[caption caption="Sketsa , CNN"][/caption]Saat genderang pilkada DKI sudah bertalu, isu apapun di masyarakat DKI akan menjadi momok yang bermakna startegis. Ya semua akan bermakna, karena semua potensial problem akan bicara baik menjadi sekedar hipotesa,ataupun menjadi olahan riset survey yang berbobot ataupun sekedar menjadi bumbu penguat dari keresahan masyarakat yang diperkuat oleh insiden. Tapi semua akan menjadi gaung istilah Syahrini akan menggema “ Cetar membahana ke alam semesta”, tidak heran fenomena penertiban Kalijodo begitu cepat menasional,bisa menutupi problem besar yang lainnya. Diantaranya isu penghapusan Busway yang digemakan oleh Ahmad Dani yang juga Balon DKI 1, banjir, air PAM, kini yang paling hot adalah penertiban Kali jodo.yang digemakan oleh sang petahana Basuki Cahaya Purnama dan belakangan juga diusung juga oleh si wanita Emas Mischa Hasnaeni Moein, kandidat Gubernur dari kelompok pengsusaha.
Bicara soal Kalijodo tampaknya akan lebih seru yang menurut pandanganya Seperti yang dilaporkan detikcom,Soal prostitusi di tempat itu, politikus berlatar belakang pengusaha ini punya visi untuk memindahkan tempat hiburan Kalijodo ke Kepulauan Seribu. Bahkan Hasnaeni berjanji untuk membangun Singapura mini di Kepulauan Seribu. "Ya kita akan legalkan nanti prostitusi, tapi itu di pulau," tuturnya.
Jika dicermati, di antara isu di DKI barangkali yang paling startegis hanyalah penertiban Kalijodo maka beberapa petarung yang berminat merebutkan kursi DKI 1 akan lebih tertarik mengemasnya. Kenapa demikian penting? Alasannya isu ini merupakan isu marketable yang urgent di masyarakat DKI jika melihat selera warga pemilih pasti menginginkan kompleks prostitusi ini ditertibkan alias ditutup jika isu ini dibiarkan tentu sangat tidak bijaksana bisa menurunkan pamor pencalonannya karena tidak kritis, tidak peduli ancaman moral bagi warganya.
Faktor politis yang lain adalah aksi penertiban Kalijodo pasti akan mendapat dukungan mayoritas suara pemilih muslim.Berarti proses mendulang suara akan lebih sukses. Bagaimanapun kepandaian memilih topic isu sentral di masyarakat DKI pasti akan mendulang suara. Karena para pemilih DKI adalah warga masyrakat yang kritis rasional tidak lagi terkooptasi oleh kepentingan apapun. Ada hal yang menarik yang ingin saya katakan di sini, jika penertiban Kalijodo ini betul betul dijadikan komoditas politik oleh siapapun bisa diperkirakan akan meningkatkan daya minat yang serius khususunya para pemilih mayoritas yang mengharapkan ditutupnya kompleks prostitusi ini.
Khusus kita menyoroti seputar isu penertiban kompleks Prostitusi Kali Jodo ini kita tidak ambil pusing apakah ini akan dipakai sebagai komoditas politik atau tidak bagi warga DKI yang penting adalah bagaimana realitanya. Jika memang programnya bisa menjaga moral generasi muda DKI tentu akan didukung. Hanya mungkin sebagian masyarakat DKI akan mengatakan kenapa ini tidak dari dulu, sampai harus FPI yang bertindak? sementara itu tindakan main hakim sendiri apapun masalahnya tetap tidak dibenarkan karena negara ini memiliki aparat resmi yang menangani kenapa bertindak sendiri? nah mengantisipasi semua ekses negatif ini sangat pantas jika penertiban kalijodo menjadi isu penting diusung oleh para kandidat DKI 1 besok.
Namun demikian tetap kita mengapresiasi jika penertiban ini betul dilaksanakan lebih baik terlambat dari pada tetap dibiarkan. Selain itu, jika ini betul betul dilakukan maka setidaknya aspirasi warga DKI tentang ancaman pencemaran moral dari sejak dibukanya prostitusi ini akan terwakili sudah dengan demikian perisitiwa penggerebekan Kalijodo oleh FPI yang pernah terjadi tidak akan terulang kembali. Bagaimanapun aspirasi warga berkaitan dengan moral adalah merupakan isu strategis. Siapa yang bijak akan mengambil sikap, bukan sekadar komoditas politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H