Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KH Hasib Wahab, Putra Pendiri NU: Pelaku Bom Thamrin itu Mati Sangit (Bukan Syahid)

17 Januari 2016   14:34 Diperbarui: 17 Januari 2016   15:01 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="KH Hasib Wahab, putra pendiri Nahdlatul Ulama, KH Wahab Chasbullah (VIVA.co.id/Nur FaishalNur Faishal "][/caption]Gegap gempitanya berita pasca pengeboman di Kawasan MH Tamrin yang baru lalu , nuansanya masih cukup terasa. Tragedi kebiadaban ini betul betul terasa menohok segenap perasaan segenap bangsa. Hampir semua kalangan akan tersentuh hati dan merasa dongkol menyaksikan tragedi kemanusiaan ini apalagi bagi para kalangan ulama sebagai penjaga ahklak bangsa akan lebih merasakan keprihatianannya yang sangat mendalam. Maka sangat mengutuk kejadian ini,karena tindakan biadab sangat tidak sesuai dengan ajaran islam yang mengutamakan kasih sayang .

Menurut KH Hasib Wahab, putra salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Wahab Chasbullah, sampai menyebut bahwa pelaku bom bunuh diri di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, matinya para teroris itu adalah mati sangit, bukan syahid. Sebab, tindakan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam. "Pelaku teror bom bunuh diri di Jakarta itu menurut saya mati sangit, tidak mati syahid.

Lawannya tidak ada kok ngebom. Itu sasarannya bukan musuh Islam," kata Mbah Hasib, begitu sapaannya, usai mengikuti doa dan salawat bersama untuk Indonesia, di kantor Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, Surabaya, Sabtu malam, Viva Co Id ,16 Januari 2016. Maka Salah satu Ketua Pengurus Besar NU itu mengecam keras tindakan teror yang dilakukan pelaku terduga ISIS tersebut. "Islam itu mengajarkan perdamaian, rahmatan lil alamin, bukan kekerasan.

Kalau melakukan bom bunuh diri, itu namanya mati konyol," tandas pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, itu. Semangat generasi muda Islam harus lebih membumi, mengindonesia supaya bisa memupuk semangat kebangsaan. Sehingga gemar cinta tanah air ini akan menciptakan jiwa nasional yang berakar dan berurat. Akan lebih mencintai bangsa sendiri,bagaimanapun cinta tanah air adalah sebagian dari iman.

Dengan ini maka pemuda kita tidak akan terperosok terpengaruh budaya kekerasan,tindakan destruktif yang bertentangan dengan ajaran agama . Justru dengan iman ini kita akan ikut merawat kelestarian bangsa. 

Dengan pribadi yang kuat kita bisa menolak tegas propaganda mafia asing ajaran teroris yang menyesatkan karena bertentangan dengan kemanusian dan misi Islam yaitu salamah mensejahterakan menyelamatkan serta Rohmatan lil ‘alamien memberi rahmat kepada seluruh alam semesta. Menurutnya ,berbagai upaya untuk menumbuhkan semangat kebangsaan ,Mbah Hasib menjelaskan, yang diperlukan saat ini kembali menumbuhkan dan menguatkan semangat kebangsaan di tengah-tengah masyarakat muslim.Hal itu bisa dilakukan dari berbagai cara, salah satunya melalui kesenian tradisional, seperti seni Hadrah.

"Dan kesenian Hadrah di Izhari NU tidak hanya bersalawat saja. Sejarahnya Izhari dibentuk dalam rangka menumbuhkan semangat kebangsaan warga NU, untuk utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Mbah Hasib.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun