Karisma empat pasangan Calon Walikota Makassar periode 2021 -- 2026 sama kuatnya. Tidak terlihat ada penonjolan massa pendukung antara kandidat yang satu dengan lainnya, lantaran  masih masa pandemi Covid -19 pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) meniadakan kampanye dalam bentuk pertemuan atau rapat-rapat akbar yang dapat memobilisasi massa seperti dalam pelaksanaan Pilkada bupati dan walikota sebelumnya.
Keempat pasangan yang telah ditetapkan KPU Kota Makassar dalam Pilkada Pemilihan Calon  Walikota dan Wakil Walikota Makassar (Pilwalkot) yang akan berlangsung 9 Desember 2020,  masing-masing, Nomor Urut 1 Mohammad Ramdhan Pomanto -- Fatmawati Rusdi (Adama) diusung Partai Nasdem dan Partai Gerindra. Nomor Urut 2, pasangan Munafri Arifuddin -- Abd Rahman Bando (Appi-Rahman) diusung Partai Demokrat, PPP, dan Perindo. Nomor Urut 3, Syamsu Rizal -- Fadli Ananda (Dilan) diusung Partai PDI Perjuangan, Hanura, dan PKB. Nomor Urut 4, Irman Yasin Limpo -- Andi Zunnum Armin NH (Imun) diusung partai Golkar, PKS, dan PAN.
Dari rangkaian kegiatan kampanye yang mulai dilaksanakan 26 September 2020 dan akan berlangsung hingga 5 Desember 2020, model pertemuan tatap muka terbatas dengan penerapan protokol kesehatan ketat dilakukan para kandidat bersama warga di 15 kecamatan yang ada di kota Makassar, terlihat masing-masing pasangan kandidat umumnya mendapat sambutan yang sama meriahnya di tiap kecamatan.Â
Secara kasat mata sulit memprediksi kecenderungan arah pilihan massa pemilih kota Makassar yang berjumlah 901.087 orang (DPT 2020) Â untuk Pilkada Pilwalkot Makassar, 9 Desember 2020.
Warga ibukota Provinsi Sulawesi Selatan ini mendapat gambaran perbedaan kekuatan daya pikat keempat pasangan Calon Pilwalkot Makassar dari hasil sigi yang dirilis dua lembaga survei dalam bulan Oktober 2020. Pertama dari Lembaga Survei Celebes Research Centre (CRC) yang merilis hasil siginya 12 Oktober 2020.Â
Memaparkan bahwa elektabilitas pasangan Adama 40,4%, pasangan Appi-Rahman 23,5%, pasangan Dilan 14,0%, dan pasangan Imun 6,5%. Survei dilakukan dengan 1.000 responden dalam kurun waktu 25 September -- 5 Oktober 2020.
Gambaran kedua, dipaparkan oleh pihak Syaiful Munjani Research and Consulting (SMRC) tatkala merilis hasil surveinya pada 21 Oktober 2020. Elektabilitas pasangan Adama 41.9%, Appi-Rahman 17,8%, Dilan 16,6%, dan Imun 6,8%.
Jika hasil survei elektabilitas dari kedua lembaga survei tersebut akurat  berbanding lurus dengan besaran hasil perolehan suara Pilwalkot Makassar, 9 Desember 2020. Maka, menurut bahasa iklan yang belakangan populer diguyonkan kalangan milenial: 'Bola-bola Pilwalkot Makassar sesungguhnya sudah selesai!"
Akan tetapi ada tetapinya, karena menurut pihak SMRC dari hasil surveinya tersebut terdapat sekitar 49% responden menyatakan baru akan benar-benar menentukan pilihannya di hari pencoblosan, 9 Desember 2020. Hal sama menjadi catatan pihak SRC, ada sekitar 24,3% responden menyatakan kemungkinan akan berubah pilihan saat hari pencoblosan.
Pascadebat publik pertama 4 kandidat Pilwalkot Makassar disiarkan live KompasTV, Sabtu, 7 Nopember 2020 malam, ada yang membuat peringkat dari empat kandidat yang susunannya amat berbeda dari peringkat elektabilitas dari rilis kedua lembaga survei tersebut.
Guna mengetahui dimana pundi-pundi suara dari keempat kandidat Pilwalkot Makassar sekarang, sebenarnya juga dapat dilihat dari suara nyata yang pernah diraih oleh mereka yang sebelumnya pernah mengikuti Pilwalkot Makassar sebelumnya.Â
Dari keempat kandidat Pilwalkot Makassar sekarang, dari masing-masing pasangan ada yang telah mengikuti Pilwalkot Makassar periode sebelumnya. Perolehan suara untuk keempat kandidat pun dapat dihitung kecenderungan yang berasal dari sokongan suara partai pendukung.
Kita simak perolehan suara nyata pernah diraih  Mohammad Ramdhan Pomanto yang tampil sebagai Calon Walikota pasangan Nomor Urut 1 Adama. Dalam Pilwalkot 2019,  arsitek jebolan Unhas yang akrab disebut dengan nama Dany Pomanto alias DP ini harus gigit jari lantaran  didiskualifikasi dari Pilwalkot meskipun kampanye sudah berjalan. Padahal hanya ada 2 pasangan calon yang lolos ke Pilwakot Makassar saat itu.Â
Akhirnya satu-satunya pasangan Munafri Arifuddin (Appi) dan A Rahmatika Dewi yang tercetak di Kertas Suara Pilwakot Makassar 2019. Â Dia melawan Kotak Kosong yang tadinya disiapkan untuk kandidat pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto dengan Indira Mulyasari. Namun begitu, hasil akhir penghitungan suara Pilwalkot Makassar 2019, KPU Makassar menetapkan Kotak Kosong memperoleh 300.795 suara (53,23%), sedangkan pasangan Munafri Arifuddin -- A Rahmatika Dewi hanya memperoleh 264.245 suara (46,77%). Kotak Kosong menang.
Pilwalkot Makassar 2019 tak berhasil memilih walikota dan wakil walikota, sehingga harus diulang dalam Pilkada, Pemilihan Serentak, 9 Desember 2020. Banyak yang menyebut suara Kotak Kosong dalam Pilwalkot Makassar 2019 sebagian besar merupakan suara untuk pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto dan Indira Mulyasari yang didiskualifikasi.Â
Tapi banyak juga yang mendebat dengan berbagai argumentasi. Di antaranya, ada yang menyebut suara Kota Kosong Pilwalkot Makassar 2019 merupakan suara orang-orang kecewa atas penyelenggaraan Pilwalkot Makassar 2019.
Pastinya, pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto -- Indira Mulyasari maju dalam Pilwalkot Makassar 2019 melalui Jalur Independen, jalur perorangan tanpa dukungan partai. Dany -- Indira didukung 117.492 orang pemilih melebihi persyaratan KPU Makassar saat itu untuk calon jalur perorangan Pilwalkot Makassar 2019 minimal didukung 65.356 orang dibuktikan dengan dokumen KTP.
Saat ini pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto -- Fatmawatiy Rusdi didukung oleh partai Nasdem dan Gerindra. Dalam pemilihan legislatif 2019, partai pendukung tersebut, Nasden  berhasil memperoleh 6 kursi  dan Gerindra 5 kursi di DPRD kota Makassar. Total perolehan suara dari kedua partai pendukung di kota Makassar tahun 2019 lebih dari 169 ribu suara.  Â
Sedangkan Munafri Arifuddin saat tampil berpasangan A Rahmatika Dewi di Pilwalkot Makassar 2019 didukung 10 partai (Nasdem, Golkar, PDIP, Gerindra, Hanura, PKB, PPP, PBB,PKS, dan PKPI). Appi, panggilan familiar Munafri Arifuddin yang kini tampil sebagai Calon Walikota Nomor Urut 2 Â berpasangan Abd Rahman Bando di Pilwakot Makassar 2020 hanya didukung partai Demokrat, PPP, dan Perindo.Â
Ketiga partai pendukung pasangan Appi - Rahman tersebut  dalam Pemilu Legislatif 2019 untuk kota Makassar, Partai Demokrat mendapat 6 kursi, PPP 5 kursi, dan Perindo 2 kursi. Total perolehan suara pemilih dari ketiga partai pendukung lebih dari 147 ribu suara.
Untuk pasangan Nomor Urut 3 Dilan, Syamsu Rizal yang calon Walikota, sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Walikota Makassar mendampingi Mohammad  Dany Pomanto sebagai Walikota Makassar periode 2014 -2019. Pasangan ini menang dalam Pilwalkot Makassar 2014 yang diikuti 10 pasangan kandidat dengan perolehan 182.484 suara dari total 592.299 suara sah.
Pasangan Dilan didukung partai PDI Perjuangan, Hanura, dan PKB. Pemilu Legislatif 2019, PDI Perjuangan mendapat 6 kursi di DPRD kota Makassar, Hanura 3 kursi, dan PKB 1 kursi. Ketiga partai pendukung pasangan Dilan ini dalam Pemilu Legislatif memperoleh lebih dari 115 ribu suara di kota Makassar.Â
Kemudian untuk pasangan Nomor Urut 4 (Imun) di Pilwalkot Makassar 2020, ada Irman Yasin Limpo yang calon walikota, juga sebelumnya pernah menjadi Calon Walikota berpasangan Calon Wakil Walikota Busrah Abdullah dalam Pilwalkot Makassar 2014. Perolehan suaranya 114.032 suara atau berada di peringkat 2 terbanyak perolehan suara dalam Pilwalkot Makassar 2014 yang diikuti 10 pasangang Calon Walikota dan Wakil Walikota.
Partai pendukung pasangan Nomor Urut 4 Irman Yasin Limpo -- Andi Zunnum Armin NH (Imun) di Pilwalkot Makassar 2020 adalah Partai Golkar, PKS, dan PAN. Ketiga partai pendukung dalam Pemilihan Legislatif 2019 berhasil memperoleh 15 kursi di DPRD kota Makassar. Masing-masing, Golkar 5 kursi, PKS 5 kursi, dan PAN 5 kursi. Akumulasi perolehan suara dalam Pemilu Legislatif 2019 ketiga partai ini di kota Makassar lebih dari 169.000 suara.
Namun angka-angka suara yang pernah diraih para kandidat tersebut merupakan catatan kemarin, kini tentu semua sudah berubah, seperti bola-bola liar yang sulit diprediksi akan bersarang kemana saat Pilwalkot Makassar pada 9 Desember 2020. Dalam waktu yang amat kasif sekarang, tentu saja, perilaku simpatik kandidat dan tim suksesnya akan dapat membantu menjaring secepatnya sebanyak-banyaknya suara pemilih di kota Makassar.
Dalam pelaksanaan dua kali Pilwalkot Makassar sebelumnya, tingkat partisipasi pemilih berada di sekitar 60 persen. Pilwakot tahun 2014 dengan DPT 983.900 orang yang memberikan suara 592.299 sebagai suara sah. Sedangkan pelaksanaan Pilwalkot Makassar 2019 DPT 967.590 yang memberikan suara tercatat hanya 656.040 suara sah.
Banyak pihak memprediksi Pilwalkot Makassar 2020 dengan DPT 901.087 yang berlangsung masih dalam masa Pandemi Covid-19, tingkat partisipasi pemilih akan tak jauh beda dengan dua Pilwalkot Makassar sebelumnya. Jika begitu adanya, hitung-hitungannya siapa pasangan kandidat yang mampu memperoleh  120.000 hingga 150.000 suara sah itulah yang akan jadi pemenang Pilwalkot Makassar 2020.
"Lebba kurekeng-rekeng mi jagoangku, ammetai!" Guyon seorang pengemudi bentor dalam logat Makassar yang memepetku saat hendak memotret kumpulan baliho kampanye Pilwalkot Makassar di bilangan kecamatan Wajo. Arti ucapannya, kurang lebih : "Telah kuhitung-hitung, pilihanku yang akan menang!" Â
Punna upa! (bhs Makassar), berarti: Jika mujur!  Ucapnya kemudian, dan  tertawa ngakak sebelum pergi menancap gas bentornya.          Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H