Mohon tunggu...
Mahanani Putri
Mahanani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unesa

Bermain di alam dan menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterampilan Konseling untuk Mewujudkan Komunikasi Terapeutik

31 Juli 2024   15:38 Diperbarui: 31 Juli 2024   15:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi perlu digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi mempermudah manusia dalam berinteraksi, sehingga tujuan yang ingin disampaikan dapat terwujud (Inah, 2013). Adanya komunikasi ini akan membantu untuk saling memahami dan mengerti maksud dari lawan bicara. Sering kali komunikasi berjalan dua arah dengan baik, namun tak jarang komunikasi juga dapat hilang arah atau tidak bertemu pada suatu maksud yang sama. Hal ini dapat disebabkan karena salah satu atau kedua pihak tidak menerapkan cara berkomunikasi yang baik. Oleh karena itu tak jarang terjadi kesalahpahaman yang bisa berakibat fatal.

Jika terdapat di dalam kondisi di mana kita sedang mendengar seseorang bercerita tentang suatu masalah dan meminta kita untuk memberi arahan dan pilihan, kesalah pahaman dalam berkomunikasi ini harus dihindari. Kesalahpahaman ini akan berakibat fatal dalam pemberian arahan dan pilihan kepada lawan bicara dan dapat merusak hubungan karena lawan bicara merasa tidak dihargai dan didengar.

Maka dari itu, seorang konselor yang berprofesi sebagai pemberi arahan dan pilihan terhadap suatu permasalahan yang dimiliki oleh konseli harus menerapkan keterampilan konseling yang baik agar konselor dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif dan mendalam, serta tercipta komunikasi terapeutik atau komunikasi yang dapat menyembuhkan.

Keterampilan konseling dasar yaitu keterampilan inti dari profesi konseling yang harus dimiliki oleh seorang konselor agar dapat menjalankan perannya dengan baik (Bustamam, 2017). Di bawah ini beberapa keterampilan konseling yang harus diterapkan seorang konselor:

  • Keterampilan Attending
    • Keterampilan attending ini diberikan oleh konselor berupa perhatian kepada konseli baik berupa verbal maupun nonverbal agar konseli merasa nyaman dan dihargai. Keterampilan ini dapat dipraktekkan dengan cara menatap mata konseli, mendengar dengan seksama, tidak memotong pembicaraan, ekspresi yang menenangkan dan senyuman. Proses konseling biasa dilakukan dengan cara bertatap muka langsung, sehingga seseorang yang membutuhkan bantuan tersebut memperoleh kebahagiaan (Kusmaryani, 2010).
  • Keterampilan Membuka Percakapan
    • Sering kali seorang konseli merasa bingung untuk memulai suatu percakapan terlebih harus berkonsultasi. Di sini konselor berperan untuk membuka percakapan dengan konseli dengan mempersilakan konseli menjelaskan tentang masalah yang dimiliki. Hal ini dapat membangun hubungan awal dengan seorang konseli.
  • Keterampilan Bertanya
    • Konselor dapat membantu konseli dalam pemecahan masalah dan memperoleh suatu informasi dengan cara mengajukan pertanyaan terkait masalah yang dimiliki konseli. Pertanyaan yang diajukan oleh konselor bisa berupa pertanyaan tertutup dan terbuka. Dalam hal ini konselor disarankan untuk mengajukan pertanyaan yang terbuka agar konseli dapat menjabarkan dengan jelas sesuai dengan yang konseli rasakan.
  • Keterampilan Restatement
    • Keterampilan ini merupakan pengulangan beberapa pernyataan dari konseli untuk menegaskan pemahaman untuk konselor.
  • Keterampilan Klarifikasi
    • Keterampilan ini digunakan untuk menyamakan persepsi antara konselor dan konseli, di sini konselor mendorong konseli untuk memperjelas sesuatu yang sebenarnya dirasakan.
  • Keterampilan Genuine
    • Keterampilan ini berupa pengungkapan yang jujur mengenai pikiran dan perasaan konselor terhadap konseli namun tetap membangun hubungan baik antar keduanya.
  • Keterampilan Konfrontasi
    • Keterampilan ini merupakan keterampilan untuk memahami ketidaksesuaian antara sesuatu yang diungkapkan dengan bahasa tubuh konseli. Contohnya, konseli berbicara "saya baik-baik saja," namun dengan ekspresi sedih. Dalam kondisi ini konselor harus dapat memahami dan menanyakan lebih lanjut tentang apa yang sedang terjadi terhadap diri konseli. Hal ini menentukan keterbukaan konseli melalui body language dan menciptakan situasi nyaman dan hubungan yang baik pada proses konseling maka sifat empati, kejujuran, mempercayai, menghargai, menerima serta komitmen terhadap hubungan konseling sangat perlu diterapkan oleh konselor (Perianto & Purwaningrum, 2022).
  • Keterampilan Empati
    • Konselor harus dapat memahami apa yang dirasakan oleh konseli, sehingga dapat menempatkan diri pada perasaan yang sama.
  • Keterampilan Merangkum
    • Keterampilan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah diungkapkan oleh konseli. Di sini konselor menyusun semua ungkapan konseli menjadi suatu pikiran yang dinamis.

Keterampilan-keterampilan tersebut perlu dimiliki oleh seorang konselor agar tercipta suatu komunikasi terapeutik yang diinginkan. Dengan ini, hubungan antara konselor dengan konseli akan tercipta dengan baik dan konseli merasa dalam kondisi yang aman dan nyaman saat proses konseling. Adanya komunikasi terapeutik akan mendorong seorang konselor dapat memberikan suatu arahan dan pilihan yang baik, dan cenderung membantu untuk perubahan yang positif terhadap seorang konseli. Seperti yang dikatakan (FITRIANA, 2019) tujuan konseling adalah menciptakan perubahan perilaku yang membuat konseli mendapatkan hidup yang lebih produktif. Jadi untuk mewujudkan komunikasi terapeutik penting untuk memahami dan menerapkan keterampilan-keterampilan konseling.

 

Bustamam, N. (2017). KETERAMPILAN DASAR KONSELING: LAPORAN TES DAN LANGKAH BERIKUTNYA. Universitas Nusantara PGRI Kediri, 01, 1--7.

FITRIANA, H. (2019). Peran Keterampilan Konselor (Counselor Skill) Sebagai Problem Solving Pada Permasalahan Remaja (Studi Literatur). Al-Tazkiah, 8(1), 17--28. https://doi.org/10.20414/altazkiah.v8i1.1096

Inah, E. N. (2013). PERANAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN. Al-Ta'dib, 1(2), 8; 99-117. http://www.eldis.org/vfile/upload/1/document/0708/DOC23587.pdf%0Ahttp://socserv2.socsci.mcmaster.ca/~econ/ugcm/3ll3/michels/polipart.pdf%0Ahttps://www.theatlantic.com/magazine/archive/1994/02/the-coming-anarchy/304670/%0Ahttps://scholar.google.it/scholar?

Kusmaryani, R. E. (2010). PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING GURU PEMBIMBING DI YOGYAKARTA. 40(November), 175--186.

Perianto, E., & Purwaningrum, S. (2022). Pemahaman Konsep Konseling Dan Keterampilan Dasar Konseling Pada Mahasiswa Kelas Konseling Traumatik. KONSELING EDUKASI "Journal of Guidance and Counseling," 6(1), 1. https://doi.org/10.21043/konseling.v6i1.15711

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun