Kondisi kontur dan lanskap alam di ujung selatan kawasan wisata Pantai Marina Korongbatu, Bantaeng, terlihat lebih baik dibanding pesisir pantai seputar Pulau Samalona di laut depan Kota Makassar jika ingin membangun hotel dengan spesifikasi konstruksi kamar-kamar bawah laut (under water construction).
[caption id="attachment_170770" align="aligncenter" width="640" caption="Sunset di pedestrian Pantai Marina Korongbatu, Bantaeng/Ft:infobantaeng.blogspot.com"][/caption]
‘’Memang, masih diperlukan adanya pengamatan karakter pantai. Namun melihat sepintas putaran arus laut di sekitar kawasan wisata yang berada di pesisir Laut Flores ini, memungkinkan untuk menghadirkan kamar-kamar bawah laut,’’ kata Ishak Suruadji (68 tahun),penemu pertama sistem konstruksi hotel dan restoran bawah air di dunia, setelah Minggu (8 April 2012) berekreasi ke Pantai Marinakorong Batu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Alumni jurusan Arsitek dan Sipil dari Universitas Hasanuddin tersebut secara khusus berkunjung ke Kota Bantaeng, ibukota Kabupaten Bantaeng, setelah melakukan ziarah ke salah satu makam leluhurnya, Sikkiri Dg Mangaji di Kecamatan Bonto Ramba, Kabupaten Jeneponto.
Dilihat dari segi geografis, menurut Ishak yang juga penyandang gelar profesor T.C.M ahli penyembuhan penyakit secara reflexologydari Beijing, China, sekaligus saat ini menjadi President Indonesia Reflexologi Centre, Kota Bantaeng amat memungkinkan dikembangkan sebagai pintu gerbang di wilayah selatan Provinsi Sulawesi Selatan. Terutama sebagai gerbang masuk bagi para wisatawan mancanegara.
[caption id="attachment_170771" align="alignleft" width="300" caption="Ishak Suruadji, penemu konstruksi kamar bawah air/Ft: Mahaji Noesa"]
Dia menyatakan sangat sejalan dengan pemikiran untuk menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai destinasi atau daerah tujuan wisata baru di Indonesia. Apalagi sebutnya, pemerintah di kabupaten yang berjuluk ‘Butta Toa’ ini telah mengambil langkah yang tepat mengembangkan daerahnya sesuai potensi yang dimilikinya. Termasuk potensi wisata pantai maupun alam pegunungannya yang subur dan indah di lembah Gunung Lompobattang.
Sebagaimana diketahui, dalam kepemimpinan Bupati Bantaeng, Prof.Dr.Ir.H.Nurdin Abdullah, M.Agr (periode 2008 – 2013), pemacuan pembangunan fisik diarahkan sepenuhnya untuk peningkatan kesejahteraan rakyat melalui motto ‘’The New Bantaeng.’’ Dilakukan melalui pentitikberatan pengembangan potensi wilayah yang dibagi sesuai kondisi dan potensi wilayahnya yang tiga dimensi – wilayah laut/pesisir, tanah dataran, dan wilayah pegunungan yang mencapai ketinggian sampai 1.300 dpl.
Pembangunan kawasan wisata modern Pantai Marina Korongbatu yang berlokasi di Desa Baruga Kecamatan Pajukkukang -- perbatasan Kabupaten Bantaeng dengan Kabupaten Bulukumba, sekitar 15 km arah timur dari pusat Kota Bantaeng, merupakan bagian dari pengembangan klaster wilayah pesisir pantai sepanjang sekitar 22 km yang membatasi wilayah selatan Kota Bantaeng mulai dari perbatasan dengan wilayah Kabupaten Jeneponto hingga perbatasan dengan Kabupaten Bululumba.
Di bibir pantai yang terbuka menghadap Laut Flores tersebut, selain Pantai Marina Korongbatu, juga sudah dibangun tempat rekreasi dan relaksasi Pantai Seruni dan Pantai Lamalaka. Di sekitar pantai Kota bantaeng ini pula telah dibangun Pelabuhan Kapal Nusantara Mattoanging, pelabuhan perikanan plus tempat pelelangan ikan bagi nelayan, pabrik pengolahan ikan, telah disiapkan rencana pembangunan hotel berbintang empat, serta pembangunan sebuah rumah sakit untuk pelayanan penyakit jantung termodern serta terlengkap di kawasan timur Indonesia.
[caption id="attachment_170772" align="aligncenter" width="640" caption="Site Plan Pantai Marina Korongbatu, Bantaeng/Sumber: Bappeda Bantaeng"]
Dalam berbagai kesempatan berbincang dengan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah menyangkut pengembangan sektor kepariwisataan, dia mengharapkan Kota Bantaeng juga dapat dijadikan sebagai gerbang masuk wisatawan mancanegara dari Pulau Bali ke Sulawesi Selatan. Untuk itu sebagai langkah awal, katanya,Pemkab Bantaeng telah memulai dengan melakukan kerjasama dengan Pemkab Karangasem, Bali, mengaktifkan alur transportasi pelayaran antara Pelabuhan Bantaeng dengan Pelabuhan Karangasem untuk pengangkutan hasil-hasil bumi maupun sebagai jalur angkutan penumpang.
‘’Potensi pesisir pantai di Kota Bantaeng yang berada di cekukan teluk memungkinkan untuk dikembangkan sebagai pelabuhan kapal-kapal angkutan penumpang maupun untuk pelabuhan kapal angkutan barang peti kemas. Asal ada keinginan membantu dari fihak Kementerian Perhubungan, saya kira hal itu dapat saja segera diwujudkan,’’ katan Nurdin Abdullah.
Jika rampung, Pantai Marina Korongbatu yang pantainya menghadap arah matahari terbenam akan merupakan kawasan wiasata pantai pertama memiliki kelengkapan fasilitas modern yang ada di Sulawesi Selatan. Dari kawasan pantai yang kita dapat memandang keindahan debur gelombang Laut Flores yang menerpa pesisir Kota Bantaeng sepanjang lebih dari 22 km tersebut, nantinya tak hanya dilengkapi dengan fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi mereka yang akan menikmati keindahan alam pantai, tapi juga akan dilengkapi dengan berbagai jenis permainan dan olah raga pantai, warnet, wartel, villa, pasar cendramata dan pujasera.
Kawasan pantai yang mencolok sekitar 2 km dari jalan negara poros Makassar – Bulukumba tersebut saat ini di sekitar gerbang masuknya telah dibangun sebuah masjid yang menawan. Pedestrian, budidaya terumbu karang, gedung pertemuan, restoran, dermaga jet ski (hidrolik), kolam renang, stage terbuka, panggung pertunjukan, halte dan areal parkir yang luas serta teduh kini sedang dalam tahap perampungan.
Jika pemerintah Kabupaten Bantaeng berkehendak melengkapi kawasan Pantai Marina Korong batu ini dengan kamar-kamar bawah air, Ishak Suruadji, menyatakan akan membantu mengijinkan untuk menggunakan teknik konstruksi bawah airnya.
Pemilik PT. Dharma Subur Sakti yang telah mengerjakan hampir sebagian besar pelabuhan dan sejumlah konstruksi bawah air di Indonesia ini, penemu pertama dan pemegang Hak Cipta (copy right) Seni Desain Konstruksi Bawah Air Tipe Sarang Labalaba (No.018865) dan Tipe Papan Catur (No.018866), serta teknik konstruksi Floating Jacket Capacity (stabilitas dan kapasitas pengapungan) di dunia yang tunduk pada Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Word (1886) mencakup 117 negara di dunia.
Menurut Ishak yang juga mengaku sebagai pemilik paten sejumlah teknik pembangkit listrik tenaga matahari, listrik tenaga angin, dansejumlah teknik pengolahan tambak, kawasan wisata Pantai Marina Korongbatu Bantaeng akan langsung menjadi salah satu ikon dunia jika dilengkapi dengan kamar-kamar penginapan, restoran dan café bawa laut. Lantaran di dunia saat ini belum ada yang memiliki kemampuan teknik konstruksi bawah laut untuk membuat hal seperti itu.
Temuan konstruksi bawah laut Ishak yang dipatenkan sejak tahun 1996 tersebut dapat tercipta dari pengalamannya selama lebih 30 tahun bergerak sebagai pengusaha konstruksi yang khusus mengerjakan konstruksi bawah air khususnya pekerjaan konstruksi kelautan (marine construction). Hak patennya tersebut sebenarnya sudah pernah diujudkan atas permintaaan kalangan kerajaan di Thai Muang Beach, Phuket, Thailand. Sekitar 40 kamar bawah laut itu sangat diminati wisatawan dunia. Peminatnya harus mengantri. Setahun sebelumnya mereka sudah harus mendaftar jika ingin menempati kamar-kamar bawah laut tersebut.
‘’Tapi semua berantakan setelah peristiwa Tsunami Aceh yang juga ikut merusak kamar-kamar bawah laut di pantai Thailand tersebut. Sekarang tak ada lagi pantai di dunia yang memiliki fasilitas berupa kamar bawah laut, dimana penghuninya dapat memandang langsung keindahan kehidupan bawah laut. Untuk menghadirkan kamar-kamar bawah laut, tidak semua lokasi pantai cocok,’’ jelas Ishak yang juga adalah pendiri Yayasan Isi Arta Trans Umat, lembaga non-frofit untuk membantu dan memberdayakan terutama bagi anak-anak yatim-piatu yang kurang mampu.
Dia sangat tertarik dengan konsep pengembangan kawasan wisata pantai yang dikembangkan oleh Pemkab Bantaeng sekarang dipadukan dengan kawasan wisata pegunungan dengan wisata tirta dan wisata agronya. ‘’Suatu okyek wisata langka yang memaketkan wisata pantai dan pegunungan berhimpit dalam satu lokasi seperti di Bantaeng ini. Suatu destinasi yang sangat langka di dunia,’’ katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H