[caption caption="Suasana terkini Jl Pattimura di Makassar/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]Jika sektor properti menjadi salah satu cerminan kemajuan pertumbuhan sebuah kota, maka tidak berlebihan apabila belakangan ini hitungan angka pertumbuhan ekonomi di kota Makassar selalu bergerak melebihi angka pertubuhan rata-rata nasional. Denyut sektor usaha properti di kota Makassar dalam kurun lima tahun terakhir terasa kencang sekali.
Pergerakan tersebut secara kasat mata dapat dilihat melalui perubahan fisik di semua penjuru ruang publik ibukota provinsi Sulawesi Selatan seluas lebih 170 Km persegi. Hampir di semua kawasan kota kini telah tumbuh bangunan-bangunan beton di atas 10 lantai.
Tak hanya bangunan-bangunan properti bersifat komersial, seperti pusat-pusat perbelanjaan, perhotelan, apartemen dan sejenisnya yang dibangun menjulang langit. Hal sama juga terlihat dengan pembangunan baru atau renovasi bangunan-bangunan milik pemerintah maupun swasta nonkomersial.
[caption caption="Jl Samiun kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa "]
[caption caption="Hotel di Jl Sultan Hasanuddin kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]
Rekor bangunan tertinggi di kota Makassar tersebut, tentu saja, segera akan di ambil alih dengan kehadiran superblock St. Moritz yang kini mulai digarap pihak pengembang Lippo Group di arah timur vide viuw, dengan bangunan apartemen Penthahouse and Residence direncanakan sampai setinggi 50 lantai.
Bagi warga yang baru datang kembali setelah 5 tahun lalu meninggalkan kota Makassar, dipastikan akan tersentak menyaksikan perkembangan terutama perubahan wajah fisik kota. Lokasi-lokasi yang dahulu masih merupakan lahan kosong berbelukar, termasuk wilayah-wilayah resapan air umumnya telah berubah menjadi lokasi pemukiman, perkantoran, pertokoan atau  pergudangan. Lokasi-lokasi yang lima tahun lalu masih merupakan kawasan kumuh telah ditumbuhi bangunan-bangunan beton menjulang langit.
[caption caption="Royal Apartemen di kawasan Panakukang, Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]
[caption caption="Apartemen Videview di kawasan Panakukang/Ft: Mahaji Noesa"]
Bertumbuhnya bangunan vertikal tersebut, selain ditunjang oleh kemampuan finansial dari tren iklim usaha yang baik, juga lantaran kian sulitnya menemukan lahan kosong untuk mempertahankan pengembangan pola landed house atau model bangunan-bangunan tunggal tak bertingkat di kota Makassar yang kini telah berpenduduk 1,8 juta jiwa.
[caption caption="Rencana pembangunan kota modern di pantai barat kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]
[caption caption="Sepotong suasana di Jalan Metro Tanjung Bunga kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]
Lima tahun ke depan wilayah barat Kota Makassar diperkirakan akan kehadiran bangunan-bangunan vertikal akan lebih padat lagi. Raksasa properti Indonesia PT Ciputra Surya Tbk telah merencanakan mulai 2018 untuk mengembangkan pembangunan sebuah kawasan kota baru kota modern di pesisir pantai barat Kota Makassar sampai seluas 1.000 hektar dengan investasi hingga Rp 30 triliun. Â Di lokasi direncanakan juga pembangunan kawasan wisata marina serta kawasan bisnis modern. Pengembang nasional Agung Podomoro juga telah mengancang-ancang tahap awal akan ikut berinvestasi membangun properti komersial di lahan sekitar 300 hektar pantai barat Kota Makassar.
[caption caption="Karebosi Kondotel di kawasan Karebosi kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]
[caption caption="Jl AP Pettarani kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]
Disayangkan banyak kalangan, suburnya pertumbuhan rimba beton di kota Makassar saat ini tanpa memperhatikan penerapan ciri arsitektur lawas Bugis-Makassar di bangunan-bangunan modern tersebut, sekalipun hanya dalam bentuk simbol-simbol penanda. Bangunan berkonstruksi khas atap rumah adat Bugis Makassar kini sudah mulai menjadi barang langka di wilayah kelahirannya. Itulah gambaran kondisi terakhir geliat sektor properti yang mampu mengubah secara drastis wajah kota Makassar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H