[caption id="attachment_196114" align="aligncenter" width="560" caption="Suasana lesehan Halal Bi Halal dan Renungan Kanwil BPN Sulsel di Hotel Swiss Inn Kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]
Jika kapten atau nakhoda mabuk kapal bisa oleng. Karena itu, sebagai aparat Negara yang bertugas memberikan pelayanan khususnya di bidang pertanahan harus senantiasa dapat bekerja dengan ikhlas. Jangan memeras, jangan melakukan pungutan liar (pungli), dan jauhi suap atau gratifikasi.
‘’Saya tidak suka jika pegawai saya terlibat dalam urusan kasus yudikatif. Sebab itu juga akan berarti saya sebagai pimpinan yang akan kena, tidak berhasil membina. Untuk itu senantiasa bekerjalah dengan hati yang bersih,’’ ujar Elfachri Budiman, SH, M.Hum.
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Sulawesi Selatan, mengingatkan hal tersebut di hadapan lebih dari 600 audience, yang terdiri atas para Kakan BPN kabupaten/kota, kasi, kasubsi, karyawan dan purnabhakti BPN se-Sulsel, serta para mitra BPN seperti dari REI, perbankan dan notaris yang mengikuti acara Halal Bi Halal dan Renungan yang dilaksanakan oleh pihak Kanwil BPN Sulawesi Selatan, Kamis, 30 Agustus 2012 (siang)di Hotel Swiss-Bel Inn, Panakkukang, Kota Makassar.
Mantan Kakanwil BPN Sumatera Utara, mantan Kakanwil BPN Provinsi Bengkulu dan mantan Kakanwil BPN Provinsi Sulawesi Barat yang belum sebulan dilantik menjadi Kakanwil BPN Provinsi Sulawesi Selatan tersebut juga mengingatkan, mengenai langkah manusia dalam soal rejeki, jodoh, dan maut semua merupakan rahasia yang diatur oleh Tuhan.
‘’Makanya sebagai aparat negara hilangkan pikiran-pikiran dengki dan iri, bekerja saja dengan hati yang tulus dan pikiran ikhlas. Syukuri apa yang diberikan dan menjadi hak. Karena yang begitu yang disukai Tuhan,’’ kata Elfachri.
Dia menyatakan bangga dilantik menjadi Kakanwil BPN Provinsi Sulawesi Selatan, karena dipercayakan untuk mengabdi di tengah-tengah masyarakatSulawesi Selatan yang dikenal memiliki kepedulian dan kekompakan yang tinggi untuk bekerja meningkatkan kesejahteraan serta memajukan wilayahnya.
‘’Ada tujuh prioritas yang kini ditetapkan harus dilakukan oleh aparat BPN di bidang pertanahan secara nasional. Tapi, paling atas dari semua prioritas tersebut adalah menjaga moral dalam menjalankan tugas pokok sebagai aparat pelayan masyarakat, bukan sebaliknya. Aparat yang berprestasi harus dapat dihargai dengan menempatkan pada jabatan yang sesuai. Karena itu pula, dalam kepemimpinan saya, haram untuk melakukan jual beli jabatan. Mulai hari ini mari kita bersihkan semua niat seperti kertas putih untuk menjalankan tugas sebagai aparat pelayan masyarakat,’’ tutur Elfachri yang juga pernah bertugas sebagai Direktur Sengketa di BPN Pusat.
Menurut DR.H. Ali Muchtar Ngabalin yang diundang khusus menyampaikan ceramah rohani dalam acara Halal Bi Halal dan Renungan Kanwil BPN Provinsi Sulawesi Selatan ini, dari 187 tugas yang diemban Nabi Muhammad SAW, berulangkali diingatkan bahwa tugas utamanya diutus sebagai Nabi adalah untuk memperbaiki akhlak dan budi pekerti manusia.
Karena itu, ustadz yang sekarang bergabung di Partai Golkar menyatakan, setelah mendengar paparan Kakanwil BPN Sulsel tersebut yang meminta aparatnya mengedepankan kepentingan moral di antara semua tugas yang dilaksanakan merasakan seperti berjumpa ‘lailatul kadar’ untuk memperbaiki kehidupan ini.
‘’Manusia makhluk paling mulia di dunia karena diberi akal dan nafsu. Akan tetapi bisa menjadi lebih ganas dari binatang jika tak mampu mengendalikan akal dan nafsunya tersebut. Mari kita bekerja dengan hati yang bersih. Hentikan memberi makan anggota keluarga dari barang-barang yang haram berupa hasil dari korupsi,’’ kata Ali Mochtar Ngabalin.
Inilah acara Halal Bi Halal kali pertama dilakukan oleh pihak Kanwil BPN Sulawesi Selatan menggunakan ruang hotel dan dirangkai dengan acara renungan. Menariknya, khusus acara renungan dilakukan dengan duduk lesehan.
’’Kita ingin pelaksanaan acara Halal Bi Halal lebih bermakna dan berkesan bagi peningkatan moral, tidak hanya sebatas acara silaturrahmi bersalam-salaman dalam suasana Idul Fitri. Itulah sebabnya Halal Bi Halal ini dilakukan juga dengan tambahan tema sebagai acara renungan,’’ jelas Andi Batti, Kepala Kantor BPN Kabupaten Gowa selaku Ketua Panitia.
Jalannya acara Halal Bi Halal tersebut begitu hidup, dipandu oleh group seni ‘Petta Puang’ dan diisi pembacaan puisi doa dan renungan oleh Seniman dan Budayawan Sulawesi Selatan H.Udhin Palisuri.
‘’……Mari kita bertanya kepada diri: ‘’Sesungguhnya hidup ini untuk apa?’’/pertanyaan ini seharusnya ada dalam pikiran dan benak kita sepanjang hari/bukan untuk apa-apa, hanya sekedar mengingatkan dan menyadarkan kita/bila kelak kematian datang menjemput, adakah jejak yang patut kita banggakan di hadapan Allah Yaumil Hisab pada hari perhitungan?.......
Reforma agraria menuntut ketulusan dan keikhlasan….Letakkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi…..sebagai pelayan masyarakat, kalau bisa dipermudah kenapa harus dipersulit…..’’ Demikian antara kata H.Udhin Palisuri dalam bait puisinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H