun-fb-twitter-personil-wali.html

[7]Diah Harianti, Loc. Cit, hal. 3

[8] (HR. at-Tirmidzi, no. 2308 dan Ibnu Majah, no. 4258, dishahih-kan oleh Syu'aib al-Arna`uth dalam Tahqiq Riyadh ash-Shalihin, hadits no. 579).

[9] Imam al-Qurthubi, at-Tadzkirah fi Ahwal al-Mauta wa Umur al-Akhirah (1/61-63)

[10]Pacaran Sesuai Ajaran Islam, http://www.pesantrenvirtual.com

[11] Abdurrahman Wahid, Pendidikan Islam Harus Beragam, Kedaulatan Rakyat, Edisi Yogyakarta, 21 Desember 2002

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun