Diawali dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya disusul pembacaan ayat suci al Quran. Prosesi penobatan Raja Gowa ke-37 I Maddusila Daeng Mannyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II dilakukan Minggu (29/5/2016) di hotel Horison, kota Makassar.
Sedianya, menurut Ketua Panitia Penyelenggara, H Baso Mahmud, prosesi penobatan Raja Gowa ke-37 tersebut akan dilakukan di Ballalompoa, istana Kerajaan Gowa di kota Sungguminasa, ibukota kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. ‘’Akan tetapi Tuhan berkendak lain sehingga acara penobatan dilakukan di hotel Horison,’’ katanya.
Namun demikian, menurut Raja Gowa ke-37, I Maddusila bergelar Sultan Alauddin II, keabsahan pelantikan seorang Raja Gowa harus dilakukan dengan mengenakan sejumlah pusaka Kerajaan Gowa turun temurun, seperti dilakukan dalam prosesi penobatan Raja-raja Gowa sebelumnya. Yaitu mengenakan Solokoa, mahkota Raja Gowa yang terbuat dari emas seberat 2,5 kg, keris, pedang sundana, dan gelang asli kerajaan. Semua regalia atau benda-benda kerajaan tersebut selama ini disimpan di Istana ‘Ballalompoa’ Kerajaan Gowa.
Foto-foto prosesi pelantikan I Maddusila sebagai Raja Gowa ke-37 mengenakan benda-benda adat kerajaan di Istana Ballalompoa tersebut, ditampilkan melalui  screen layar lebar kepada hadirin, termasuk puluhan raja-raja dari kerajaan serta kesultanan se-Nusantara maupun raja-raja dan permaisuri kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yang hadir dalam acara Penobatan Raja Gowa ke-37 yang dilaksanakan Minggu (29/5/2016) di hotel Horison, kota Makassar.
‘’Kehadiran Dewan Adat ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah  menegakkan dan melestarikan nilai-nilai positif tradisi, adat dan budaya dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Justeru kami merasa prihatin tidak diijinkan Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa melakukan kegiatan di Istana Ballalompoa Kerajaan Gowa. Istana ini kan dibangun oleh Raja Gowa. Kami yang memegang kunci-kunci tempat penyimpanan benda-benda kerajaan di dalamnya. Kami pun sudah dapat ijin dari pihak museum yang ada di kawasan tersebut, tapi tidak toh tidak diperkenankan melakukan penobatan raja di tempat tersebut. Jadi kepada para undangan kami mohon maaf jika lokasi upacara harus dilakukan di hotel horison ini,’’ jelas  I Maddusila dalam rangkaian sambutannya.
‘’Mewakili raja-raja dari kerajaan dan kesultanan se-Nusantara, kami menyatakan penobatan I Maddusila sebagai Raja Gowa ke-37 adalah sah. Kami bangga kepada Gowa sebagai Kerajaan Adat Gowa bagian dari NKRI yang dapat menjunjung tinggi keberadaban dan kesantunan. Menghindari konflik dan benturan, tawaddu dan berakhlak, menunjukkan contoh yang baik yang patut diteladani oleh kalangan kerajaan dan kesultanan se-Nusantara. Kita tidak inginkan ada permusuhan tapi menginginkan persahabatan yang panjang. Secara politis masa kerajaan telah selesai saat dinyatakan Kemerdekaan RI, tapi pelestarian tradisi, adat dan budaya harus terus jalan untuk dilestarikan sebagai perekat kesatuan dan kesetiaan kepada NKRI,’’ papar Raja Lampung, Brigjen Pol H Edwar Syah, ketika memberikan sambutan mewakili utusan kerajaan dan kesultanan se-Nusantara.
Di antara karangan bunga Ucapan Selamat penobatan Raja Gowa ke-37 di teras hotel Horison kota Makassar, berasal dari Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, H Agus Arifin Nu’mang, dan Ketua Umum Keluarga Besar Syekh Yusuf Al Makassari, Prof DR Paturungi Parawangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H