Mohon tunggu...
Rifatul Mahmudah
Rifatul Mahmudah Mohon Tunggu... Penerjemah - qur'an and hadith enthusiast.

Alumnus Ma'had Darussunnah Institute for Hadith Sciences.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Doa yang Tak Kunjung Terkabul

2 September 2021   09:46 Diperbarui: 2 September 2021   12:05 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang lelaki berjalan gontai dan lemah. Pakaiannya sudah kusut dan penuh debu. Perjalanan panjang telah memudarkan keelokan jubah yang ia pakai.

Perjalanan memang bagian dari azab (lihat HR. Bukhari no. 5429). Meninggalkan kampung halaman sama dengan meninggalkan setengah jiwa di sana.

Namun kesulitan dalam perjuangan selalu datang bersamaan dengan kebaikan. Doa orang yang bersafar (melakukan perjalanan) dalam kebaikan sungguh mustajab (pasti dikabulkan) (lihat HR. Tirmidzi no. 3488). Suatu keistimewaan yang tak didapatkan orang yang berdiam di zona nyaman.

Lelaki itu menadahkan tangannya dengan sungguh-sungguh. Allah tentu tak akan menyia-nyiakan permohonannya. Dzat yang Maha Pemalu dan Maha Dermawan tak membiarkan orang yang mengangkat tangan berdoa kepada-Nya kembali dengan tangan hampa (lihat HR. Abu Dawud no. 1488).

Setelah menadahkan tangannya dengan penuh kesungguhan, lelaki itu mulai bermohon. Kata pertama yang dia ucapkan adalah "Ya Rabb, ya Rabb", salah satu  Asma' Allah yang dianjurkan berdoa dengannya (lihat QS. Al-Isra [17]: 110).

Sungguh beruntung lelaki itu. Ia memanjatkan doa saat melakukan perjalanan, menadahkan tangan, dan mengiringi doanya dengan menyebut nama Allah yang baik. Tak akan ada alasan bagi Allah untuk menelantarkan permintaannya.

Namun, Allah tak kunjung menjawab doanya. Setelah melakukan semua tata cara yang menjanjikan doa terkabul, ia tak juga melihat tanda-tanda permohonannya dijawab. Hanya ada satu kemungkinan jawaban. Doanya telah terhalang.

Rasulullah mengungkap alasan Allah tidak mengabulkan doa si lelaki. Kebaikan tak akan bersatu dengan keburukan. Sesuatu yang haram akan menghalangi datangnya rahmat dan anugerah. Siapa yang menyangka, lelaki itu berdoa ketika pakaian yang ia kenakan didapatkan dari harta yang haram. Bahkan makanan haram mengalir di darahnya (lihat HR. Muslim no. 1015).

Permohonan yang memenuhi syarat pun dapat tertolak jika si pemohon tidak dalam keadaan baik. Makanan haram yang ia makan dan pakaian haram yang ia kenakan telah menghalangi doanya, sehingga Allah tak memperkenankan permohonannya.

Doa adalah bentuk komunikasi kita dengan Allah. Seseorang pasti berusaha berpenampilan terbaik jika akan bertemu dengan orang yang dihormati. Allah tentu lebih berhak menerima penghormatan dari hamba-hamba-Nya. Kita harus menjaga makanan dan pakaian yang kita pakai halal sehingga Allah melihat hamba-Nya datang dengan penampilan terbaik lahir maupun batin.

~ Allah itu Maha Baik dan hanya menerima yang baik-baik. (HR. Muslim no. 1015).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun