Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mangrove Teluk Kendari Menanti Kepunahan

21 Februari 2015   14:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:47 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_352161" align="aligncenter" width="480" caption="Pembabatan hutan mangrove  di wilayah pesisir Anduonohu kota Kendari/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]

Tak berbilang tahun lagi hutan mangrove di Teluk Kendari akan segera lenyap. Hal itu diprediksi atas kondisi pohon bakau serta berbagai jenis tumbuhan pasang surut yang diperkirakan sisa sekitar 20-an hektar tumbuh sepanjang pesisir teluk -- mulai dari arah bypass Tipulu (arah utara teluk) memutar Tapak Kuda (barat) hingga Anduonohu (selatan), tampak tiap hari dilakukan pemusnahan oleh berbagai pihak untuk beragam kepentingan.

Papan-papan pengumuman sejak lama dipajang di tepi-tepi pantai oleh pihak Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kendari, isinya tegas melarang setiap orang melakukan penebangan terhadap pohon bakau dan tanaman mangrove lainnya di sepanjang pesisir Teluk Kendari. Namun sepertinya tidak dipeduli berbagai kalangan. Tak hanya warga yang tidak menaati larangan tersebut, tapi juga pemusnahan berbagai jenis tanaman mangrove secara terang-terangan banyak dilakukan atas ijin pemerintah kota Kendari.

Paling mencolok saat ini pemunahan hutan mangrove yang sisa selebar telapak tangan di pesisir bypass Tipulu seiring ditimbunnya pantai untuk pembangunan dermaga tambat labu sebagai bagian dari program revitalisasi Teluk Kendari.

[caption id="attachment_352163" align="aligncenter" width="480" caption="Lahan berpagar hutan mangrove dijual di pesisir Teluk Kendari/Ft: Mahaji Noesa "]

1424475703769479984
1424475703769479984
[/caption]

Selain itu terlihat banyak lahan pesisir berhutan mangrove di arah Anduonohu kini sedang dan telah ditimbun atas ijin pemerintah untuk membangun gedung perkantoran, pergudangan, pertokoaan, perumahan, serta gedung-gedung untuk berbagai jenis usaha lainnya.

Banyaknya pihak kini berminat terhadap lahan sepanjang pesisir Teluk Kendari, terlihat dimanfaatkan warga untuk menjual lokasi tambak-tambak pesisir yang mereka kuasai sekaligus dengan hutan mangrovenya. Di arah kanan kiri bentangan bypass Anduonohu sejumlah pengusaha telah membangun rumah makan di lahan-lahan yang sebelumnya merupakan lokasi hutan mangrove.

RSUD Abunawas Kota Kendari, Kantor Urusan Perijinan Satu Pintu, Kantor Dinas Kelautandan Perikanan dan sejumlah kantor milik pemerintah Kota Kendari yang baru dibangun sekitar pesisir barat dan selatan Teluk Kendari menimbun lokasi yang sebelumnya merupakan lahan mangrove Teluk Kendari.

[caption id="attachment_352165" align="aligncenter" width="480" caption="Pembangunan Ruko di Kambu, Anduonohu menggusur hutan mangrove/Ft: Mahaji Noesa "]

1424475952145206399
1424475952145206399
[/caption]

[caption id="attachment_352166" align="aligncenter" width="480" caption="Tampak sejumlah bangunan perkantoran Pemkot Kendari tegak di atas lahan bekas hutan mangrove/Ft: Mahaji Noesa "]

1424476158757343778
1424476158757343778
[/caption]

Pembangunan jalan bypass dari Kota Lama memutar ke pesisir wilayah Anduonohu yang luasannya sudah mencapai lebih 8 km persegi dahulu merupakan lokasi hutan mangrove dengan vegetasi rapat. Bahkan cekungan pesisir teluk dari Kendari Caddi hingga Kampung Salo yang kini sebagian besar telah ditimbun untuk perkantoran dan perumahan, dahulu juga merupakan lokasi hutan mangrove.

Menurut cacatan, awal tahun 1960-an ketika luas wilayah perairan Teluk Kendari masih mencapai 20 km persegi, terdapat lebih dari 540 hektar tanaman mangrove yang tumbuh sebagai sabuk hijau (green belt)sepanjang pesisir Teluk Kendari. Dalam pendataan terakhir luas perairan teluk kini sisa lebih dari 10 km persegi dan tanaman mangrove sudah tidak mencapai 30 hektar.

[caption id="attachment_352167" align="aligncenter" width="480" caption="Papan pengumuman larangan menebang bakau/tanaman mangrove Teluk Kendari tak dipeduli/Ft: Mahaji Noesa"]

1424476448534713180
1424476448534713180
[/caption]

[caption id="attachment_352168" align="aligncenter" width="480" caption="Tanaman bakau pesisir Teluk Kendari umumnya hanya simbol menjadi pembatas sejumlah lahan yang dikuasai oknum/Ft: Mahaji Noesa"]

14244766631686987892
14244766631686987892
[/caption]

[caption id="attachment_352169" align="aligncenter" width="480" caption="Sebagian dari hutan mangrove pesisir Teluk Kendari yang terancam punah/Ft: Mahaji Noesa"]

14244769141935323780
14244769141935323780
[/caption]

[caption id="attachment_352170" align="aligncenter" width="480" caption="Menimbun pantai menggusur hutan mangrove di pesisir Teluk Kendari/Ft:Mahaji Noesa"]

14244771081767478857
14244771081767478857
[/caption]

Bahkan ada yang memperkirakan tanaman mangrove Teluk Kendari sekarang sudah berada di bawah angka 20 hektar. Boleh jadi, lantaran tanaman mangrove yang terlihat masih rapat di arah barat teluk yaitu sekitar wilayah Tapak Kuda, sesungguhnya hanya berupa pagar yang membatasi lahan-lahan tambak dan lahan siap timbun yang telah dikuasai dan memiliki sertipikat hak milik oleh oknum berbagai profesi.

Jejak kepunahan hutan mangrove Teluk Kendari masih dapat dilihat melalui sejumlah sisa jenis tanaman mangrove yang tumbuh di banyak tempat antara bangunan-bangunan dan tepi jalan berjarak lebih dari 1 km dari garis pantai teluk sekarang ini. Mangrove Teluk Kendari sedang menanti kepunahan, siapa peduli?

video hutan mangrove yang hanya difungsikan sebagai pagar pembatas lahan yang dikuasai oknum di pesisir Teluk Kendari
http://youtu.be/WXsKGSmjoK4



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun