Secara khusus Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun menyatakan bahwa kantong plastik atau kresek ini merupakan hasil daur ulang plastik. BPOM menuliskan: “Plastik daur ulang tersebut umumnya berasal dari limbah wadah bekas produk pangan, bahan kimia, pestisida, kotoran hewan atau manusia, dan lainnya. Dalam proses pembuatan juga menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.” Karena plastik punya zat berbahaya, zat itu dapat berpindah pada makanan yang disimpan di dalamnya, khususnya makanan panas termasuk juga pada daging. Jika daging telah terkontaminasi timbal dari kantong plastik dan dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan dapat menimbulkan kanker.
Dijelaskan, Jenis plastik yang aman untuk digunakan makanan yaitu HDPE, LDFE, Polietilen Tereftalat (PET), dan Polipropilen (PP). Karena kantong plastik tidak baik untuk kesehatan, lebih baik menggunakan pembungkus yang ramah lingkungan seperti daun pisang, daun talas, besek yang terbuat dari rotan, besek daun kelapa, besek daun pandan dan lainnya.
Selain itu ,Peneliti Bioplastik Muhammad Ghozali, MT dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Kimia mengatakan, dalam pelentur plastik terdapat zat karsinogen yang merupakan zat pemicu kanker.seperti yang dilansir detikhealt ,Jumat, 09 Agu 2019 .
Lebih lanjut semua kresek apapun warnanya memiliki zat pelentur agar bisa elastis. Tapi kenapa kresek hitam lebih berbahaya dibanding kresek warna lainnya alasannya menurnya "Sebenarnya plastik itu warnanya bening dari awal. Kresek hitam ini sudah mengalami 4 sampai 5 recycle. Makanya warnanya jadi hitam, kasar-kasar dan baunya busuk," kata Ghozali. Ia juga menambahkan, kantong kresek hitam biasanya berbahan HDPE (High Density Polyethylene) yang memang tidak dianjurkan untuk bersentuhan langsung dengan makanan. Karena ditakutkan ada migrasi zat-zat berbahaya dari kresek hitam ke daging kurban.
Selain berbahaya untuk kesehatan, nantinya plastik bekas daging kurban ini akan sulit terurai di tanah, bisa sampai puluhan bahkan ratusan tahun, dan bisa menyebabkan banjir.
Selain itu, Masyarakat dihimbau agar tidak memasukkan daging kurban ke dalam kantong kresek hitam. Hal tersebut tak lain karena kantong kresek hitam mengandung zat pewarna yang mengandung zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker bila termakan bersama daging kurban. “Kami himbau masyarakat menggunakan kantong kresek putih atau tranparan,” tutur Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Yusuf Ridwan.Terkait hal ini, BPOM menjelaskan bahwa kantong plastik jenis ini, biasanya diperoleh dari proses daur ulang, yang tidak diketahui apakah bahan plastik tersebut bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran manusia dan hewan, atau limbah logam berat.Andai kata bahan plastik tersebut tidak terbuat dari bahan-bahan limbah, namun tetap saja berbahaya sebab proses daur ulang tersebut juga melibatkan bahan-bahan kimia berbahaya, seperti dilansir dari metro.news.viva.co.id.
Maka yang paling penting diperhatikan ialah bahaya Kantong kresek hitam untuk Bungkus daging qurban, kita sangat miris rasanya jika hari gini masih ada yang tidak peduli bahaya plastik hitam ini. sehingga tetap menggunakan kantong plastik hitam sebagai tempat makanan. Padahal , kantong plastik hitam itu merupakan daur ulang dari plastik-plastik yang sudah tidak terpakai. Apalagi kegunaan utama dari kresek hitam ini juga lebih diperuntukkan sebagai tempat sampah bukan untuk makanan.inilah kekeliruan kita,yang tidak disadari. Jika makanan atau daging kurban ada di dalam kresek hitam itu maka zat kimia akan menempel di makanan maka tidak tertutup kemungkinan dalam jangka panjang akan menjadi penyebab kanker.
Maka solusi aman ialah dengan menggunakan bungkus dari Daun,jati,pisang, dll. Atau dengan menggunakan besek,piti dll. yang ramah lingkungan.
( Gung )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H