Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ramai Calon Gubernur Sulawesi Tenggara 2018 - 2023

1 Juli 2015   14:46 Diperbarui: 4 April 2017   17:58 7865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Baliho Bupati Kolaka Utara Rusda Mahmud Calon Gubernur Sultra di komplek Citra Land kota Kendari/Ft: Mahaji Noesa" ][/caption]

Kepemimpinan Gebernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H Nur Alam baru akan berakhir tahun 2018 mendatang. Akan tetapi saat ini sudah mulai ramai dibincangkan oleh berbagai komunitas masyarakat siapa bakal calon pengganti gubernur Sultra dua periode tersebut. Bahkan sejumlah figur sudah menebar baliho dan spanduk-spanduk pencitraan di ruang publik sebagai Calon Gubernur Sultra periode 2018 – 2023.

Spanduk ucapan Selamat Berpuasa Ramadhan 1436 H dari DR Ir H Asrun, M,eng,Sc, Walikota Kendari, yang ditebar di berbagai penjuru kota Kendari, juga bertuliskan sebagai Calon Gubernur Sulawesi Tenggara.

Baliho berukuran besar berkonten pesan sebagai Calon Gubernur Sultra sudah dipampang secara terang-terangan oleh Bupati Kolaka Utara, Rusda Mahmud, di ibukota provinsi Sulawesi Tenggara, meskipun masih terbatas di komplek perumahan Citra Land kota Kendari.

Dalam baliho bupati Kolaka Utara dua periode yang akan berakhir masa bhaktinya Desember 2015, diberi ilustrasi sejumlah infrastruktur yang berhasil dibangun di wilayah Kolaka Utara. Bahkan sudah memberi tagline: Kita Kuat karena Kita Bersatu.

[caption caption="Baliho dukungan terhadap H Lukman Abunawas sebagai Calon Gubernur Sultra 2018 - 2023 dari BMT/Ft: Mahaji Noesa" ]

[/caption]

Jauh hari, Dr H Lukman Abunawas, SH,MSi, Sekretaris Provinsi Sultra telah memasang spanduk dan baliho di berbagai sudut kota Kendari. Sekalipun tidak mencantumkan kalimat Calon Gubernur Sultra, namun publik paham jika baliho dan spanduk yang bertuliskan Permata LA, singkatan dari Perhimpunan Masyarakat Cinta Lukman Abunawas tersebut adalah bagian dari pencitraan diri untuk maju ke perebutan Kursi  01 Sultra. Apalagi kemudian tertebar spanduk dari Dewan Presidium Barisan Muda Tolaki (BMT) yang menyatakan mendukung Lukman Abunawas sebagai Calon Gubernur Sultra periode 2018 – 2023.

Setelah seminggu puasa ramadhan 1436 H, warga kota Kendari dikejutkan dengan pemampangan baliho  Keluarga Besar Ir Hugua mengucapkan Selamat Berpuasa sekaligus Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1436 H di ujung timur taman Kendari Beach, dan di sejumlah tepian jalan protokol kota Kendari. Meskipun dalam baliho hanya dituliskan sebagai Calon Gubernur Sultra, namun umumnya warga mengetahui Ir Hugua adalah bupati Kepulauan Wakatobi dua periode yang juga akan berakhir dengan dilaksanakannya pemilihan bupati/walikota serentak Desember 2015.

[caption caption="Spanduk Walikota Kendari Ir H Asrun yang juga Calon Gubernur Sultra/Ft: Mahaji Noesa" ]

[/caption]

Menariknya, justru dalam kurun waktu sama tidak terlihat satupun baliho atau spanduk ucapan Selamat Puasa maupun ucapan Selamat Idul Fitri di Kantor Penghubung kabupaten Wakatobi yang terletak di Jalan Bunga Seroja, kota Kendari.

Baliho berisi ucapan Marhaban yaa Ramadhan serta Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1436 H dari Ir H LM Sjafei Kahar,MSi menyebut diri sebagai Calon Gubernur Sultra juga terpampang di sekitar Bundaran Tapak Kuda, bypass, kota Kendari.

Kehadiran banyak baliho dan spanduk dari mereka yang menyebutkan diri sebagai Calon Gubernur Sultra tersebut, banyak dibincangkan warga kota Kendari di berbagai tempat sebagai hal yang tidak benar. Alasannya, hingga saat ini pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sultra belum memeroses apalagi menetapkan Calon Gubernur Provinsi Sultra periode 2018 – 2023.

‘’Kita tidak mau pusing dengan hal seperti itu. Pihak penyelenggara Pemilu seperti KPU dan Panwaslu yang dibayar Negara untuk meniadakan hal melanggar aturan pemilu termasuk untuk tahapan-tahapan penyelanggaraan serta pengawasan pemilukada terlihat cuek saja. Yaaa…….sementara ini warga ikut masabodo jugalah sebelum nantinya akan marah jika pelanggaran sudah terlalu vulgar,’’ komentar Anto, aktivis  di perguruan tinggi kota Kendari.

[caption caption="Baliho Keluarga Besar Ir Hugua Calon Gubernur Sultra di Kendari Beach/Ft: Mahaji Noesa" ]

[/caption]

 

[caption caption="Suasana kantor Penghubung kabupaten Wakatobi, Rabu, 1 Juli 2015 siang, di jalan Bunga Seroja kota Kendari, tanpa baliho ucapan selamat/Ft: Mahaji Noesa" ]

[/caption]

Tanpa ada ketegasan penegakan aturan atau verifikasi dilakukan pihak KPU, dipastikan ruang publik di Sulawesi Tenggara bakal ramai dipasangi poster, spanduk, baliho dan semacamnya. Pemasangan tidak hanya datang dari bakal calon gubernur, tapi juga oleh mereka pribadi-pribadi yang hanya ingin sosialisasi perkenalan diri, atau yang sekadar mau buat sensasi plus orang-orang kecewa. Mengingat, rentang waktu pelaksanaan pemilukada Gubernur Sultra masih jauh, dan dimana-mana kini dengan mudah dapat dibuat baliho dan semacamnya dengan harga relatif murah.

Banyak pihak menganalisa dalam pemilihan gubernur Sultra 2018 -2023, bakal terjadi persaingan ketat, adu gagasan dan metode dalam meraup suara pemilih. Pendekatan etnik silang diperkirakan dapat mendulang banyak suara.

Jika penetapan Daerah Otonom Baru (DOB) Provinsi Buton Kepulauan -- pemekaran Sulawesi Tenggara yang didalamnya berisi 6 kabupaten/kota dapat terlaksana sebelum pemilihan Gubernur Sultra periode 2018 – 2023, maka penduduk Sulawesi Tenggara nantinya hanya akan terdiri atas dua etnik besar, yaitu suku Tolaki, mendiami Sultra daratan dan suku Muna mendiami kepulauan muna dan sekitarnya. Plus etnik Bugis perantau dan etnik Jawa dan Bali eks trans.

[caption caption="Baliho Calon Gubernur Sultra Sjafei Kahar di sekitar bundaran Tapak Kuda, kota Kendari/Ft: Mahaji Noesa" ]

[/caption]

Tampilnya Rusda Mahmud, bupati Kolaka Utara berlatar etnik Bugis untuk maju ke pemilihan Gubernur Sultra, apakah sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Sultra mendatang merupakan figur yang patut diperhitungkan apabila mampu menggaet pasangan dari figur berlatar etnis Tolaki atau etnis Muna. Ridwan, BAE, mantan bupati Muna, dan Ali Mazi, SH, mantan gubernur Provinsi Sultra juga disebut-sebut bakal maju dalam pemilukada Gubernur Sultra 2018 – 2023.

Meski begitu, analisa lain, menyebut kerja mesin partai pendukung, sudah tentu masih tetap harus diperhitungkan untuk penyerapan suara dalam pemilihan Gubernur Sultra mendatang. Kemampuan Nur Alam dari Partai Amanat Nasional (PAN) terpilih sebagai Gubernur Sultra dua periode tentu masih memiliki pundi-pundi suara yang terpelihara. Terbukti dalam Pemilu Legislatif 2014 mampu mengisi banyak kursi di DPRD provinsi, kota dan kabupaten di Sultra. Ir H Asrun, Walikota Kendari saat ini merupakan salah satu kader PAN yang dipastikan akan maju dalam pemilihan Gubernur Sultra 2018 -2013.                

                 

    

 

       

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun