Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Udhin Palisuri Deklamator Paling Indonesia

20 Mei 2011   10:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:25 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Merdeka atau Mati! Tiga kata dalam kalimat puitik ini ternyata mampu membangkitkan semangat dan gelora perjuangan rakyat di seluruh Indonesia untuk secara gigih melawan penjajah kolonialis Belanda, kemudian memproklamirkan Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

[caption id="attachment_109289" align="aligncenter" width="526" caption="H.Udhin Palisuri ketika membacakan puisi di Johor, Malaysia/Ft:Dok.Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel"][/caption]

Kalimat-kalimat bersajak (puitik) dalam arti kalimat padat makna yang disusun dalam bahasa indah dan santun, sesungguhnya telah dilakukan masyarakat dalam dinamika beragam bidang kehidupan di Indonesia sejak masa lampau. Hal tersebut dapat dilihat melalui tinggalan banyak catatan lama berkaitan dengan adat budaya, sejarah maupun pemerintahan.

Kehadiran penyair pujangga lama kemudian disusul pujangga Angkatan Baru Indonesia di era Chairil Anwar, merupakan bagian dari eksistensi para seniman Indonesia untuk terus ikut berperan khususnya mengantar pembangunan peradaban manusia Indonesia melalui karya-karyanya. Termasuk juga memberi motivasi lahirnya generasi baru penyair secara sambung menyambung dalam alam kemerdekaan Indonesia.

Nama-nama penyair besar seperti WS Rendra, Taufik Ismail, Sapardi Djoko Damono dan banyak lagi telah membuktikan bahwa karya sastra berupa puisi perlu terus dipelihara dalam memaknai pembangunan peradaban manusia Indonesia. ''Air mengikis batu....'' Begitu tulis WS Rendra dalam salah satu kalimat puisinya saat terjadi pergolakan Reformasi 1998 di Indonesia.

Sekalipun hingga saat ini, menekuni pilihan sebagai penyair belum bisa dijadikan sebagai andalan hidup di Indonesia. Dalam kegetiran memilih hidup tok sebagai 'Penyair' di negeri kita, saya memberi rasa hormat yang tinggi terhadap H. Udhin Palisuri (63 th), seorang penyair Indonesia kelahiran Sulawesi Selatan. Lantaran, sebagian besar dari usianya telah diabdikan untuk membuat karya-karya puisi kemudian secara tak kenal lelah mendeklamasikan karya-karyanya tersebut ke berbagai ruang kehidupan.

Selengkapnya lihat http://www.kompasiana.com/

Apresiasi masyarakat khususnya di wilayah Sulawesi Selatan khususnya terhadap karya puisi H.Udhin Palisuri, dapat dilihat dari padatnya jadwal permintaan untuk membuat karya sekaligus mendeklamasikan puisinya di berbagai event, dari hajatan pernikahan, perkawinan, ulang tahun, acara-acara keagamaan, acara-acara di kalangan birokrat/pemerintahan, militer, swasta, perguruan tinggi, Parpol, hingga dihadirkan berpuisi dalam demonstrasi-demonstrasi publik memperjuangkan hak-hak rakyat banyak.

Puluhan buku antologi yang memuat kumpulan ribuan puisi karya H.Udhin Palisuri telah diterbitkan oleh berbagai kalangan. ''Namun cukup banyak puisi yang pernah saya buat dan bacakan dalam sejumlah event di berbagai tempat di Indonesia maupun di luar negeri tercecer tak sempat terdokumentasikan,'' katanya dalam suatu perbincangan di Kota Makassar.

Pilihan hidup H.Udhin Palisuri untuk eksis sebagai seorang penyair membuat mantan Presiden RI, BJ Habibie secara khusus membuatkan sebuah 'Monumen Puisi Udhin Palisuri' di Kota Parepare, Sulsel, tempat kelahirannya, sekaligus juga sebagai kota tempat Udhin Palisuri menimba pendidikan di masa remajanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun