Mohon tunggu...
Mahadi Sitanggang
Mahadi Sitanggang Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang jurnalis

Jurnalis Anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Medan Tinggal di Pematangsiantar

Selanjutnya

Tutup

Money

Peluang Bank Sumut

1 April 2017   23:44 Diperbarui: 1 April 2017   23:48 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dihadapkan dengan MP3EI, Bank Sumut Jangan Berpuas Layaknya "Lebah Madu”

Oleh : Mahadi Dedi Sitanggang SE

Sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Sumut dihadapkan pada peluang emas yang tidak diperoleh BPD di Indonesia secara umum. Adanya program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung di Batubara yang terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Simalungun, menjadikan daerah itu sebagai salah satu tonggak kebangkitan ekonomi nasional dari Indonesia Bagian Barat.

          Peluang besar Bank Sumut untuk berperan sebagai salah satu bank pendukung dalam setiap kegiatan ekonomi di daerah itu terbuka luas. Bersamaan dengan bank nasional, termasuk bank asing, Bank Sumut harus mulai berbenah mendapatkan kepercayaan yang lebih besar.

Bank Sumut Sebagai Tuan Rumah

          Pengamat ekonomi Sumut, Benjamin Gunawan, melihat Bank Sumutmemiliki keunggulan kompetitif, sebagai tuan rumah di kawasan percepatan pembangunan itu. Banyak masyarakat sekitar wilayah MP3EI dan KEK Sei Mangkei, sudah tergantung dan percaya pada layanan Bank Sumut.

          Dari analisanya, sebagai daerah yang akan bersentuhan langsung dengan pelabuhan Kuala Tanjung dan KEK-Sei Mangkei, ada potensi percepatan pertumbuhan ekonomi di atas 6.3% per tahun.

          “Angka itu akan tercapai saat pelabuhan benar-benar beroperasi yang juga didukung  banyak industri saat ini, dan yang akan datang berinvestasi di kawasan itu. Cukup terbuka peluang Bank Sumut untuk menambah kapasitas layanan jasa perbankan di sana,” urai Benjamin.

          Sebagai pelabuhan, di Kuala Tanjung akan tumbuh aktifitas eksport-import, pergudangan, angkutan laut, jasa tenaga kerja dan jasa lainnya yang membutuhkan dukungan perbankan yang kuat dan dipercaya. Benjamin melihat, dengan kemampuan Bank Sumut saat ini dan pesaing dari bank BUMN, bank swasta dan bank asing, sektor ketenagakerjaan dan pergudangan dapat menjadi “milik” Bank Sumut.

Kekuatan Bank BUMN dan Bank Asing

          Total asset Bank Sumut sampai Juni 2016, sebesar Rp 29,74 triliun ternyata masih jauh dari total asset bank BUMN yang selama ini juga sudah menjadi bank pendukung industri yang ada di sana. Belum lagi, dengan kekuatan bank asing yang akan lebih gencar dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Perbankan 2020. Bank Sumut harus berupaya ekstra ketat untuk mampu bersaing dengan bank-bank itu.

          “Bank Sumut harus berani membenamkan investasinya di bidangteknologi serta pembenahan SDM untuk bersaing dengan bank nasional dan internasional. Bank Sumut dihadapkan dengan tantangan yang tidak kecil.Walau memang, pada dasarnya tantangan dan peluang itu seimbang di tengah persaingan yang makin sengit. Terlebih jika MEA perbankan dibuka di tahun 2020. Jika dibandingkan dengan bank BUMN, bank swasta nasional serta bank asing, memang posisi Bank Sumut agak jauh,” ujar Benjamin.

Jika dibandingkan dengan total asset beberapa bank BUMN sampai Juni 2016, seperti asset Mandiri sebesar Rp 971 triliun, BRI sebesar Rp 873 triliun dan BNI Rp 539 triliun, total asset Bank Sumut itu memang masih jauh di bawah. Belum lagi jika dibandingkan dengan bank asing yang akan “menggempur” pasar di MP3EI. Akan ada Maybank, Standart Charter, CIMB Niaga dari Malaysia dan Development Bank of Singapore (DBS), NISP dari Singapura serta bank asing lain dengan modal yang cukup kuat, sekalipun dibandingkan dengan bank nasional.

Sebagai Bank Penyalur  dana Repatriasi

          Bank Sumut tidak boleh berhenti mencari sumber modal baru.Sumber modal yang masih dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dan Pemerintahan Kabupaten/Kota dan dana dari masyarakat sebagai pihak ketiga, harus terus ditambah. Dengan modal yang ada sekarang, Bank Sumut terkesan masih asik  membina UMKM, UKM dan sebagai retail.

          “Pembinaan masyarakat di bidang UMKM, UKM mapun retail seperti pembangunan rumah rakyat, pembayaran gaji pensiun lembaga-lembaga di luar pemerintahan terus kami lakukan. Walau sebagai BPD memang harus fokus ke masyarakat tapi kami tidak terlepas juga ke koorporasi. Kami saat ini sudah bekerja sama dengan salah satu unit PTPN IV. Kami juga sudah lakukan program pembangunan perumahan dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP),”

          Beberapa program yang disampaikan Kepala Cabang Bank Sumut Lima Puluh di Batubara, Fadly, merupakan program yang selama ini merupakan pasar BPD hampir di semua daerah. Mereka bekerja layaknya kawanan lebah, mengumpulkan sari-sari madu sembari menjaga kelangsungan hidup sumber-sumber sari madu itu. Pekerjaan yang saling menguntungkan, namun butuh proses panjang untuk mengumpulkan banyak hasil. Belum lagi, ada kompetitor dari bank BUMN denga program yang nyaris sama.

          Tanpa pernah meninggalkan program itu, sudah saatnya Bank Sumut berupaya agar dihunjuk sebagai bank persepsi penerima dana pengampunan pajak, seperti yang sudah diraih BPD Bank Jabar dan Banten Tbk. Terlebih perolehan Tax Amnesty dari Kanwil Ditjen Pajak Sumut I sudah mencapai Rp 4 triliun di September 2016. Bank Sumut harus “iri”, mengingat adabeberapa Bank Asing seperti Citibank, Development Bank of Singapore (DBS), Standard Chartered dan Deustche Bank Ag sudah ditetapkan sebagai bank persepsi.

          “Bank yang dapat menampung uang tebusan dalam rangka tax amnesty itu dipilih dan ditentukan oleh Kementerian Keuangan yaitu bank yang dinilai telah memenuhi syarat sesuai ketentuan. Mengenai penyaluran atau penggunaan uang tebusan pajak tersebut, pengaturannya diserahkan kepada pemerintah melalui kementerian keuangan sehingga bank yang menampung dana tersebut wajib patuh pada ketentuan yang berlaku.”      Adanya peluang itu diamini, Saryo, Kepala bagian Informasi dan Dokumentasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara.

          Untuk meraih itu, Bank Sumut harus “go public, seperti BPD PT Bank Jabar dan Banten Tbk. Perubahan ini tidak hanya sekedar dihunjuk sebagai bank persepsi, tapi Bank Sumut akan mampu bersaing di era MEA Perbankan. Bank Sumut sebagai BPD berhak melakukan transaksi dengan mata uang asing, melayani jasa keuangan eksport import layaknya bank-bank devisa lainnya. Jika sudah menjadi BPD yang terbuka seperti BPD Bank Jabar dan Banten Tbk, ada peluang penguatan modal dari pihak luar.

Pelabuhan Kuala Tanjung, Pasar Baru Bank Sumut

          Keseriusan PT Pelindo I, merampungkan Pelabuhan Kuala Tanjung sampai akhir 2017 nanti terlihat dari kunjungan Menteri BUMN Rini Sumarno medio tahun ini ke Batubara. Keseriusan itu tidak terlepas dari ultimatum yang disampaikan Presiden RI, Joko Widodo, saat melakukan Ground Breaking 7 mega proyek awal 2015 lalu di Kuala Tanjung.

          Masih ada waktu Bank Sumut untuk berperan di pasar baru dengan beragam aspek yang memerlukan dukungan bank. Mulai eksport-import, armada laut, pergudangan dan jasa tenaga kerja yang pasti sangat membutuhkan dukungan perbankan. Inilah momentum yang harus dimanfaatkan Bank Sumut sebagai tuan rumah dalam program MP3EI yang terintegrasi dengan KEK-Sei Mangkei.

          Para pemegang saham saat ini, juga perlu memahami, ada persoalan serius yang sedang dan akan menggempur Bank Sumut. Perlu keleluasan diberikan kepada manajemen Bank Sumut, untuk dapat menyambut dan menjadikan segala tantangan menjadi peluang agar mampu merebut pasar di kawasan MP3EI itu, yang diprediksi memiliki pertumbuhan ekonomi sampai 6.3%.

          Bank Sumut tidak boleh berpuas diri hanya menjadi dukungan bank bagi pelaku UMKM, UKM, dukungan bank bagi pemerintah daerah dan perumahan rakyat. Bank Sumut harus mampu melakukan penetrasi pasar di kawasan MP3EI. Keunggulan kompetitif Bank Sumut ini, harus diiringi dengan penguatan SDM, teknologi dan jaringan. PT Bank Sumut harus dapat melakukan layanan jasa perbankan yang lebih luas secara jangkauan wilayah dalam MEA Perbankan 2020 yang akan datang.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun