Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Berbohong : Negara dalam Bahaya!

21 Januari 2011   08:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:19 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pemerintah identik dengan Negara, maka pemerintah atau Negara Kesatuan Republik Indonesia jelas bukan Negara Agama. Penduduk Negara ini yang didalamnya terdiri atas kalangan pemimpin pemerintahan, aparat penyelenggara Negara serta rakyat kebanyakan itulah yang menganut agama. Jelasnya, Indonesia yang menempatkan landasan paham ‘‘Ketuhanan yang Mahaesa’’ di atas dasar negaranya, penduduknya agamis.

Agama adalah paham yang intinya mengajarkan serta mengakui adanya aturan-aturan dari Tuhan pencipta jagad raya dengan semua isinya. Lantaran itu, tak heran, jika pernyataan ‘Pemerintah Berbohong’ dari tokoh lintas agama Indonesia kemudian menimbulkan polemik panjang. Terutama, jika, datang dari rezim pemerintahan Indonesia yang berkuasa saat ini.

Bohong dalam terminologi ajaran agama berarti perkataan tidak sesuai dengan perbuatan. Secara umum, kebohongan pun boleh ditudingkan terhadap pembuatan data atau laporan yang dibuat tidak sesuai dengan kenyataan lapangan. Ataupun semacam pekerjaaan-pekerjaan dilakukan tidak sesuai atau dibuat lebih buruk dari rancangan yang telah disepakati.

Dalam ajaran Islam, bohong, merupakan salah satu dari tiga ciri manusia munafik. Dua ciri lainnya, adalah : jika berjanji selalu tak ditepati, dan jika dipercaya justru khianat. Pembohong atau pendusta merupakan salah satu perbuatan berkategori durhaka – menantang atau melawan ajaran agama.

Pernyataan bahwa pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah kebohongan, tentu saja, nalar sehat dapat menangkap maksudnya diarahkan kepada para pemimpin serta penyelenggara Negara terhadap rakyatnya.

Munculnya beragam sanggahan secara terbuka maupun tersirat terutama dari pihak rezim pemerintahan Indonesia yang dipimpin Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono serta Wakil Presiden Budiono saat ini, secara jernih tampak terjadi warna baru penyelenggara kekuasaan pemerintahan di Indonesia melawan rakyatnya yang agamis.

Banyak pihak menduga, kegigihan pemerintah Indonesia saat ini menampik atau tak mengakui kebenaran dan kenyataan dari pernyataan ’Pemerintah Bohong’ oleh tokoh lintas agama tersebut jika terus membatu akan berbuntut malapetaka besar. Umat dari lintas agama di Indonesia dipastikan akan bergerak berjihad melawan semua pihak yang menantang seruan kebenaran yang disuarakan melalui tokoh-tokoh agama panutan mereka.

Riuhnya perseteruan ‘Bohong’ versi Pemerintah dan ‘Bohong’ versi Tokoh Lintas Agama ini harus disadari semua pihak, sesungguhnya merupakan warning: Negara Indonesia dalam ancaman bahaya umat melawan kekuasaan pemerintahan. Tak boleh di’main-main’kan, dipleset kiri pleset kanan.

Kita dan semua yang bernurani manusia Indonesia berharap keselamatan Bangsa dan Negara dari bencana human error ke-Bohong-an. Berharap agar yang merasa telah melakukan kebohongan tak sungkan segera melakukan pertobatan serta berikrar untuk senantiasa mencegah dan menjauhkan diri dari tindakan-tindakan pembohongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun