"Jasa baik beliau tidak akan kita lupakan, hukum biarlah berproses, tidak ada gading yang tidak retak, satu kesalahan tak akan menutupi banyaknya kebaikan dan karya yang telah dilakukan selama ini. Kami masih ingin karya lain dari Prof DR NA. Kembalikan Gubernur kami."
Demikian antara lain tulisan yang ada di dua panel karangan bunga yang dipampang di mulut pintu masuk Rujab Gubernur Sulsel di Jl Jenderal Sudirman, kota Makassar. dr Hendra Kusuma,Sp.MM.Kes mengirim karangan bunga bertuliskan :''Tak ada gading yang tak retak. Budi baik dan karyamu akan tetap hidup dalam setiap goresan tanganku."
Di samping karangan bunga yang dipajang tepi pagar arah utara Gubernuran Sulsel ini, ada juga karangan bunga yang mengatasnamakan sebagai "Dokter-dokter yang pernah engkau sekolahkan'' memajang karangan bunga bertuliskan "Tetap Semangat Prof jalani prosesnya. Kami senantiasa menanti dan mendoakan yang terbaik."
Lekbak Lokokmi Atingku Lekbak Panrakmi Nyawaku. Begitu bunyi kalimat berbahasa Makassar dalam karangan bunga yang dikirim Warkop Mak Bintang Pinrang. Karangan bunga dari para pejuang kemenangan menuliskan: 'Hati kami memang sedang berduka tapi kami rakyatmu tiada menyerah."
Karangan bunga atas nama umat kristiani Sulsel memuat ucapan doa: "Semoga Tuhan Yesus selalu melindungi Pak Gubernurku." Â Perhimpunan Alumni dari Jepang Persada Sulsel memasang karangan bunga yang bertuliskan: Bapak Ketua Kami Prof Nurdin Abdullah "Ganbatte Kudasai"Â Semoga Allah SWT selalu melindungi bapak dan keluarga."
Sabtu, 6 Maret 2021 pagi, banyak warga kota Makassar yang jalan pagi mampir berselfi-selfi dengan latar karangan bunga yang terpajang lebih sepanjang 300-an meter di tepi Jl Jenderal Sudirman, depan Rujab Gubernur Sulsel. "Momen langka, boss!" teriak sekelompok remaja kepada rekannya saat berfoto-ria dengan latar jejeran karangan bunga depan pintu masuk Rujab Jl. Jenderal Sudirman kota Makassar.
Hampir beriringan dengan kehadiran banyak kiriman karangan bunga ke halaman Rujab, di berbagai sudut kota Makassar terpajang spanduk-spanduk yang bertuliskan "Save NA, Kami Rakyat Sulsel menunggu pulang Gubernur Kebanggaan kami."
Sebuah mobil Avansa warna hitam tiba-tiba berhenti di depan jejeran Karangan Bunga depan Rujab Gubernur Sulsel. Empat orang dewasa 2 pria 2 wanita kemudian keluar dari mobil. Kedua orang ibu langsung memperbaiki panel sebuah karangan bunga yang agak condong miring ke selokan.
Rupanya mereka berasal dari Bantaeng. Dari wilayah Bissappu, jelas seorang bapak. ''Kami ikut mengirim karangan bunga ke sini paling utama untuk menepis  upaya pembusukan terhadap Bapak Nurdin Abdullah. Kenapa tiba-tiba semua orang menganggap dia koruptor, padahal belum ada bukti dia merugikan negara dengan mengambil uang negara secara melawan hukum untuk kepentingan memperkaya pribadi atau keluarganya. Belum ada pembuktian kepastian hukum dari pemeriksaan di pengadilan,'' katanya.