Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Astagfirullah... Rasa Tidak Percaya Gubernur NA Digiring KPK

27 Februari 2021   17:08 Diperbarui: 4 Maret 2021   22:48 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur HM Nurdin Abdullah saat berada di bandara Sultan Hasanuddin,Sabtu (27/2/2021) saat hendak terbang ke Jakarta memberi kesaksian di KPK/Ft.Ist

Astagfirullah! Berulangkali saya mengucap istigfar tatkala, Sabtu, 27 Pebruari 2021 pagi menyimak banyak postingan di media sosial menginformasikan Gubernur Sulsel Prof DR Ir HM Nurdin Abdullah, M.agr (NA) ditangkap tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat dinihari.

Bahkan ada yang secara vulgar memosting berita dengan judul agak sangar: "Nurdin Abdullah Ditangkap KPK, Tertunduk dengan Tangan Terborgol Menuju Pesawat." Walaupun kemudian diketahui dalam kenyataan tak ada pemborgolan dilakukan KPK terhadap Gubernur NA.

Ada semacam rasa tidak percaya jika mantan Bupati Bantaeng dua periode (2008- 2018) tersebut harus dicokok berkaitan dengan masalah korupsi, memanfaatkan uang negara untuk memperkaya diri sendiri, orang lain atau lembaga, secara melanggar hukum dan merugikan negara.

Antara tahun 2011 hingga 2013 ketika masih sibuk-sibuknya melaksanakan tugas sebagai Bupati Bantaeng periode pertama, menemani seniman H Udhin Palisuri (alm) saya hampir setiap Minggu bertemu dengan profesor, alumni Unhas yang menyelesaikan pendidikan magister dan doktornya di Universitas Kyushu, Jepang itu.

Dia amat senang berbincang dengan mendiang seniman yang dijuluki 'Jenderal Puisi' di Sulsel semasa hidupnya. Berbincang santai tentang banyak hal sering dilakukan secara bebas dengan NA hingga larut malam di Bontoatu, kediaman pribadinya di kota Bantaeng.

Begitu sukanya NA, dalam banyak kesempatan acara-acara resmi di daerah berjuluk Butta Toa yang dipimpinnya, Udhin Palisuri sering diminta membacakan puisi di awal-awal acara. Tengah malam pulang perjalanan kerja dari Jakarta, dari bandara Hasanuddin NA langsung melayat jenazah H Udhin Palisuri yang wafat, 2 Juni 2014 malam di rumah duka kecamatan Mariso, Makassar.

Melalui suatu perbincangan terbuka, NA pernah mengungkap, pendapatannya sebagai Presdir PT Maruki Internasional Indonesia berkali lipat dari gajinya sebagai Bupati Bantaeng. Dia mengaku mengincar jabatan politis sebagai bupati Bantaeng atas permintaan ayahnya (alm) untuk membantu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di kabupaten Bantaeng.

"Beberapa kali sebelumnya saya ajak isteri melihat kehidupan masyarakat di berbagai pelosok kabupaten Bantaeng, kemudian menyetujui untuk menerima tawaran ayah saya untuk maju dalam bursa pemilihan bupati Bantaeng. Untuk melaksanakan amanah ayah terutama membantu membangun mengolah potensi daerah agar rakyat dapat keluar dari ketidakberdayaan akibat kemiskinan. Rakyat banyak pun mendukung. Begitulah, saya kemudian terpilih jadi Bupati Bantaeng,'' cerita NA suatu malam jelang sahur di kediamannya Bontoatu.

Selama sepuluh tahun menjabat sebagai bupati, NA berhasil memimpin pemerintahan, pembangunan serta urusan-urusan kemasyarakatan. Tingkat kemiskinan di kabupaten Bantaeng tiap tahun berhasil ditekan. Bantaeng pun mampu keluar sebagai daerah tertinggal. Justru wilayah Butta Toa ini berkembang pesat, sebagai daerah pertanian serta destinasi wisata di wilayah selatan Sulawesi Selatan.

Berbagai penghargaan dari pemerintah pusat serta lembaga lain diberikan khusus kepada Pemkab Bantaeng yang mampu bangkit membangun daerah dengan budget APBD yang relatif kecil di antara kabupaten kota di Sulsel. Silih berganti utusan pemerintah daerah kabupaten kota lain di Indonesia menjadikan Bantaeng sebagai sasaran study banding selama kepemimpinan Bupati NA.

''Sekarang ini seorang pemimpin, bekerja dengan baik pun tak luput dari sorotan. Maka bekerjalah sungguh-sungguh, tidak perlu ragu jika itu diyakini baik untuk kepentingan rakyat banyak,'' kata NA dalam banyak kesempatan berbincang saat masih menjadi Bupati Bantaeng.

Salah satu Visi-Misi NA berpasangan Sudirman Sulaiman yang terpilih rakyat dan dilantik 5 September 2018 sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel adalah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih tidak koruptif di Sulsel. Publik Sulsel tahu, dan memahami NA secara pribadi memiliki kekuatan ekonomi yang cukup besar jauh sebelum menjabat sebagai Gubernur Sulsel.

Gubernur HM Nurdin Abdullah saat berada di bandara Sultan Hasanuddin,Sabtu (27/2/2021) saat hendak terbang ke Jakarta memberi kesaksian di KPK/Ft.Ist
Gubernur HM Nurdin Abdullah saat berada di bandara Sultan Hasanuddin,Sabtu (27/2/2021) saat hendak terbang ke Jakarta memberi kesaksian di KPK/Ft.Ist

Maka gegerlah ke semua relung kampung di Sulsel ketika Sabtu, 27 Pebruari 2021 bertaburan berita bahwa Gubernur NA terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK.

Banyak yang tak hirau lagi dengan penjelasan kemudian datang dari Veronica Moniaga, juru bicara NA bahwa Gubernur Sulsel ini tidak tertangkap tangan, seperti seorang ajudannya, seorang kontraktor dan 3 orang lainnya di sebuah rumah makan di kota Makassar. NA dibawa KPK ke Jakarta untuk jadi saksi dari penangkapan terhadap ke lima orang tersebut.

Banyak warga Sulsel tidak langsung percaya. Tapi lebih banyak yang kemudian terperangah menyaksikan liputan media massa maupun medsos yang menyuguhkan gambar-gambar live Gubernur NA serta 5 orang OTT KPK digiring masuk ke Gedung KPK Jakarta. Termasuk sebuah tas yang disebut-sebut berisi uang sebanyak Rp 1 miliar barang bukti disita saat dilakukan OTT di rumah makan.

Miris mendengar NA mengatakan dirinya sedang tidur beristerahat saat didatangi KPK di Rumah Jabatan, Sabtu dini hari. Saat ini KPK masih melakukan pemeriksaan. Keterangan Pers KPK terhadap hasil OTT di Makassar kini dinanti sekitar jutaan rakyat di Sulawesi Selatan. Semoga NA, yang dijuluki sebagai Gubernur Profesor Andalan di Sulsel tak tersangkut dengan kasus yang terperiksa.

Masih kuat dalam keyakinan banyak rakyat di Sulsel, NA adalah sosok pemimpin sebagaimana kata 'Toddopuli' dalam logo lambang Provinsi Sulsel. Bermakna pemimpin senantiasa teguh dalam keyakinan, bekerja tulus semata untuk kemaslahatan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun