Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengingat Sakralnya Pesan Ibu di Gelas Kopi

21 Desember 2020   23:57 Diperbarui: 22 Desember 2020   00:25 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi. Sumber:triplexcapsule.com

Terkenang suatu saat di masa kanak-kanak. Seorang remaja tetangga sekampung, pagi hari masih terlihat segar bugar membersihkan halaman rumahnya. Sore hari diperoleh kabar si remaja tewas terhimpit mobil yang ditumpangi bersama rekannya seusai mengambil bambu untuk dibuat bagang apung.

''Itumi...jangan sekali-kali tinggalkan rumah kalau tidak meminum kopi yang sudah disediakan. Itu dia celaka, karena tidak minum kopi yang dibuatkan ibunya, terburu-buru pergi setelah temannya datang menjemput,'' begitu ibu mewanti-wanti kepadaku. Peristiwa kecelakaan merenggut nyawa lantaran tak menghirup suguhan kopi tersebut, mungkin sebuah kebetulan saja.

Namun dalam kenyataan, kemudian ratusan cerita yang mirip saya dapatkan dari berbagai peristiwa yang terjadi seiring perjalanan usia melebihi setengah abad di berbagai tempat di wilayah pulau Sulawesi. Ujungnya berakhir naas lantaran sebelumnya meninggalkan tempat dengan tidak menghirup minuman kopi yang telah disediakan.

Boleh percaya atau tidak, tapi jangan coba-coba. Jangan tidak menghirup minuman kopi yang disuguhkan secara tulus. Ini salah satu dari banyak pesan ibu di masa kanak-kanak yang sampai sekarang saya masih patuh melaksanakannya meski juga dilakukan secara diam-diam. 

Pesan Pandemi Covid-19 mestinya dibuat punya daya sentuh kuat dalam diri setiap orang seperti sejatinya Pesan Ibu untuk dipatuhi atau dilaksanakan.

Setiap anak pasti punya pesan khas dari ibunya yang amat berkesan dan tak terlupakan hingga di usia dewasanya.

Ibu, sejatinya dihadirkan Tuhan Maha Pencipta sebagai sumber mata air kasih sayang yang tak pernah kering mengalir kepada anak-anaknya. 

''Kau perlu tahu, bayi-bayi dapat mengenali ibunya lantaran di kepala ibu kandungnya dia melihat ada tanduk bercahaya emas,'' pesan ibu tatkala saya beranjak usia remaja. Al Fatihah, untuk ruh almarhumah ibuku, juga untuk ruh almarhum ayahku.   

Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2020  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun