Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini ‘Baca-baca’ Raja Gowa ke-37 Dapat Menghilang dari Pandangan Ratusan Satpol PP

21 Juni 2016   13:50 Diperbarui: 21 Juni 2016   14:11 2553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingatan sejumlah catatan berkaitan penobatan dan cerita lenyapnya Raja Gowa dari pandangan massa yang mirip dengan dongeng lawas tentang dunia sihir tersebut, menyembul kembali saat terlibat bincang lepas tentang sisi lain mengenai ayat-ayat Quran bersama sejumlah jamaah, ba’da dhuhur  medio Ramadan 1437 H di serambi selatan mesjid raya kota Makassar.

Perbincangan dimulai setelah masing-masing selesai membaca Quran. ‘’Ayat Quran ini yang dibaca Pak Maddusila sehingga ia lolos masuk komplek Ballalompoa dan tidak dilihat ratusan petugas yang berjaga di sekelilingnya,’’ ujar Amir (35). Lelaki yang ngaku bekerja sebagai sales di sebuah perusahaan swasta tersebut, kemudian secara serius menunjuk dan melafazkan ayatnya, lalu menjelaskan artinya secara lancar, mengesankan sudah lama dihafalnya.

Dua orang bapak duduk santai melonjorkan kaki di lantai marmer yang dingin awalnya hanya terlihat manggut-manggut,  termasuk saya. Lagi pula mendengar paparan terjemahan ayat dalam bahasa Indonesia, amat meyakinkan. Memori saya pun mengenang kembali sejumlah pesan yang pernah disampaikan  para penceramah dari mimbar mesjid. Bahwa banyak ayat Quran itu merupakan doa yang wajib di-amin-kan setelah membaca atau setelah mendengarkan dibaca. Termasuk, penjelasan menyangkut ayat Quran yang dijadikan sebagai lafaz doa, akan sangat maqbul karena merupakan Firman Allah SWT.

Perbincangan menjadi hangat, saat kedua bapak berusia setengah baya, masing-masing juga mengungkap ayat yang sering diamalkan dijadikan doa untuk sabar mengatasi problem hidup. ‘’Alhamdulillah, beberapa kali bacaan ayat Quran yaitu Summum Bukmum Umyum Fahum saya ucapkan ketika menghadapi orang marah, orang mengamuk,  dan ketika melintasi daerah yang dianggap sarang penjahat, semua bisa reda dan dapat terlewati tanpa gangguan,’’ ungkap salah seorang.

Baca-baca ini, katanya, sejak kecil diajarkan oleh ayahnya dan dipesankan terutama dibaca untuk meredakan orang marah atau untuk meloloskan diri dari peristiwa amukan atau penghadangan, tanpa ada yang melihat atau menegur. ‘’Baca-baca ini kan kalau dibaca mulut selalu tertutup,’’ katanya. Doa atau mantra-mantra dalam bahasa Bugis-Makassar disebut Baca-baca.

Rekannya menyatakan baca-baca tersebut juga pernah diajarkan orang tuanya, tapi disarankan dibaca khusus untuk agar tidak digigit binatang berbisa. Termasuk agar tidak digigit anjing gila, atau agar selamat menyeberang sungai atau rawa yang banyak buaya maupun ular berbisanya.

‘’Saya juga pernah diajarkan baca-baca ayat Quran yang semua garis tanda bacanya berada di atas. Katanya, sangat baik dibaca dapat melunakkan setiap kejahatan yang timbul dari hati manusia. Tapi saya sudah lupa, tidak hapal mi itu ayatnya,’’ jelas si bapak.

Perbincangan berlangsung cukup hangat hingga mamasuki waktu ashar. Sepulangnya, saya yang cuma penggembira dan pendengar lalu menyimak tafsir ayat Quran yang diduga kuat oleh Amir diamalkan I Maddusila, sehingga lolos masuk istana Ballalompoa tanpa terlihat ratusan penjaga.

Ini bacaannya: ‘’Wa ja’alna min baini aidihim saddaw wamin khalfihim saddan fa agsyainahum fa hum la yubsirun.’’

Artinya: ‘’Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat’’ (Quran, Surat Ya Sin, ayat 9).

Jika Tuhan berkehendak, sudah banyak bukti semua seketika dapat terjadi dan tidak ada yang dapat menghalanginya. Allhu Akbar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun