[caption id="attachment_92519" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi-Telur ayam/Admin (shutterstock)"][/caption]
Awal tahun 90-an saya sempat beberapa saat berbincang dengan seorang pria yang menjajakan berbagai miniatur perahu kayu dalam botol di Pasar Mandonga -- sebelum pasar tradisional ini berubah seperti kondisinya sekarang sebagai pasar modern bernama Pasar Raya Mandonga di Kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara.
Daya tarik kerajinan tangan yang diakui berasal dari Kota Baubau (kala itu masih merupakan ibukota Kabupaten Buton), bukan terhadap bentuk perahunya yang beraneka ragam. Akan tetapi lebih tertuju, bagaimana cara miniatur perahu kayu tersebut dapat dimasukkan ke dalam botol dengan mulut (lubang) botol yang kecil.
Menurut lelaki yang menjajakan, sepintas terlihat, memang unik dan menimbulkan pertanyaan bagaimana cara memasukkan miniatur perahu yang terbuat dari kayu ke dalam sebuah botol. Inilah, katanya, yang menjadi andalan daya tarik kuat bagi konsumen untuk membeli miniatur perahu kayu dalam botol.
Makanya, wadah atau botol-botol yang dipilih untuk diisi miniatur perahu kayu tersebut adalah berwarna putih bening, botol berperut gembung, dan disenangi apabila mulut botolnya kecil. Makin besar perut botol akan semakin besar ukuran miniatur perahu yang bisa dibuat didalamnya. Sedangkan makin kecil mulut botolnya, dimaksudkan akan semakin tinggi tingkat keheranan konsumen dengan pertanyaan bagaimana cara memasukkan miniatur perahu ke dalam botol tersebut. Kesan unik, itu yang menjadi modal kuat penjualan miniatur perahu dalam botol.
[caption id="attachment_91321" align="alignright" width="326" caption="Hati-hati memilih Telur Ayam kampung, jangan sampai palsu/Ft:idepeluangusaha.com "]
Setelah mendapat penjelasan lebih lanjut, saya lantas memahami sebenarnya tak ada yang aneh terhadap miniatur perahu kayu dalam botol. Hanya dibutuhkan ketelitian dan ketekunan. Miniatur perahu kayu yang ada di dalam botol, sebelumnya telah dibuat dalam bentuk jadi tapi dapat dibongkar pasang (knockdown) sesuai dengan panjang dan tinggi perut botol yang dipilih menjadi wadah.
Setelah semua bagian miniatur perahu selesai dibuat, termasuk dicat, dibongkar, lalu satu persatu kerangkanya dimasukkan ke mulut botol. Melalui bantuan alat penjepit (pincet), kerangka yang dimasukkan ke dalam botol tersebut dibentuk kembali dan dikuatkan menggunakan lem, sehingga terbentuk miniatur perahu yang tampak kokoh dalam botol.
Saat saya masih berbincang-bincang dengan pria penjual miatur perahu dalam botol kala itu, seorang teman justru datang mendekat, dan menyatakan dia memiliki sesuatu yang lebih unik, yaitu dua butir telur ayam dalam sebuah botol. Ketika kemudian berkunjung ke rumah teman tersebut, saya pun menyaksikan apa yang dikatakannya.
Teman tersebut hanya terkekeh-kekeh ketika saya menanyakan bagaimana cara memasukkan telur ayam ke dalam botol seperti itu. Sampai saya meninggalkan Kota Kendari, tak terungkap bagaimana cara memasukkan telur ayam ke dalam sebuah botol yang bermulut kecil.
Rahasia memasukkan telur ayam ke dalam botol tersebut justru baru ada petunjuk ketika beberapa waktu lalu saya berhubungan untuk suatu urusan dengan seorang pedagang barang campuran di pasar kampung salah satu kabupaten di wilayah timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Cara memasukkan telur ayam kampung ke dalam botol, menurut ceriteranya amat mudah. Telur beberap saat direndam ke larutan cuka. Setelah beberapa saat telur itu akan melemah, mudah dibentuk. Saat itulah telur yang lentur bisa menyesuaikan bentuk dengan mulut botol, dimasukkan ke dalam botol yang sudah berisi air agar telur tidak pecah. Air yang ada dalam botol kemudian dikeluarkan, dan membiarkan telur yang melemah dalam botol beberapa saat mongering, lalu mengeras kembali seperti bentuk aslinya sebuah telur ayam. Begitu petunjuknya, tapi sampai sekarang saya pun belum tertarik untuk mencobanya.