Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Vaksin Covid-19, Kupas Tuntas Bersama Prof Dr apt Zullies dan Ir Nanung dalam Webinar STIKes Ibnu Sina Ajibarang

28 Februari 2021   21:17 Diperbarui: 2 Maret 2021   20:52 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vaksin Covid-19,Kupas Tuntas Bersama Prof.Dr.apt. Zullies dan Ir.Nanung dalam Webinar STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Webinar kali ini mengundang pembicara Ir.Nanung Danar Dono,S.P.t,M.P.,Ph.D.,IPM. Peneliti Pascasarjana Fakultas Peternakan UGM) dan Prof.Dr. apt.Zullies Ikawati ,Fakultas Farmasi UGM, yang diadakan oleh STIKes Ibnu Sina Ajibarang,25 Februari 2021 lalu.

Menurut apt.Adi Susanto ,M.Farm.,selaku Ketua STIKes  Ibnu Sina Ajibarang dalam sambutan pembukaannya mengarapkan agar pelaksanaan webinar kali ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan kita dan setidaknya dapat mengurangi dan memutus mata rantai Covid-19 di lingkungan kita. Adapun rangkaian penyelenggaraan Webinar kali ini merupakan,yang ke-7 sejak pandemi, dan ini menjadi salah satu bentuk pengabdian masyarakat secara virtual, yang sebelumnya diawali dengan pembuatan serta pendistribusian Handsanitizer ke Instansi kesehatan di lingkungan sekitar kampus. Webinar kali ini diikuti oleh,mahasiswa dan dosen,Instansi pendidikan serta praktisi kesehatan ,farmasi dan para apoteker di beberapa daerah. Adapaun total pendaftar dari berbagai kalangan mencapai 200 peserta.

Pada sesi pertama sebagai pembicara adalah Ir.Nanung Danar Dono,S.P.t,M.P.,Ph.D.,IPM. yang memaparkan ; Upaya Indonesia untuk memper cepat keluar dari Wabah Covid-19 : 1.Pemerintah Indonesia harus lebih serius jika ingin lebih cepat lepas dari wabah Covid-19. 2.Meningkatkan Anggaran Kesehatan , 3.Menindak tegas para provokator antivaksin yang gemar menyebarkan berita dusta / hoax di media sosial,4.Menerapkan sanksi tegas untuk para pelanggar protokol kesehatan Covid-19.

Demikian menurut Ir.Nanung,Peneliti Pascasarjana Fakultas Peternakan UGM) dalam webinar yang bertema Vaksin Covid-19,menurutnya ,kita harus tegas menolak berita hoax seperti ini dengan munculnya berbagai berita Hoaks yang beredar seputar vaksin misalnya :

Vaksin adalah senjata biologis untuk depopulasi orang Islam, maka tidak ada di Eropa ,Amerika,dan Israel.

Dijelaskan,Pernyataan bahwa vaksinasi itu untuk melumpuhkan generasi Islam itu sungguh lebai dan mengada-ada. Tidak ada bukti ilmiah apa pun dalam sejarah yang membenarkan hal tersebut. Malahan vaksinasi justru dilakukan di berbagai negara maju, seperti: Amerika, Israel, Canada, Inggris, Belanda, Australia, dll. Bahkan vaksinasi diinisiasi oleh ilmuwan Islam, yaitu: Ar Razi, kemudian dikembangkan di Turkiye.

Ini sungguh berita bohong yang menyesatkan,karena faktanya tidak demikian,karena fakta sesungguhnya justru negara pemakai vaksin adalah sebagai berikut, dari data pemesan vaksin Covid-19: Uni Eropa memesan 1,4 miliar dosis vaksin dari: Pfizer, Sanofi, AstraZeneca, Curevac, Jhonson&Jhonson, Moderna.AS memesan 800 juta vaksin covid dari: Pfizer, Sanofi, AstraZeneca, Novavax, Jhonson & Jhonson, Moderna. Jepang memesan 540 juta vaksin dari: AstraZeneca, Moderna, dan Novavax.Inggris memesan 340 juta dosis vaksin dari: Pfizer, Sanofi, AstraZeneca, Novavax, Jhonson&Jhonson, Valneva.

Sementara di sesi kedua dilanjutkan dengan tema ,Peran tanaga farmasi dalam Edukasi tentang Vaksin Covid-19 oleh : Prof.Dr. apt.Zullies Ikawati ,Fakultas Farmasi UGM.

Webinar STIKes Ibnu Sina Ajibarang,25/2/2021/Dokpri
Webinar STIKes Ibnu Sina Ajibarang,25/2/2021/Dokpri
Imunisasi adalah proses untuk meningkatkan imunitas/kekebalan tubuh,Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke tubuh manusia dengan tujuan untuk mendapatkan efek kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah patogen yang dilemahkan/diinaktifkan, yang dibuat dengan teknologi khusus, untuk menstimulasi sistim imun memproduksi antibody

Saat ini banyak teknologi/platform baru untuk membuat vaksin, misalnya dengan mRNA, viral vector, sub unit protein, dll.

BAGAIMANA CARA KERJA VAKSIN? Dijelaskan untuk Memicu sel-sel imun tubuh menghasilkan. antibody terhadap virus COVID (SARSCoV-2), Antibody akan bertahan dalam beberapa waktu tertentu, sehingga ketika seseorang terpapar virus, tubuhnya telah siap melawan dan mengeliminasi virus yang masuk,.Jika pun tetap terinfeksi COVID, maka jumlah virus yang bereplikasi tidak terlalu banyak dan gejala lebih ringan. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES2020 TENTANG,PENETAPAN JENIS VAKSIN UNTUK PELAKSANAAN VAKSINASI CORONA VIRUS (COVID-19),Menetapkan : jenis vaksin (COVID-19) yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, Chinn National Pharmaneucal GT***R Corporation (Sinopharm}, Moderna, Pfizer Inc. ond BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.,sebagai jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.

Sebagai update info vaksin baru dari PT Bio Farma Tanggal 16 Februari 2021 Badan Pengawas Obat- obatan dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) pada vaksin Sinovac yang diproduksi sendiri PT Bio Farma. Vaksin ini akan menggunakan nama Vaksin COVID-19.

Vaksin Covid-19 berbentuk vial 5ml berisi 10 dosis vaksin per vial dari virus inaktiviasi. Lalu diberi pada dus berisi 10 vial yang stabil disimpan dalam suhu 2-8 derajat celcius

Sementara itu dijelaskan, Efek samping (kejadian ikutan pasca imunisasi/KIPI) pada vaksinasi COVID-19 bersifat individual dan bervariasi antar orang

Pengatasannya disesuaikan dengan kondisinya, dan sebagian besar tidak memerlukan terapi lain atau tindakan medik, dan akan hilang dalam waktu singkat (1-2 hari)

Contoh tindakan yang bisa dilakukan :

Kompres dingin pada bagian yg bengkak atau sakit akibat suntikan, Beristirahat jika merasa lelah (fatigue) atau mengantuk. Jangan mengendarai kendaraan atau menjalankan mesin jika rasa mengantuk cukup mengganggu

Selanjutnya,jika terpapar virus dalam kurang dari 28 hari setelah vaksin, maka antibody belum terbentuk optimal kekebalan belum terjadi,Kalaupun antibody sudah terbentuk, respon setiap orang dalam pembentukan antibody bersifat individual (bervariasi) mungkin jumlah antibody yang terbentuk sedikit, Walaupun antibody sudah terbentuk, virus yang memapar banyak sehingga antibody yang ada tidak bisa memproteksi secara maksimal.Dengan catatan yang divaksin umumnya gejala COVIDnya lebih ringan (jika terinfeksi) karena bagaimanapun sudah terbentuk antibody,membantu mengeliminasi virus,tetap harus mematuhi protokol kesehatan

Menurut Prof. Zullies, Lalu apa yang harus diinformasikan kepada petugas ketika anda akan divaksin ?

1.Memiliki alergi, termasuk alergi terhadap Coronavac atau bahan lainnya yang terkandung dalam vaksin CoronaVac,Sedang mengalami demam tinggi,Memiliki penyakit akut dan/atau serangan akut penyakit kronik. Jika terdapat kondisi ini, vaksinasi ditunda.

2.Memiliki gangguan koagulasi/perdarahan atau thrombocytopenia. Diduga atau terkonfirmasi mengalami imunodefisiensi atau sedang menggunakan terapi imunosupresif seperti immunoglobulin IV, produk darah, kortikosteroid jangka panjang, karena dapat menurunkan efek khasiat dari vaksin.

3.Memiliki epilepsy atau gangguan saraf lainnya yang tidak terkontrol, seperti penyakit Guillain-Barre Syndrome.

4.Memiliki penyakit autoimun

Menurutnya,tujuan jangka panjang VAKSINASI COVID-19 dijelaskan :

1.Menurunkan kesakitan & kematian akibat Covid-19, 2. Mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) untuk mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat, 3. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh,4. Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi.

Dalam penutupannya ,professor Zullies ,meyimpulkan Vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar kita untuk mengakhiri pandemic COVID di Indonesia Semua vaksin yang akan digunakan di Indonesia akan dievaluasi terlebih dahulu oleh BPOM.terkait efikasi dan keamanan, dan oleh MUI untuk kehalalannya. Negara sudah berikhtiar memberikan vaksinasi COVID secara gratis, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Yang penting aman dulu, efektivitas bisa ditingkatkan dengan tetap menjaga protokol Kesehatan (pakai masker, jaga jarak, jauhi kerumunan, rajin cuci tangan).

Antusiasme peserta dalam mengikuti webinar ditunjukkan dengan berbagai pertanyaan yang muncul pada sesi tanya jawab yang dipandu oleh dr.Ary Nahdiyani Amalia ,dosen dan sekaligus Puket II STIKes Ibnu Sina Ajibarang .

(Gung-B)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun