Ishita pun memprovokasinya dan berkata “Kenapa terdiam? Apakah kau takut sekarang?”. Orang-orang pun menjadi semakin takut dan mulai tunduk kepada Ishita, sedangkan Maula tetap berdiri dengan tampak kebingungan. Ishita pun semakin kesal atas perbuatan Maula dan kembali ke istana.
Sesaat dia di istana, Ishita mengadu kepada ayahnya yang merupakan seorang raja. Ayahnya pun penasaran dan pergi ke desa tempat Maula berada. Tetapi sesaatnya dia disana dan melihat Maula, dia pun terkejut. Dia pun kembali ke istana dan mengutus prajurit untuk membawa Maula ke istana.
Disana, dia membandingkan antara Maula dan Ishita yang bila dilihat dari dekat, merupakan anak kembar yang berasal dari orang tua yang berbeda. Dia pun menyadari bahwa Ishita bukanlah anak dari dia sendiri, tetapi mereka adalah anak yang tertukar.
Maula pun dinobatkan sebagai putri baru dan langsung menyebutkan perbuatan keji yang dilakukan oleh Ishita, dan Ishita pun memohon ampun dari Maula dan Sang Raja. Tetapi, Sang Raja sudah membuat keputusan untuk mengeluarkan Ishita dari kerajaannya atas perbuatannya itu.
Ishita pun diusir dari wilayah kerajaannya dan memulai kehidupan barunya di kerajaan sebelahnya. Disana dia hanya bisa meratapi nasibnya yang sekarang hanya seorang rakyat biasa. Tetapi, Maula mengejarnya untuk memberi Ishita sebuah kalung yang berharga. Ishita pun menangis dan menyesal atas perbuatan yang dia lakukan terhadap Maula dan warga-warga di desanya.
Maula memaafkannya dan sedikit membantu Ishita untuk menjalani kehidupan barunya di desa tersebut.
Maula mengajari Ishita cara menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa, sedangkan Ishita mengajari Maula cara menjadi putri istana. Walaupun mereka tidak berteman, hubungan mereka sekarang sudah pulih karena sifat Maula. Ishita pun berterima kasih kepada Maula atas bantuannya dan melanjutkan kehidupannya di desa. Sedangkan Maula kembali ke istana untuk menjalani kehidupannya sebagai putri.
Dari saat itu, kehidupan dari kedua perempuan itu menjadi semakin baik. Maula semakin bersikap selayaknya ratu dan setiap hari mengunjungi perdesaan untuk membantu para warga disana. Ishita juga setiap hari semakin meninggalkan sifatnya yang sombong dan egois itu dan mulai membantu para warga disana.
Disana, dia juga disebut putri istana, sama seperti Maula yang dulu disebut sebagai putri istana. Konflik yang sama pun terjadi di perdesaannya Ishita, tetapi raja dan ratu disana merupakan tirani yang kejam dan mereka pun memperjuangkan kemerdekaannya.
Beberapa tahun kemudian, Maula mengunjungi tempat dimana Ishita tinggal hanya untuk menemukan bahwa Ishita sudah tidak berada disana. Ishita sekarang sudah menjadi ratu di kerajaan tersebut. Begitu pula dengan Maula karena ayah dan ibunya yang merupakan raja dan ratu disana sudah tidak kuat lagi untuk memimpin dan meneruskan tahtanya ke Maula. Mereka pun memutuskan untuk menggabungkan kedua kerajaan tersebut.
Kerajaan baru tersebut menjadi sangat maju karena kebaikan dari mereka membuahkan banyak kooperasi dengan kerajaan lain yang saling menguntungkan. Mereka sering bernegosiasi dengan kerajaan lain untuk menjalin sebuah hubungan antar sumber daya. Mereka pun bersikap tegas kepada pihak lain yang hanya ingin mencari keuntungan satu sisi dan tidak segan untuk melakukan agresi jika hal tersebut terus berlanjut.