Mohon tunggu...
Mahameru Sdw
Mahameru Sdw Mohon Tunggu... Penulis - Cicurug, Sukabumi

Umur 20 tahun

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jalan Sukabumi-Bogor Udah Hampir Mirip Lintasan Motor Trail Aja

23 Mei 2022   05:25 Diperbarui: 24 Mei 2022   22:05 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembuka sebagai doa

Sebelum memaparkan tulisan dangkal ini, saya ingin mengajak para pembaca untuk mendoakan para korban kecelakaan(terutama yang meninggal) menurut kepercayaannya masing - masing, dan semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan. walaupun rasa tidak bisa didekap serupa; turut haru bersimpul doa dari saya untuk keluarga korban kecelakaan lalu lintas yang salah satu penyebab materialnya yaitu akibat dari kelalaian pemerintah terkait pemeliharaan jalan.

Langsung membahas jalan

Banyak kecelakaan lalu lintas terjadi dijalan nasional sukabumi-bogor—detailnya yaitu jalan dari sebelum pabrik yongjin hingga depan SD benda—malangnya beberapa dari korban akibat jalan rusak tersebut ada yang hingga meninggal dunia. dari kondisi mengkhawatirkan seperti ini, banyak masyarakat di sosial media yang memberikan kecaman pada pemerintah pusat maupun daerah(dalam kolom komentar akun media berita lokal yang meliput peristiwa terjadinya korban kecelakaan), kebanyakan dari lontaran tulisan mereka pada intinya yaitu menanyakan atau menagih perbaikan jalan yang seharusnya diselenggarakan oleh pemerintah.

Dalam UU tentang jalan(2022), dikatakan bahwa pemerintah ditugaskan untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan jalan yang salah satunya yaitu melakukan perbaikan jalan atau preservasi jalan. sebagaimana dikatakan dalam UU tersebut terkait asas atau tujuan yang tertulis salah satunya yaitu untuk mencapai kesejahteraan umum.

akan tetapi pada praktiknya hal tersebut gagal dilaksanakan oleh pemerintah pusat(Kementerian PUPR), yang sebagaimana kita ketahui(menurut UU tentang jalan)bahwa kementerian PUPR lah yang ditempatkan dalam koridor jalan nasional, singkatnya merekalah yang diberikan tugas untuk melaksanakan pemeliharaan jalan nasional agar sesuai dengan tujuan dari UU yaitu menghasilkan keamanan serta kenyamanan untuk masyarakat. Dan ternyata nihil dalam hasil!,"masa iya memperaman sama dengan banyak korban yang dihasilkan?".

bentuk pertanyaan yang pantas diajukan adalah "kemana dana pemeliharaan jalan rutin tercurahkan?"

Pemkab bersembunyi didalam kolong kasur

Walaupun jalan yang sedang kita bahas ini merupakan jalan nasional, akan tetapi saya kira yang pantas ditunjuk(selain Kementerian PUPR) atas siapa yang bertanggung jawab terkait kerusakan jalan(Sukabumi-Bogor)bukanlah hanya pihak pemerintah pusat saja, pemkab pun saya kira bisa dijadikan sebagai terduga selanjutnya dalam kerusakan jalan ini, sebab, melihat dari kerusakan jalan yang begitu panjang jaraknya, saya kira hal tersebut kemungkinan diakibatkan oleh kenakalan pengoperasian angkutan(air minum/hasil tambang)yang tidak sesuai pada jamnya; dalam hal ini yang ditugaskan untuk mengawasinya adalah pemkab.

 "Aku curiga ada Pemkab yang alfa dalam kerjanya; bersembunyi dibawah kolong kasurnya sambil bermain mobil truk. ngeeeng".

Penutup

Persoalan tentang pemeliharaan jalan, saya kira sudah menjadi kewajiban mendasar pemerintah dalam pemenuhannya, sehingga tak etis rasanya melihat pemerintah masih perlu ditegor dalam hal pemeliharaan jalan, dengan melihat berbagai macam persoalan yang masih banyak menjadi PR negara; seperti kesenjangan sosial, akses pendidikan yang terbatas(sulit dicapai untuk rakyat miskin) dsb.

Untuk mengantisipasi bentuk kelalaian pemerintah semacam itu, saya kira masyarakat perlu untuk turun langsung mengawasi segala macam bentuk kebijakan pemerintah, sebab, saya rasa masyarakat—terutama dalam negara demokrasi—sangatlah pantas bahkan dianjurkan untuk skeptis terhadap kebijakan yang digulirkan pemerintah, ditambah dengan posisi kebanyakan politisi saat ini yang tidak berposisi pada masyarakat. Kita perlu untuk membuat simpul yang berasaskan kebersamaan dan kusukarelaan demi mewujudkan kepentingan bersama.

Melihat masalah ini saya jadi teringat kembali kutipan dari ayahnya Ferry irwandi yang dilontarkan oleh Ferry irwandi sendiri saat menjadi bintang tamu di podcast Total Politik, jika tidak salah beliau mengatakan bahwa dalam suatu negara ada yang namanya yaitu: (1) "negarawan" yang artinya adalah seseorang yang mengutamakan kepentingan negara diatas segalanya, (2) "politikus" yaitu orang yang mengutamakan kepentingan golongan diatas segalanya, dan (3)"pekerja politik" yaitu orang yang mengutamakan kepentingan dirinya sendiri diatas segalanya. Menurut saya "negarawan" sangatlah samar untuk ditemui, maka, berangkat dari kesamaran itulah saya menyepakati bahwa "negarawan" tidaklah terlihat saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun