Dalam komplek pekuburan tua ini juga terdapat makam Adatuan Sidenreng (raja dari wilayah Sidenreng-Rappang) berdampingan makam istrinya, Tenriallu Arung Mapalu.
Melihat sejumlah makam raja dan keluarganya yang berasal dari wilayah di luar Soppeng yang juga terdapat di komplek makam tua Jera Lompoe tersebut, para pengamat sejarah dan kepurbakalaan sejak lama menunjuknya sebagai fakta otentik bahwa orang-orang di Sulsel sejak masa lampau telah berupaya menghidupkan benih persatuan dan kesatuan yang kemudian menjadi modal utama terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demikian juga dengan nisan berbentuk hulu keris di komplek makam Jera Lompoe yang merupakan satu-satunya dapat dilihat di wilayah Provinsi Sulsel. Dari bentuk nisan itu dapat ditelusuri untuk dijadikan bukti kuat kemungkinan telah terjadinya komunikasi pemerintahan dan kebudayaan yang erat antara raja-raja di wilayah Bugis-Makassar (Sulawesi Selatan) dengan raja-raja di wilayah Mandar (Sulawesi Barat) sejak masa silam.
Pasalnya, bentuk nisan berhulu Badik (keris) yang terdapat di komplek makam Jera Lompoe Kabupaten Soppeng (Sulsel) juga bentuk nisan yang sama dapat dilihat di sejumlah makam tua, seperti di komplek makam Mara'dia Pamboang, makam Ka'ba, makam Kubang, makam Puang Rambang, makam Nenek Ular, dan makam Nenek Roso yang ada di wilayah Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H