Dihadapkan dengan MP3EI, Bank Sumut Jangan Berpuas Layaknya "Lebah Madu”
Oleh : Mahadi Dedi Sitanggang SE
Sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Sumut dihadapkan pada peluang emas yang tidak diperoleh BPD di Indonesia secara umum. Adanya program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung di Batubara yang terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Simalungun, menjadikan daerah itu sebagai salah satu tonggak kebangkitan ekonomi nasional dari Indonesia Bagian Barat.
Peluang besar Bank Sumut untuk berperan sebagai salah satu bank pendukung dalam setiap kegiatan ekonomi di daerah itu terbuka luas. Bersamaan dengan bank nasional, termasuk bank asing, Bank Sumut harus mulai berbenah mendapatkan kepercayaan yang lebih besar.
Bank Sumut Sebagai Tuan Rumah
Pengamat ekonomi Sumut, Benjamin Gunawan, melihat Bank Sumutmemiliki keunggulan kompetitif, sebagai tuan rumah di kawasan percepatan pembangunan itu. Banyak masyarakat sekitar wilayah MP3EI dan KEK Sei Mangkei, sudah tergantung dan percaya pada layanan Bank Sumut.
Dari analisanya, sebagai daerah yang akan bersentuhan langsung dengan pelabuhan Kuala Tanjung dan KEK-Sei Mangkei, ada potensi percepatan pertumbuhan ekonomi di atas 6.3% per tahun.
“Angka itu akan tercapai saat pelabuhan benar-benar beroperasi yang juga didukung banyak industri saat ini, dan yang akan datang berinvestasi di kawasan itu. Cukup terbuka peluang Bank Sumut untuk menambah kapasitas layanan jasa perbankan di sana,” urai Benjamin.
Sebagai pelabuhan, di Kuala Tanjung akan tumbuh aktifitas eksport-import, pergudangan, angkutan laut, jasa tenaga kerja dan jasa lainnya yang membutuhkan dukungan perbankan yang kuat dan dipercaya. Benjamin melihat, dengan kemampuan Bank Sumut saat ini dan pesaing dari bank BUMN, bank swasta dan bank asing, sektor ketenagakerjaan dan pergudangan dapat menjadi “milik” Bank Sumut.
Kekuatan Bank BUMN dan Bank Asing
Total asset Bank Sumut sampai Juni 2016, sebesar Rp 29,74 triliun ternyata masih jauh dari total asset bank BUMN yang selama ini juga sudah menjadi bank pendukung industri yang ada di sana. Belum lagi, dengan kekuatan bank asing yang akan lebih gencar dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Perbankan 2020. Bank Sumut harus berupaya ekstra ketat untuk mampu bersaing dengan bank-bank itu.