Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Fort Rotterdam 2/5# Gerbang Utama Berpindah dari Timur ke Barat

27 Januari 2016   18:09 Diperbarui: 27 Januari 2016   18:20 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sejumlah potret dokumen ketika gerbang utama masih difungsikan di dinding arah timur benteng Fort Rotterdam/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]Satu-satunya jalan masuk ke benteng Fort Rotterdam saat ini melalui pintu yang terletak di tengah bentangan dinding arah barat. Di sisi kanannya terdapat sebuah taman bunga tertata menawan berasesori patung Sultan Hasanuddin berkuda. Anda tahu, pintu masuk yang berhadapan dengan resto Kampung Popsa di Jalan Ujungpandang tersebut, sejatinya bukan merupakan pintu masuk gerbang utama ke benteng Fort Rotterdam.

Melalui gambar dan skertsa-sketsa yang dibuat para peneliti, arkeolog dan sejarahwan, gerbang utama pintu masuk benteng Fort Rotterdam sesungguhnya berada di pertengahan bentangan dinding benteng bagian timur. Namun gerbang utama tersebut sejak lama tertutup puluhan bangunan kantor dan  pemukiman rakyat yang menempel langsung dengan dinding benteng di arah timur.

Sejak lama sudah pernah berhembus kabar, zoning benteng Fort Rotterdam dan sekelilingnya akan dibebaskan dari semua bangunan dan pemukiman. Akan tetapi kabar itu hingga kini masih tetap berupa kabar tanpa tindak lanjut.  

[caption caption="Inilah pintu belakang yang kini jadi gerbang pintu masuk satu-satunya ke benteng Fort Rotterdam/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

Dalam sejumlah foto dokumentasi yang dibuat tahun 30-an, terlihat gerbang masuk utama benteng Fort Rotterdam di arah timur dahulu dihubungkan dengan sebuah jembatan panjang. Jembatan tersebut melintas di atas semacam kanal yang mengalir sejajar dinding luar benteng arah timur.

Di dalam benteng hingga kini masih terlihat jelas arah jalan keluar ke Gerbang Utama dalam bentuk terowongan sepanjang sekitar 5 meter, dari lantai bawah sebuah bangunan menerobos ke dinding benteng. Hanya saja jalan keluar masuk pintu utama benteng telah ditutup beton. Tidak tembus dengan pemukiman penduduk yang menghimpit dinding luar benteng di arah timur.

Tidak terdapat cacatan yang jelas, sejak kapan pintu belakang arah barat benteng Fort Rotterdam yang dahulu terkoneksi langsung dengan laut Selat Makassar itu kemudian mulai difungsikan sebagai pintu masuk menggantikan pintu utama di bagian timur.

[caption caption="Dahulu ada jembatan masuk di pintu utama arah timur benteng Fort Rotterdam/Ft repro: Mahaji Noesa"]

[/caption]

[caption caption="Inilah jalan keluar masuk di gerbang utama arah timur benteng Fort Rotterdam yang kini sudah ditutup/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

Melalui foto lama tahun 1915 saat pihak asing masih menguasai dan bermarkas di benteng Fort Rotterdam, pintu belakang dari arah barat benteng mendapat penjagaan ketat. Pilar gerbang masuk berlapis 3 dilengkapi pos jaga. Masih tampak ada bangunan di lokasi bastion Bone, dekat pintu belakang tersebut. Kini pilar luar gerbang telah tiada dan bastion Bone tinggal puing tanpa bangunan.

Tanpa diberikan penjelasan detil atau menyimak seksama lembaran sejarah, dipastikan letak pintu utama benteng Fort Rotterdam yang sesungguhnya akan kabur. Dan, pintu masuk di arah barat akan terus menguat seperti umumnya sebutan sekarang sebagai pintu depan Fort Rotterdam.

Dinding bagian barat sepanjang 225 meter, memang, saat ini merupakan bagian terbuka tanpa terhalang satu pun bangunan. Bersisian langsung dengan Jl Ujungpandang. Bagian inilah yang sekarang disebut banyak orang sebagai lokasi depan benteng Fort Rotterdam.

[caption caption="Beginilah kondisi pemukiman yang menutup gerbang utama di timur benteng Fort Rotterdam/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

Berbagai event, termasuk berskala nasional maupun internasional yang pernah digelar di pelataran depan pintu barat Fort Rotterdam, umumnya pihak penyelenggara menyebut lokasinya dengan nama Depan Benteng Fort Rotterdam.  

Sedangkan dinding di arah utara sepanjang 152 meter, kini masih dihempang bangunan-bangunan milik Stasion RRI Makassar termasuk auditorium yang menghadap Jl Karaeng Riburane. Dinding bagian selatan menghadap Jl WR Supratman sepanjang 165 meter, sebagian sudah bebas terbuka dengan pembuatan taman plus kanal yang berhimpit langsung dengan dinding benteng. Sebagiannya lagi masih terhalang bangunan milik Legiun Veteran RI Sulawesi Selatan.

Paling parah, kondisi dinding di arah timur tempat gerbang utama yang dahulu merupakan bagian depan benteng Fort Rotterdam. Selain dinding sepanjang 204 meter tersebut dihimpit pemukiman penduduk, juga ditutupi bangunan sejumlah perkantoran di Jl Slamet Riyadi.

Bagi pengunjung saat menyusuri lorong di atas susunan balok-balok batu di dinding timur, dapat melihat langsung betapa sumpeknya bangunan yang menghimpit dari luar di arah timur dinding benteng Fort Rotterdam. Ini merupakan salah satu view yang terasa tak enak di situs peninggalan abad XVI masa kerajaan Gowa tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun