Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Geliat Sektor Properti Ubah Wajah Kota Makassar

15 Januari 2016   10:05 Diperbarui: 4 April 2017   16:31 2228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Suasana terkini Jl Pattimura di Makassar/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]Jika sektor properti menjadi salah satu cerminan kemajuan pertumbuhan sebuah kota, maka tidak berlebihan apabila belakangan ini hitungan angka pertumbuhan ekonomi di kota Makassar selalu bergerak melebihi angka pertubuhan rata-rata nasional. Denyut sektor usaha properti di kota Makassar dalam kurun lima tahun terakhir terasa kencang sekali.

Pergerakan tersebut secara kasat mata dapat dilihat melalui perubahan fisik di semua penjuru ruang publik ibukota provinsi Sulawesi Selatan seluas lebih 170 Km persegi. Hampir di semua kawasan kota kini telah tumbuh bangunan-bangunan beton di atas 10 lantai.

Tak hanya bangunan-bangunan properti bersifat komersial, seperti pusat-pusat perbelanjaan, perhotelan,  apartemen dan sejenisnya yang dibangun menjulang langit. Hal sama juga terlihat dengan pembangunan baru atau renovasi bangunan-bangunan milik pemerintah maupun swasta nonkomersial.

[caption caption="Jl Samiun kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa "]

[/caption]

[caption caption="Hotel di Jl Sultan Hasanuddin kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]Tiga tahun lalu kehadiran office building Menara Bosowa di kawasan Karebosi, dan Royal Apartemen di kawasan Panakukang merupakan bangunan tertinggi di kota Makassar, masing-masing terdiri atas 23 lantai. Kini, telah digeser dengan kehadiran bangunan menara I apartemen Videview setinggi 30 lantai oleh pengembang nasional Ciputra di kawasan Panakukang.

Rekor bangunan tertinggi di kota Makassar tersebut, tentu saja, segera akan di ambil alih dengan kehadiran superblock St. Moritz yang kini mulai digarap  pihak pengembang Lippo Group di arah timur vide viuw, dengan bangunan apartemen Penthahouse and Residence direncanakan sampai setinggi 50 lantai.

Bagi warga yang baru datang kembali setelah 5 tahun lalu meninggalkan kota Makassar, dipastikan akan tersentak menyaksikan perkembangan terutama perubahan wajah fisik kota. Lokasi-lokasi yang dahulu masih merupakan lahan kosong berbelukar, termasuk wilayah-wilayah resapan air umumnya telah berubah menjadi lokasi pemukiman, perkantoran, pertokoan atau  pergudangan. Lokasi-lokasi yang lima tahun lalu masih merupakan kawasan kumuh telah ditumbuhi bangunan-bangunan beton menjulang langit.

[caption caption="Royal Apartemen di kawasan Panakukang, Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

[caption caption="Apartemen Videview di kawasan Panakukang/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]Kehadiran gedung-gedung tinggi tak hanya tampak di kanan-kiri jalan-jalan poros, tapi juga terlihat tumbuh subur sepanjang tepi-tepi jalan kecil di lokasi-lokasi strategis. Rimba beton bangunan hotel, biro perjalanan, restoran, rumah makan dan pertokoan, contohnya dapat disaksikan di antara jalan-jalan penghubung yang terbilang sempit dari arah jalan-jalan poros -- Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ratulangi dan Jalan Sultan Hasanuddin menuju Jalan Penghibur, Jalan Pasar Ikan dan Jalan Ujung Pandang di pesisir Pantai Losari.

Bertumbuhnya bangunan vertikal tersebut, selain ditunjang oleh kemampuan finansial dari tren iklim usaha yang baik, juga lantaran kian sulitnya menemukan lahan kosong untuk mempertahankan pengembangan pola landed house atau model bangunan-bangunan tunggal tak bertingkat di kota Makassar yang kini telah berpenduduk 1,8 juta jiwa.

[caption caption="Rencana pembangunan kota modern di pantai barat kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

[caption caption="Sepotong suasana di Jalan Metro Tanjung Bunga kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]Di wilayah barat Makassar yang dahulu merupakan kota lama sekitar 20 Km persegi, sebelum kemudian kota dikembangkan menjadi seluas lebih 170 km persegi hingga ke arah timur berbatasan wilayah kabupaten Maros dan ke arah selatan berbatasan kabupaten Gowa dan Takalar, kini terbilang sebagai lokasi paling padat berdesakan kehadiran bangunan vertikal.

Lima tahun ke depan wilayah barat Kota Makassar diperkirakan akan kehadiran bangunan-bangunan vertikal akan lebih padat lagi. Raksasa properti Indonesia PT Ciputra Surya Tbk telah merencanakan mulai 2018 untuk mengembangkan pembangunan sebuah kawasan kota baru kota modern di pesisir pantai barat Kota Makassar sampai seluas 1.000 hektar dengan investasi hingga Rp 30 triliun.  Di lokasi direncanakan juga pembangunan kawasan wisata marina serta kawasan bisnis modern. Pengembang nasional Agung Podomoro juga telah mengancang-ancang tahap awal akan ikut berinvestasi membangun properti komersial di lahan sekitar 300 hektar pantai barat Kota Makassar.

[caption caption="Karebosi Kondotel di kawasan Karebosi kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

[caption caption="Jl AP Pettarani kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]Tarif sewa properti komersial ritel untuk pusat perbelanjaan di Kota Makassar saat ini sudah bergerak ke nilai Rp 500.000,- per meter per bulan. Di sisi lain denyut properti Makassar berdampak menggenjot naiknya harga-harga lahan. Nilai jual lahan di pasaran umum untuk kawasan bisnis Panakukang, wilayah timur kota Makassar, misalnya, kini disebut-sebut telah bermain di atas Rp 25 juta per meter. Peminat properti di metropolitan pertama di kawasan timur Indonesia ini pun cukup besar. Dikabarkan, menara pertama apartemen yang akan dibangun pihak Lippo di kawasan Panakukang semua telah terjual, bahkan permintaan melebihi target, dengan standar harga penjualan sampai Rp 700 juta per unit.

Disayangkan banyak kalangan, suburnya pertumbuhan rimba beton di kota Makassar saat ini tanpa memperhatikan penerapan ciri arsitektur lawas Bugis-Makassar di bangunan-bangunan modern tersebut, sekalipun hanya dalam bentuk simbol-simbol penanda. Bangunan berkonstruksi khas atap rumah adat Bugis Makassar kini sudah mulai menjadi barang langka di wilayah kelahirannya. Itulah gambaran kondisi terakhir geliat sektor properti yang mampu mengubah secara drastis wajah kota Makassar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun