Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama featured

Membaca Fenomena Sosial yang Mencekam dari Arus Mudik

22 Juli 2015   22:52 Diperbarui: 30 Juni 2016   14:06 6707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Pendidikan langsung bagi para keluarga pemudik

Pemudik yang yang berhasil mengadu untung hidup diIbukota akan menjadi contoh yang baik dan panutan bagi para anggota keluarga yang ditinggalkan dikampungnya setidaknya para calon pekerja migran, yang akan menyusul bekerja merantau di Ibu kota. Sering secara tidak langsung para pemudik ini mendidik tentang kiat kiatnya supaya bisa sukses mengadu untung dan menaklukan ganasnya Ibu kota. 

Nah yang paling terasa ialah pemudik ini juga menjamin kelangsungan pendidikan keluarganya yang ditinggalkannya sebai bukti sikap kepeduliannya dan menunjukkan kesuksesannya menjadi pekerja di Ibukota. Maka caranya sangat positif dengan langsung tanggap memberikan solusi jika mengalami kesulitan biaya pendidikan. Misalnya dengan memberikan beasiswa, biaya pendidikan, biaya sekolah bagi para anggota keluarga, sanak famili, keluarga besarnya.

Sementara dampak negatif yang sering muncul antara lain:

1. Budaya negatif Ibukota terbawa ke kampung

Mudik adalah pulang kampung nah bagi para pemudik yang mestinya tetap diingat adalah norma yang biasa berlaku dikampung akan tetap berlaku dan tidak berubah meskipun lama sudah ditinggalkan. Sedang kebiasan yang dilakukan di Ibukota sangat berbeda dari asalnya dikampung. Ada kebiasan buruk yang menjadi tradisi negatif yakni pola pergaulan bebas,sikap berpakaian yang kurang nomatif dll. 

Apa yang sering terjadi, adalah kebiasaan masa bodoh, justru akan merasa dikampungnya sendiri sehingga menjadikan mereka berbuat sesuka hati. Namun  kebiasaan ini dilakukan hanya sebatas mereka yang kurang sadar lingkungan, kurangnya tingkat pendidikan dan wawasan religius yang bersangkutan.

2.Efek negatif dari kebiasaan Buruk pekerja migran Ibukota

Salah satu budaya jelek yang terkadang bisa kita temukan di pekerja di migran di Ibukota misalnya kebiasaan ngumpul bareng untuk menghilangkan segala problema hidup di ibukota. Jika para pekerja ini ngumpul jadi satu kelompok maka yang akan dilakukan biasanya ada selipan minuman keras sebagai penghangat keakraban diantara mereka, meskipun ini tidak selalu terjadi. 

Nah sayangnya kebiasaan buruk ini terkadang terbawa saat kumpul dikampung dengan mengajak kawan kawan di kampung untuk menikmati munuman keras bersama sama. Maka sulit bagi kita mengatakan ini sebagai sesuatu yang negatif karena ternyata mereka yang telah sukses ini juga melakukan hal yang sama.

3.Budaya Negatif dekadensi moral yang sulit dicegah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun