Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

GMT di Waduk Pampang, Ada Bulan Sabit Mengekor Matahari

9 Maret 2016   17:22 Diperbarui: 9 Maret 2016   17:39 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Tampak bulan sabit kecil di bawah matahari yang mulai bersinar terang usai gerhana di atas langit waduk Pampang kota Makassar, Rabu 9 Maret 2016/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]Sejak pukul 06.00 pagi wita, sudah ramai warga berdatangan ke tepi Waduk Pampang. Mereka sengaja datang berkendara sepeda motor dan mobil dari berbagai penjuru kota, untuk menyaksikan peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) yang sebelumnya telah diinformasikan juga bakal terlihat di langit kota Makassar, Rabu, 9 Maret 2016. Meskipun gerhananya diprediksi hanya 88 persen. Tidak GMT 100 persen seperti di 12 provinsi  lainnya di Indonesia.

Kedatangan warga ke tepian lokasi waduk tunggu Pampang di kelurahan Antang kecamatan Manggala tersebut umumnya atas inisiatif dan pertimbangan pilihan masing-masing guna menyaksikan peristiwa GMT. Pemkot Makassar justeru mendisain acara Festival Gerhana Matahari, 9 Maret 2016, dengan  beragam acara dipusatkan di anjungan Pantai Losari.

‘’Di lokasi waduk Pampang ini rasanya dapat lebih bebas kita melihat pergerakan matahari terbit pagi hingga terbenam sore hari. Saya memilih datang ke tempat ini dengan pertimbangan akan dapat melihat langsung peristiwa Gerhana Matahari Total dibandingkan di Pantai Losari. Apalagi gerhananya telah disebut-sebut bakal berlangsung sekitar pukul 7 pagi hari,’’ jelas Hamzah, seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta yang mengaku bermukim di kawasan Perumnas Toddopuli, kl 3 km arah barat waduk Pampang. Dia datang dengan 8  temannya, berboncengan menggunakan 4 sepeda motor.

[caption caption="Sinar terang matahari di waduk Pampang, Makassar, sebelum berlangsung gerhana/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

[caption caption="Ketika sinar matahari mulai redup memasuki proses gerhana di waduk Pampang, Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]Sedangkan Erni, karyawan swasta yang mengaku datang sebelum pukul 6 pagi bermobil bersama suami dan 2 anaknya, dari rumahnya di kawasan Pannampu (Sekitar 9 km arah utara waduk) menyatakan, melihat Gerhana Matahari Total secara tidak langsung melalui bayangan di permukaan air waduk Pampang  akan lebih aman.

‘’Sekalipun di Makassar gerhana mataharinya hanya 80-an persen, tapi kan cahayanya masih berbahaya untuk dilihat secara langsung tanpa menggunakan filter khusus cahaya matahari,’’ katanya.

[caption caption="Sebagian dari permukaaan waduk Pampang, Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

[caption caption="Suasana temaram terjadi selama 2 menit di waduk Pampang, Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]Waduk Pampang yang luasnya 36 ha, tengah kota Makassar. Dahulu lokasinya berupa tanah berawa. Setelah waduk buatan ini hadir sejak 10 tahun lalu dalam masa kepemimpinan Walikota Makassar HB Amiruddin Maula, banjir yang menjadi langganan wilayah Minasaupa, Perumnas Toddopuli, Borong, Pampang dan Antang di musim penghujan sudah mulai dapat dikendalikan.

Para pemancing dan pejala ikan yang beraktivitas sekitar waduk menjadi sasaran tontonan para pengunjung yang menanti terjadinya GMT di tepian-tepian waduk. Seperti prakiraan pihak BMKG, sejak pagi (Rabu, 9 Maret 2016) cuaca di kota Makassar cerah. Sekitar pukul 6 hingga pukul 7 pagi, sinar matahari terang menyinari waduk Pampang dan sekitarnya.

[caption caption="Potret lain bulan sabit di bawah mataharisesaat setelah berlangsung gerhana di langit waduk Pampang, Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

[caption caption="Bulan sabit kecil di bawah matahari usai gerhana di langit waduk Pampang, Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]Nanti setelah memasuki pukul 7.20 wita, sinar matahari terlihat mulai redup namun suasana sekeliling tetap terang. Hanya sekitar 2 menit suasana terlihat agak temaram,  tak terlihat bias sinar matahari di permukaan air waduk yang sebelumnya membinar-binar.

‘’Tidak jelas apa sudah terjadi kontak gerhana atau belum. Redupnya matahari seperti hanya tertutup awan,’’ komentar Simmau, salah seorang dosen dari Unhas, yang sejak pagi terlihat sibuk membidikkan kameranya  ke berbagai arah waduk Pampang.

Burung-burung bangau dan sejumlah burung air lainnya terlihat tetap beterbangan di sekeliling waduk Pampang. Bahkan terdengar teriakan-teriakan keras penjaga sawah di arah utara waduk, ditingkahi bunyi kerek-kerek tarikan tali menggerakkan orang-orangan. Artinya, kawanan burung pipit pemangsa padi bunting pun tidak terpengaruh dengan kejadian suasana temaram yang hanya berlangsung beberapa saat.

[caption caption="Ketika matahari mulai bersinar terang usai gerhana/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

[caption caption="Dg Guling ketika beraksi menjala ikan di waduk Pampang, Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]Sinar matahari redup dengan suasana tetap terang berlangsung hingga pukul 8.38 wita. Menurut hitungan BMKG, peristiwa GMT 88 persen di kota Makassar, 9 Maret 2016, berlangsung mulai pukul 07.26 hingga pukul 08.35. Secara kasat mata tak ada hal menarik dapat dilihat di atas langit waduk Pampang sepanjang matahari redup. Kecuali gumpalan-gumpalan awan putih belang-belang kelabu tampak terang menutupi sekeliling matahari. Dan, setiap interval sekitar 15 menit ada pesawat melintas  dari arah barat ke timur, seolah menuju matahari yang lagi dalam proses gerhana.

Tidak jauh ke arah timur waduk Pampang, memang, berbatasan dengan wilayah kabupaten Maros, lokasi bandara internasional Sultan Hasanuddin dengan frekuensi sudah lebih dari 150 penerbangan setiap harinya.

Dg. Guling, salah seorang pejala ikan di sekitar waduk Pampang justeru merasa apes. Ikan-ikan dituding seolah tidur tatkala orang-orang ramai datang ingin menyaksikan peristiwa gerhana matahari di sekitar waduk. ‘’Biasanya kalau jam 7 pagi sudah puluhan ekor bisa terjala. Tapi ini sudah lewat jam 8 baru beberapa ekor yang bisa didapat,’’ katanya.

Bacaan ayat-ayat suci Al Quran yang dilantunkan para imam shalat gerhana mulai terdengar dari mesjid-mesjid yang ada seputar waduk Pampang sejak pukul 07.30 hingga pukul 09.00 wita. Disusul penyampaian khotbah dari para khatib, seolah sambung menyambung sepanjang matahari redup. Mesjid Luqmanul Hakim di tepi waduk Pampang misalnya, baru mulai melaksanakan shalat gerhana berjamaah setelah pukul 08.50 wita.

Jelang pukul  09.00 ketika cahaya keras matahari sudah memantul di atas permukaan air waduk Pampang, para pengunjung yang didominasi kalangan muda pemilik kamera digital pun satu per satu  meninggalkan lokasi.  Sesayup terdengar beragam candahan tentang hasil potret GMT para pengunjung yang bergerak meninggalkan lokasi. Mulai dari ketidaktahuan menggunakan filter kamera, ikhwal kacamata  gerhana, hingga ketidakmampuan kamera HP merekam peristiwa alam yang langka, didialogkan dengan cekakak-cekikik ala remaja perkotaan

‘’Momennya sudah lewat, tidak ada lagi yang harus disesalkan,’’ komentar serius salah seorang di antara serombongan remaja putri bersepeda motor tatkala bergerak meninggalkan waduk Pampang.

Bersyukur, kamera HP jadul saya mampu merekam sempurna cahaya keras berbentuk semacam bulan sabit berukuran kecil yang terlihat seolah mengekor beberapa saat di bawah matahari detik-detik matahari mulai bersinar terang jelang pukul 09.00  wita, Rabu, 9 Maret 2016, di atas langit waduk Pampang, kota Makassar.

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun