Mohon tunggu...
salsabila ismimaha
salsabila ismimaha Mohon Tunggu... Guru - BALI-JEMBER

LIFE IS NEVER STOP TO DREAM

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harapan Indonesia ke Depan

20 Mei 2019   11:34 Diperbarui: 20 Mei 2019   11:48 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama:dinda arizha harini

Nim:U20183049

Kelas:BSA3

Nama pembimbing: pak arif Mustaqim M,Sos. S.Sos

Mata kuliah pendidikan anti korupsi.

Anti korupsi harapan indonesia
Terbentang dari Sabang sampai Merauke membuat Indonesia menjadi beragam. Tidak hanya hayati, budaya serta struktur sosial juga tak luput oleh para pemerhati. Tak dapat dipungkiri, hal tersebut dipacu oleh letak secara demografis maupun geografis. Jadikan Indonesia negara kepulauan, tentunya ini munculkan kekurangan dan kelebihan.
Keterbatasan dalam pengelolaan kadang membuat kelebihan yang dimiliki oleh negeri tercinta ini tertutupi oleh kekurangan. Namun, hal ini tak akan lagi menjadi halangan jika segenap elemen masyarakat mau untuk sama-sama berbenah. Di masa depan Indonesia tak perlu menjadi negara adidaya. Cukup dengan mewujudkan 5 harapan ini menjadi nyata.
 
1. Asupan pendidikan yang setara
Indonesia memiliki banyak permata tersembunyi di pelosok negeri. Anak-anak dengan semangat belajar tinggi. Mereka yang cerdas, tapi tertutupi oleh rasa tidak percaya diri. Ditambah lagi tak diimbangi dengan fasilitas dan tenaga pendidik yang mumpuni. Padahal mereka adalah penerus bangsa yang sesungguhnya.

Kedepannya, besar harapan seluruh anak Indonesia mendapat asupan pendidikan yang sama. Dengan metode pendidikan yang disesuaikan. Tidak bisa dipukul rata antara anak-anak yang tumbuh besar di perkotaan dan di pelosok desa. Mereka memiliki cara belajar yang berbeda.

Dewasa ini sudah banyak pengajar muda yang memiliki metode belajar modern dan menyenangkan. Tidak lagi terapkan metode lawas yang kadang sulit dipahami. Pemerintah dapat mengajak mereka berkolaborasi.

2. Pembangunan infrastruktur yang merata hingga ke pelosok daerah
Jika ada yang bilang infrastruktur tidak penting, besar kemungkinan yang berpendapat belum pernah berkunjung ke pelosok daerah. Pembangunan infrastruktur menjadi sorotan tentu bukan dengan alasan sederhana. Ini jadi aspek penting karena pembangunan infrastruktur yang merata tentu berpengaruh pada berbagai aspek lainnya.

Harapan masyarakat Indonesia yang tinggal di pelosok negeri tidak muluk. Tidak harus menjadi kota metropolitan seperti di Jawa dan beberapa pulau besar lainnya. Cukup dengan kemudahan akses untuk bepergian sehingga memudahkan mobilitas. Termasuk penyaluran listrik sampai di daerah perbatasan. Sesederhana itu harapan mereka. Bisakah pemerintah bantu mewujudkan?

3. Tenaga medis serta pengajar yang mumpuni dan amanah di setiap daerah

Jika infrastruktur telah usai dibenahi, maka tenaga medis serta pengajar pun harus diimbangi. Meski memiliki status yang diakui, nyatanya masih banyak oknum yang tidak amanah dalam mengemban tugas khususnya mereka yang ditempatkan di pedalaman. Dengan bayaran dan tambahan tunjangan, mereka nyatanya tidak bekerja secara maksimal.

Anak-anak tak mendapat asupan pendidikan yang selayaknya. Sering ditinggal tanpa diberi pengajaran. Begitu pula dengan masyarakat setempat yang tidak memperoleh layanan kesehatan di saat darurat. Untungnya, masih ada anak negeri yang rela mengunjungi pelosok negeri untuk mengabdi.

Hidup di pedalaman memang tidak mudah. Apalagi jika kita fokus pada rupiah. Kedepannya semoga pemerintah benar-benar selektif dalam penempatan tenaga profesional. Bukan kaleng-kaleng, masyarakat butuh yang benar-benar tulus mengabdi.

Jadi, menurut saya harapan indonesia kedepan: harus terjun langsung ke lapangan melihat rakyatnya bisa dibilang open sama rakyatnya dalam" bahasa jawa" karena mulai dari hal  yang terkecil kita bisa melihat perkembangan rakyat,bagaimana dari lingkungannya,pendidikannya,serta interaksi sosialnya masyarakat dan faktor dari keluarga sendiri.Sekarang begini:Kalau kita melihat pandangan dari sudut arus globalisasi harus mengikuti era zaman yang berkembang itu percuma kalau tidak melihat dari  0 [nol] dan itu akan sia-sia saja begitu.
Dan berusaha menjadi lebih baik dalam pemerintahan indonesia dalam mengemban amanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun