Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengingat Sakralnya Pesan Ibu di Gelas Kopi

21 Desember 2020   23:57 Diperbarui: 22 Desember 2020   00:25 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari terakhir ruang publik kita dibanjiri anjuran: Ingat Pesan Ibu! Pesannya meliputi 3M -- senantiasa Memakai Masker di tempat-tempat umum, Menjaga Jarak dan hindari kerumunan, serta rajin Mencuci Tangan pakai sabun. Pesan ibu kekinian yang terasa kurang sakral.

Buktinya, sudah berbulan lamanya pesan didengungkan melalui berbagai saluran informasi berdaya jangkau luas. Akan tetapi pesan 3M dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 hingga kini masih banyak warga tidak hirau.

Justeru yang cuek terlihat banyak dari golongan berusia dewasa, dan bahkan oleh kalangan ibu-ibu sendiri. Pesan yang sesungguhnya amat mudah dilaksanakan tapi gagal sebagai penangkal. Lihat saja, grafik jumlah warga yang terinfeksi Covid-19 dari hari ke minggu masih sulit ditekan turun, lagi pula temuan vaksin pun masih didebat-debat  penggunaannya.

Lantas pesan 3M itu sebenarnya dari ibu siapa?

''Itu bukan pesan ibu, tapi merupakan Pesan Pandemi Covid-19 yang harus diiringi pemberian pemahaman terhadap bahaya virus tak kasat mata tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti semua kalangan, agar dapat diikuti. Tak mempan membangkitkan kesadaran publik jika pesannya disampaikan bergaya milenial seperti melalui papan-papan bicara saja,'' menjelaskan seorang rekan. Oyya......

Dalam kurun cukup lama Pesan Ibu banyak dipahami sebagai nasihat atau berupa petunjuk terhadap anak-anaknya saat usia kanak-kanak yang rongga otaknya masih minus alasan pembanding. Pesan ibu terhadap orang berusia dewasa meski tidak terdengar terbantahkan, banyak anak mengakui pelaksanaannya seringkali terdistorsi.

"Kira-kira begitu gambarannya, mengapa anjuran 3M sebagai Pesan Pandemi Covid-19 yang disebut-sebut merupakan Pesan Ibu tidak sesakral pesan ibu-ibu jaman baehula yang dipatuhi anak-anaknya, tak terlupakan sebagai pelajaran hidup hingga masa dewasa,'' tambah si rekan.

Ketika kemudian ngopi bersama di sebuah Warkop sederhana, selatan kota Makassar, dia menunjuk-nunjuk gelas kopinya. 

''Contoh, di gelas kopi ini ada tersirat salah satu pesan sakral dari ibu-ibu di Sulawesi Selatan kepada anak-anaknya tempo dulu, dan mengendap dalam ingatannya hingga dewasa untuk dipatuhi,'' jelasnya.  

Penjelasannya menyambung percakapan tentang untaian kata populer  'Ingat Pesan Ibu' di masa Pandemi Covid-19 yang banyak tidak dipatuhi meskipun telah dilakukan dengan beragam sanksi untuk penerapannya.

Terkenang suatu saat di masa kanak-kanak. Seorang remaja tetangga sekampung, pagi hari masih terlihat segar bugar membersihkan halaman rumahnya. Sore hari diperoleh kabar si remaja tewas terhimpit mobil yang ditumpangi bersama rekannya seusai mengambil bambu untuk dibuat bagang apung.

''Itumi...jangan sekali-kali tinggalkan rumah kalau tidak meminum kopi yang sudah disediakan. Itu dia celaka, karena tidak minum kopi yang dibuatkan ibunya, terburu-buru pergi setelah temannya datang menjemput,'' begitu ibu mewanti-wanti kepadaku. Peristiwa kecelakaan merenggut nyawa lantaran tak menghirup suguhan kopi tersebut, mungkin sebuah kebetulan saja.

Namun dalam kenyataan, kemudian ratusan cerita yang mirip saya dapatkan dari berbagai peristiwa yang terjadi seiring perjalanan usia melebihi setengah abad di berbagai tempat di wilayah pulau Sulawesi. Ujungnya berakhir naas lantaran sebelumnya meninggalkan tempat dengan tidak menghirup minuman kopi yang telah disediakan.

Boleh percaya atau tidak, tapi jangan coba-coba. Jangan tidak menghirup minuman kopi yang disuguhkan secara tulus. Ini salah satu dari banyak pesan ibu di masa kanak-kanak yang sampai sekarang saya masih patuh melaksanakannya meski juga dilakukan secara diam-diam. 

Pesan Pandemi Covid-19 mestinya dibuat punya daya sentuh kuat dalam diri setiap orang seperti sejatinya Pesan Ibu untuk dipatuhi atau dilaksanakan.

Setiap anak pasti punya pesan khas dari ibunya yang amat berkesan dan tak terlupakan hingga di usia dewasanya.

Ibu, sejatinya dihadirkan Tuhan Maha Pencipta sebagai sumber mata air kasih sayang yang tak pernah kering mengalir kepada anak-anaknya. 

''Kau perlu tahu, bayi-bayi dapat mengenali ibunya lantaran di kepala ibu kandungnya dia melihat ada tanduk bercahaya emas,'' pesan ibu tatkala saya beranjak usia remaja. Al Fatihah, untuk ruh almarhumah ibuku, juga untuk ruh almarhum ayahku.   

Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2020  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun