Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sejuknya Mesjid dan Gereja Berhimpit di Kota Kendari

20 Juli 2015   19:09 Diperbarui: 20 Juli 2015   19:09 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="Inilah gereja Bukit Zaitun yang benar-benar berhimpit dengan mesjid Da'wah Wanita Kendari/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]

Harmonisnya hubungan antarumat beragama khususnya antara umat Islam (muslim) dengan umat Kristen (nasrani) di kota Kendari, salah satunya, dapat dilihat melalui rasa kebersamaan menjaga kenyamanan serta keamanan tempat-tempat peribadatan.

Sejak puluhan tahun lalu, warga muslim maupun warga nasrani di ibukota provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ini tidak pernah menyoal lokasi pembangunan mesjid dan gereja dalam lokasi yang berdekatan. Kedua umat tidak pernah menyoal suara beduk, suara ngaji atau suara azan dalam  volume cukup tinggi berkaitan dengan pelaksanaan ibadah dari mesjid. Demikian halnya denting lonceng gereja, kidung atau nyanyian-nyanyian rohani yang mengalun kencang dari gereja.

Lihatlah, mesjid raya di Kota Lama Kendari, berlokasi di atas bukit yang sama dengan Gereja  Protestan di Sulawesi Tenggara (GepSultra) anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Jemaat Oikumene, dan Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Sumber Kasih di Jalan Lakidende. Lokasi mesjid raya Kota Lama hanya berjarak sekitar 300-an meter di arah utara lokasi kedua gereja yang juga terbilang berusia tua di  kota Kendari tersebut.

[caption caption="Tampak gereja GepSultra Jemaat Ora Et Labora di ujung selatan halaman Mesjid Raya Al Kautzar kota Kendari/Ft Mahaji Noesa"]

[/caption]

Demikian halnya dengan mesjid agung Al Kautsar yang mulai dibangun atas prakarsa pemerintah provinsi Sultra tahun 1976 di atas bukit depan markas Korem 143/Halu Oleo, Jalan Abdullah Silondae, kota Kendari. Hanya berbatas muka Jalan Lawata selebar 6 meter dari arah pagar mesjid di arah selatan, tegak sebuah gereja GepSultra Jemaat Ora Et Labora. Saking berdekatannya lokasi kedua tempat ibadah ini, jamaah yang bercakap-cakap di teras mesjid Al Kautsar dapat didengar dengan jelas oleh jemaat di teras atau halaman gereja Jemaat Ora Et Labora.

[caption caption="Gerbang gereja GPdI Yesus Gembala yang berhadapan langsung dengan gerbang mesjid Al Muqarrabun di Jalan Saranani kota Kendari/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

 

[caption caption="Mesjid Akbar Benuabenua yang berdekatan sejajar dengan gereja GepSultra Jemaat Immanuel di kota Kendari/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption]

Sesuai dengan petunjuk dari pihak Kementerian Agama, Mesjid Agung Al Kautsar di kota Kendari yang berstatus sebagai mesjid provinsi, kini telah diubah namanya menjadi Mesjid Raya Al Kautzar. Aturannya, mesjid raya untuk tingkat kabupaten/kota disebut sebagai Mesjid Agung, sedangkan mesjid raya untuk kecamatan dinamai Mesjid Jami. Namun begitu, para pengurus Mesjid Raya di Kota Lama Kendari yang posisi mesjidnya sudah berstatus sebagai mesjid raya kota Kendari hingga kini belum mau mengubah namanya menjadi Mesjid Agung Kota Kendari. Mereka tetap memampang nama sebagai Mesjid Raya Kota Kendari, sehingga di kota Kendari sekarang terdapat dua mesjid memakai merek sebagai Mesjid Raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun