"Buku yang lagi hangat dan sekarang dicari banyak orang," ucap pak Dahlan sembari senyum-senyum. Harap maklum, Gubernur Sulsel NA diciduk KPK akhir Pebruari 2021 dalam sangkaan kasus suap proyek infrastruktur, dan kini nonaktif, berstatus tahanan KPK.
Selain sebagai penulis buku, M Dahlan Abubakar termasuk pembaca berat buku-buku dari berbagai penerbit. Di perpustakaan pribadinya terdapat  lima lemari masing-masing terdiri atas 5 rak penuh berisi buku koleksinya. Bahkan di kamar tidurnya ada dua rak berisi penuh buku yang pernah dibacanya.
Pak Dahlan, begitu sebutan akrab saya terhadap M Dahlan Abubakar, suami dari Hj. Hana Abubakar  tersebut. Namanya populer di Sulawesi Selatan sejak mulai berkarier sebagai wartawan Harian Pedoman Rakyat  (PR) terbitan kota Makassar tahun 1976, lantaran tulisan-tulisannya.
Selain sehari-hari aktif melaksanakan tugas meliput peristiwa untuk penulisan berita-berita lurus di harian PR. MDA begitu sering ditulis sebagai inisial namanya, termasuk penulis produktif.
Tulisan tentang mantan rektor Unhas sekaligus mantan Gubernur Sulsel Prof DR HA Amirundidin Pabittei pernah disajikan bersambung sebanyak 65 seri di Harian Pedoman Rakyat. Suka menulis profile perempuan berprestasi serta feature -- cerita dibalik peristiwa yang bersifat human interest, hal yang menarik maupun yang unik dalam kehidupan keseharian. MDA dapat mencapai puncak karir sebagai Pemimpin Redaksi sebelum koran PR harus berhenti terbit.
Kak Dahlan, begitu sapaan akrab  banyak wartawan di Sulsel kepada MDA. Lucunya, banyak orang yang berusia lebih tua dari ayah dua orang anak dengan 6 cucu hingga kini memanggilnya dengan sebutan Kak Dahlan. Hahahaa......
Ketua Yayasan Pers Sulawesi Selatan ini pun termasuk salah seorang paling produktif menulis buku biografi perjalanan hidup, kerja dan karya tokoh-tokoh penting di provinsi Sulawesi Selatan.
"Sejak menulis buku tahun 1975, sudah ada lebih  40 buku profil tokoh Sulawesi Selatan yang saya tulis,'' jelas pak Dahlan. Setiap buku tokoh yang ditulis tersebut minimal lebih dari 200 halaman. Bahkan buku biografi  "K.H.Muhammad Hasan,BA: Guru, Tabib, dan Misteri Jin" yang ditulis tahun 2012 tebalnya mencapai 620 halaman. Setingkat lebih tebal  dari karyanya buku "Ramang Macan Bola"  (523 halaman).
Selain buku kategori biografi, justeru pak Dahlan menulis buku dalam jumlah halaman yang lebih banyak. Seperti buku "Satu Abad PSM Mengukir Sejarah" yang ditulis bersama Andi Widya Syadzwina tahun 2020. "Ini buku yang paling tebal yang pernah saya tulis, 694 halaman," akunya. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Artinya, jika dirata-ratakan saja 200-an halaman per buku biografi, pak Dahlan kini senyatanya telah menulis lebih dari 8.000 halaman buku tentang tokoh di Sulawesi Selatan. Luar biasa!