Mohon tunggu...
I Made Maha Dwija Santya
I Made Maha Dwija Santya Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saat ini tergabung dalam tim keuangan perusahaan Candra Group. Berpartisipasi aktif dalam beberapa organisasi, seperti Jegeg Bagus Klungkung (Duta Wisata) dan pengurus inti KONI Klungkung,\r\nGemar berdiskusi untuk membangun wawasan. Percaya bahwa politik itu sangat mulia asal dilaksanakan dengan etika, sopan santun, hormat dan bermartabat, serta penuh tanggung jawab. SEBUAH PERLAWANAN!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Restu Ibu untuk Jalan Tol Pertama Bali...

28 Mei 2013   16:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan Tol Bali"][/caption] Sebentar lagi Bali akan memiliki jalan tol pertamanya. Pembangunan jalan tol ini diharapkan bisa meningkatkan aksesibilitas dan mengurai kemacetan, serta memberi manfaat signifikan bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Jalan tol ini menghubungkan wilayah selatan Pulau Bali (kawasan Nusa Dua) dengan wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, tepatnya kawasan Pelabuhan Benoa. Selain kedua wilayah ini, jalan tol ini juga diberikan akses menuju ke Bandara Internasional Ngurah Rai. Uniknya, Jalan Tol ini selain dipergunakan untuk kendaraan roda 4 atau lebih, juga diperuntukkan bagi kendaraan roda 2 (sepeda motor). (jasamarga.com) Semakin tinggi pohon, makan semakin kencang juga angin yang menerpa. Peribahasa itulah yang menaungi perjalanan pembangunan proyek ini.  Meski memiliki tujuan yang mulia, pembangunan mega proyek ini sangat banyak diwarnai dengan kontroversi, bahkan sejak dari tercetusnya ide pembangunan tersebut, apalagi dibangun di Bali selatan yang sedang panas-panasnya isu moratorium pembangunan. Dalam tulisan ini tidak akan dibahas mengapa pembangunan jalan tol ini menjadi kontroversial, karena sudah sangat banyak yang membahas dalam bentuk tulisan. Bagi yang penasaran, bisa langsung menuju tautan berikut http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/12/16/b22.htm atau googling untuk mendapatkan informasi lebih dalam. Pembahasan kali ini akan lebih mengerucut pada pemberian nama jalan tol pertama di Bali ini. Bagi saya ini salah satu hal yang penting untuk dibahas, karena ini menunjukkan apresiasi kita terhadap orang-orang yang berjasa untuk negeri ini. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu bagaimana cara menghormati dan menghargai jasa pahlawannya, bukan?

***

Sampai saat ini, telah masuk beberapa nama yang menjadi kandidat, salah satu yang paling kuat didengungkan adalah I Wayan Lotring, yang merupakan mahaguru tari dan tabuh Bali yang berjasa dalam pengembangan seni budaya Bali. Selain I Wayan Lotring, nama lain yang diusulkan untuk nama jalan tol Bali oleh sejumlah kalangan adalah Jalan Soekarno-Hatta, Jalan I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Patih Jelantik, atau I Gusti Nyoman Lempad (pelukis besar Bali abad ke-20), hingga Made Mangku Pastika, sebagai gubernur dan putra Bali yang berhasil membongkar kasus bom Bali 2002. Hmm.... Jika saya diberikan kesempatan untuk menentukan siapa nama yang pantas untuk jalan tol pertama di Bali ini, penghargaan itu akan saya berikan pada Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, ibunda dari proklamator negara ini sekaligus presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Selama ini penghargaan untuk seorang ibu sangat jarang diberikan, seandainya pun ada, masih dalam bentuk pengakuan yang formalistik. Padahal kita sadari jasa dan pengorbanan yang diberikan seorang ibu pada anaknya sangat amat besar, dan tak lekang oleh waktu. Pemilihan nama ibunda Soekarno diharapkan bisa mewakili peran seorang ibu yang berhasil mendidik anaknya hingga menjadi seseorang yang bermaanfaat bagi nusa dan bangsa, terlebih lagi bisa mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Harus kita tahu, bahwa Soekarno sudah menjadi tokoh dunia yang disejajarkan kemasyhurannya dengan Goerge Washington dan juga Ho Chi Minh. Melahirkan seorang anak dan mendidik agar bisa menjadi "seraksasa" Soekarno tentu bukanlah perkara mudah. Harapannya, hal ini bisa menjadi medium timbulnya kesan, penilaian, apresiasi, kesadaran dan bahkan inspirasi bahwa sosok ibu adalah suatu peran yang mulia dan penting bagi negeri ini, karena orang-orang besar negeri ini akan lahir dari rahim, pendidikan, dan kasih sayang seorang ibu. Hal lain yang juga mendukung pemilihan nama Ibunda Soekarno adalah karena beliau merupakan tokoh yang berasal dari Bali, sehingga mampu merepresentasikan tempat dimana jalan tol tersebut berada, serta diharapkan mampu menimbulkan rasa hormat dan bangga secara khusus pada masyarakat Bali itu sendiri. Pada akhirnya, saya hanya bisa berharap semoga orang - orang yang punya kuasa penuh menentukan nama jalan tol pertama Bali sempat membaca tulisan ini dan mempertimbangkan nama Ida Ayu Nyoman Rai Srimben sebagai nama yang pantas dipilih. Restu Ibu untuk Jalan Tol Pertama Bali...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun